SOLOPOS.COM - Area Taman Puncak di objek wisata Goa Resi Desa Conto, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Minggu (5/6/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com Stories

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri sejauh ini baru memiliki enam desa wisata. Masing-masing dari enam desa wisata itu memiliki keunikan dan keunggulan sesuai potensi desa baik potensi alam maupun budaya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dibandingkan dengan daerah lain seperti Klaten yang memiliki 35 desa wisata dan Boyolali yang memiliki 47 desa wisata, jumlah desa wisata di Wonogiri itu terbilang sedikit.

Hal itu salah satunya karena persyaratan ketat dan banyaknya kriteria yang diterapkan Dinas Pemuda Olahraga dan Olahraga (Disporapar) Wonogiri untuk menetapkan desa wisata. Dinas tersebut membatasi penetapan desa wisata, yakni hanya yang benar-benar memiliki keunggulan dan keunikan dibanding desa lain. 

Kepala Seksi Pariwisata Disporapar Wonogiri, Panggah Triasmara, mengatakan meskipun jumlahnya sedikit setiap desa wisata di Wonogiri memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing. Antara satu desa wisata dengan desa wisata lain tidak diperkenankan memiliki paket yang sama untuk ditawarkan kepada wisatawan.

Dia menyebutkan enam desa wisata di Wonogiri meliputi Desa Conto di Kecamatan Bulukerto, Desa Sendang di Kecamatan Wonogiri, Desa Kepuhsari di Kecamatan Manyaran. Kemudian Desa Karanglor di Kecamatan Manyaran, Desa Sumberejo di Kecamatan Batuwarno, dan Desa Paranggupito di Kecamatan Paranggupito. 

Menurut Panggah, ada empat tingkatan kelas dalam desa wisata sesuai panduan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Empat tingkatan itu yakni rintisan, berkembang, maju, dan mandiri.

Di Wonogiri hanya ada tiga desa yang berstatus desa wisata berkembang yakni Desa Conto, Desa Karanglor, dan Desa Kepuhsari. Sisanya masih kategori desa wisata rintisan. 

Klasifikasi Desa Wisata

Mengutip Buku Membangun Desa yang diunduh Solopos.com dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, desa wisata kategori rintisan memiliki kriteria punya potensi yang bisa dikembangkan untuk jadi destinasi wisata. Namun, pengembangan sarana dan prasarana masih terbatas, kunjungan wisatawan belum ada atau masih sedikit dan berasal dari masyarakat sekitar.

watu cenik wonogiri prakiraan cuaca desa wisata wonogiri
Objek wisata Watu Cenik di Dusun Prampelan, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Kemudian kesadaran masyarakat pada desa wisata rintisan ini terhadap potensi wisata belum tumbuh. Perlu pendampingan dari pihak terkait baik pemerintah maupun swasta.

Desa wisata berkembang memiliki kriteria sudah mulai dikenal dan didatangi pengunjung dari masyarakat sekitar dan luar daerah, sudah ada pengembangan sarana prasarana dan fasilitas wisata. Kemudian sudah tercipta lapangan pekerjaan dan aktivitas ekonomi bagi masyarakat.

“Tidak mudah suatu desa ditetapkan menjadi desa wisata. Desa itu harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan,” kata Panggah saat ditemui Solopos.com di Kantor Disporapar Wonogiri, Kamis (21/9/2023).

Syarat itu antara lain desa tersebut harus memiliki daya tarik wisata, akomodasi, dan paket wisata. Yang tidak kalah penting adalah ada sumber daya manusia (SDM) pengelola, baik dari Badan Usaha Milik (BUM) Desa, kelompok sadar wisata (pokdarwis), atau kelompok masyarakat lain di desa yang berbadan hukum. 

Panggah menyebut ketika desa sudah memiliki hal itu, bukan berarti langsung ditetapkan sebagai desa wisata. Pemerintah daerah bakal menilai syarat-syarat itu. “Jadi ada skoringnya. Indikatornya macam-macam, termasuk keaktifan pengelola dan keunikan paket yang ditawarkan,” ujar dia.

Dia melanjutkan pembentukan desa wisata tidak selalu dengan membangun objek wisata atau destinasi wisata buatan. Mereka hanya perlu menawarkan budaya atau tradisi desa masing-masing yang unik. Bahkan pembentukan desa wisata itu tidak perlu modal ekonomi besar jika modal sosial yang dimiliki sudah solid dan kuat. 

Desa Bisa Gabungkan Keunggulan Wisata

Panggah menyampaikan sebenarnya banyak desa di Wonogiri yang ingin menjadi desa wisata tetapi pemerintah daerah membatasi satu kecamatan cukup satu atau dua desa wisata.

wisata kampung wayang wonogiri desa
Tugu Kampung Wayang yang berada di pinggir jalan menuju Kampung Wayang di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Wonogiri, Kamis (24/2/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Alasannya, jika banyak desa wisata tetapi tidak ada keunikan yang ditawarkan dari masing-masing desa itu, ekosistem desa wisata di Wonogiri menjadi tidak sehat. 

“Kalau bisa malah ada kemitraan dengan desa lain, itu enggak apa-apa. Misalnya desa A yang ditetapkan sebagai desa wisata, tetapi desa B memiliki potensi budaya yang unik, ya sudah, desa B dilibatkan dalam ekosistem desa wisata desa A. Itu boleh. Jadi enggak setiap desa harus jadi desa wisata,” jelas Panggah.

Sementara itu, sambung dia, enam desa wisata yang saat ini sudah ditetapkan memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Dengan begitu, wisatawan yang akan berkunjung ke desa wisata di Wonogiri bisa memilih desa wisata mana yang kira-kira cocok seusai kebutuhan. 

Kepala Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, menjelaskan desa wisata Sendang memiliki objek wisata yaitu Watu Cenik dan Puncak Joglo yang menawarkan panorama bentang alam Wonogiri. Desa ini juga menjadi spot Tandem Paralayang di Puncak Joglo.

Sejumlah atraksi budaya seperti karawitan, kethek ogleng, dan tradisi lain pun dimiliki desa yang tepat berhadapan langsung dengan objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.

Sukamto mengatakan akan mengintegrasikan desa wisata Sendang dengan objek wisata WGM. Mereka yang naik paralayang akan turun di lapangan WGM kemudian berlanjut menaiki perahu atau speedboat di perairan WGM.

Paket Wisata Tak Hanya Andalkan Alam

“Tetapi karena saat ini objek wisata WGM sedang direvitalisasi, jadi realisasinya tunggu itu selesai dulu,” kata Sukamto. 

Lain lagi dengan desa wisata Kepuhsari di Manyaran yang lebih banyak menawarkan atraksi budaya tradisional, yaitu menatah dan menyungging wayang kulit. Hal itu sesuai julukan Desa Kepuhsari sebagai kampung wayang.



Objek Wisata Wonogiri desa
Pengunjung berwisata di Umbul Nogo, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Minggu (1/11/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Informasi yang dihimpun Solopos.com, desa itu menjadi sentra perajin wayang sejak zaman dulu. Sementara itu, Ketua Pokdarwis Paranggupito, Agus Kurniawan, menyatakan selain menawarkan objek wisata Pantai Sembukan, Paranggupito juga unggul dalam atraksi budaya tradisional.

Dalam paket wisata yang ditawarkan, ada beberapa atraksi budaya antara lain wisata edukasi dan rekreasi soal jarang kepang, pembuatan gula Jawa, dan karawitan. “Yang kami tonjolkan malah justru budayanya karena di sini masih sangat kental budaya tradisional Jawa,” ujarnya. 

Sementara itu desa wisata Conto juga lebih banyak menawarkan paket-paket wisata yang menonjolkan atraksi budaya dan wisata edukasi di samping keindahan alam yang memukau.

Ketua Pokdarwis Desa Conto, Asef Ardianto, membeberkan beberapa contoh wisata edukasi dan budaya itu antara lain mengolah teh atau kopi, berkebun, membatik, menanam padi, dan membuat kerajinan tangan dari akar wangi. 

“Jadi walaupun kami punya Goa Resi dan [kolam renang] Soko Langit, tetapi yang kami tawarkan banyak atraksi budaya yang sesuai dengan kondisi masyarakat kami di pegunungan,” kata Asef.

Punya Nilai Tambah

Di sisi lain, Desa Sumberejo, berdasarkan informasi di laman kemenparekraf.go.id, memiliki beberapa daya tarik wisata alam yang sangat potensial. Di desa itu ada Telaga Wono dan Gua Kampret. Selain itu desa wisata di Batuwarno ini memiliki atraksi wisata susur sungai.

“Potensi sumber daya alam di Sumberejo menjadi daya tarik wisata berupa kekayaan alam, secara umum belum dimanfaatkan secara optimal. Guna mendapatkan nilai tambah yang besar, potensi objek dan daya tarik wisata perlu digali, lindungi, dan dimanfaatkan secara berdaya dan berhasil guna secara terpadu,” tulis keterangan pada profil desa wisata Sumberejo di laman kemenparekraf.go.id.

Terakhir desa wisata Karanglor, Manyaran, berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, juga memiliki potensi wisata alam yang menjadi keunikan dan keunggulan dibandingkan desa wisata lain.

Umbul Nogo yang dikelilingi pohon rindang menawarkan suasana sejuk dan asri. Satu kolam terbesar terletak di tengah-tengah objek wisata berisi berbagai jenis ikan dari nila hingga lele.

Di kolam ini, pengunjung tidak diizinkan berenang walaupun kedalamannya hanya sekitar 1,5 hingga 2 meter. Tidak hanya kolam ikan, di Umbul Nogo juga terdapat kolam anak yang dapat dipakai untuk berenang.

Selain itu, terdapat juga sebuah kolam yang di salah satu bagiannya terbuat dari kaca. Dari situ, pengunjung dapat melihat dengan jelas ikan-ikan yang berenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya