SOLOPOS.COM - Peserta Kontes Sapi Tunggang berjalan untuk dinilai dewan juri dalam acara Bulan Bakti Peternakan di Boyolali, Selasa (10/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Layaknya model yang sedang memeragakan busana di acara fashion show, 20 ekor sapi berukuran besar berjalan di runway jalanan depan kantor Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali hingga Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Selasa (10/10/2023).

Masing-masing sapi juga ditunggangi satu orang. Saat mereka berjalan, ratusan pengunjung acara Bulan Bakti Peternakan di lokasi menyambut dengan tepukan meriah. Mereka juga mengeluarkan kamera handphone untuk mengabadikan momen sapi yang sedang fashion show tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hewan-hewan itu mengikuti Kontes Sapi Tunggang yang digelar Disnakkan Boyolali dalam agenda Bulan Bakti Peternakan di Kota Susu. Sebelumnya, mereka berkumpul di jalanan menuju kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Setelah Bupati Boyolali, M Said Hidayat, beserta rombongan datang, sapi-sapi di belakang mereka mengikuti. Beberapa ekor sapi yang berlenggok-lenggok layaknya model fashion show di Boyolali itu berjenis PO (Peranakan Ongole), Simental, dan Brahman.

Salah satu anggota dewan juri dari Paguyuban Inseminator Boyolali, Sugiarto, mengatakan ada beberapa aspek yang dinilai pada kontes tersebut seperti keserasian, kejinakan, bentuk tubuhnya, kaki, kepala, dan proporsional tubuh, warna kulit sesuai ras, berat sesuai keterangan pemilik, dan kesehatan.

“Bentuk tubuh yang kami nilai dari sapi itu misal kepala, badan, dan punggung harus lurus, tegap. Kemudian matanya bersih, beberapa di antaranya itu,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Ia menjelaskan para peserta Kontes Sapi Tunggang berasal dari Kabupaten Boyolali. Sugiarto menyampaikan sebenarnya peminat lomba sapi tunggang sangat banyak, akan tetapi memang terdapat pembatasan.

Beberapa peserta kontes sapi tunggang antara lain berasal dari Musuk, Andong, Cepogo, Mojosongo, Teras, dan berbagai daerah di Boyolali. Sugiarto mengatakan Paguyuban Inseminator Boyolali dimintai tolong Disnakkan Boyolali untuk melakukan verifikasi kesehatan sapi yang mengikuti kontes ala fashion show itu.

“Jadi sapi-sapi yang diambil itu yang sehat, yang memang pantas untuk kontes, itu nanti teman-teman dari inseminator yang melakukan verifikasi,” kata dia.

Sapi Diberi Jamu Ramuan Khusus

Lebih lanjut, Sugiarto menjelaskan pada Kontes Sapi Tunggang tersebut akan diambil tiga juara. Juara I mendapatkan hadiah Rp2 juta, juara II Rp1,75 juta, dan juara III Rp1,25 juta. Selain itu, seluruh peserta mendapatkan piagam dan uang pengganti transportasi masing-masing Rp250.000.

Salah satu peserta asal Dukuh Semaran, Jurug, Mojosongo, Boyolali, Marmin, mengungkapkan dalam kegiatan tersebut ia membawa dua sapi untuk bertanding. Dua-duanya jenis PO dengan berat masing-masing lebih dari 900 kilogram dan 550 kilogram.

Sapi seberat lebih dari 900 kilogram tersebut ia beri nama Kresa. Lalu, sapi PO anakan dengan berat 550 kilogram ia beri nama Gatotkaca. Sapi-sapi tersebut ia pelihara sejak masih berupa bakalan.

“Persiapannya yang disiapkan tentu kesehatan. Sebulan ini sudah diajak jalan-jalan biar mereka happy. Sebenarnya jalan-jalan itu rutin, hanya saja sebulan ini lebih sering,” kata dia.

Selain itu, ia juga memberikan jamu ramuan khusus kepada sapi-sapinya. Ia juga memberi makan dengan rumputan hijau dan comboran. Ia juga selalu menjaga kebersihan kandang agar sapi-sapinya selalu sehat.

“Sapi-sapi saya ini bebas PMK dan antraks, jadi memang sehat sekali mereka. Walaupun begitu, saya tidak berharap menang, yang penting turut berpartisipasi dan memberikan yang terbaik,” kata dia.

Sementara itu, Bupati Said mengaku senang dan bangga dengan adanya parade sapi tunggangan dalam acara Bulan Bakti Peternakan. Ia mengatakan dengan hadirnya sapi tunggangan yang mayoritas berjenis sapi pedaging, bukan sekadar berbicara tentang ketahanan pangan, tetapi juga dari sisi wisata.

“Maka hal ini harus kami dorong dan dukung. Jadi keberadaan sapi tunggangan dalam upaya memberikan dukungan dari sisi kepariwisataan di Boyolali. Saya kira itu tidak salah untuk dikembangkan, agar bisa menjadi daya tarik dan destinasi sendiri,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya