Soloraya
Jumat, 23 Februari 2024 - 20:13 WIB

Beras Mahal, Pemkab Karanganyar Inisiasi Gerakan Kenyang Tanpa Nasi 

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menyerahkan bantuan beras dari Bulog kepada warga penerima pada Selasa (30/1/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Gerakan Kenyang Tanpa Nasi digodok Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Karanganyar. Gerakan ini muncul untuk mengendalikan laju inflasi di daerah dampak kenaikan harga beras di pasaran.

Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, mengatakan program Kenyang Tanpa Nasi merupakan antisipasi seiring meningkatnya kebutuhan dan kenaikan harga beras. Dari data Pemkab Karanganyar, saat ini harga beras sudah tembus Rp15.000 per kilogram.

Advertisement

“Ini upaya Pemkab Karanganyar memberikan alternatif produk bahan panganan seperti singkong jalaktowo maupun produk lain,” katanya, Jumat (23/2/2024).

Dia mengajak masyarakat mengganti konsumsi beras dengan produk olahan nonberas seperti umbi-umbian. Selain itu juga bisa makan makanan olahan pangan lokal seperti tiwul, getuk dan lain sebagainya. Selama ini konsumsi pangan warga Karanganyar masih didominasi nasi.

“Saya mengajak semua masyarakat agar tidak mengandalkan beras untuk konsumsi pangan, tapi produk olahan nonberas,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, tingkat konsumsi makanan olahan nonberas masih tergolong rendah. Pemkab kini tengah berupaya penuh untuk menggalakkan budaya makan makanan tradisional dari bahan nonberas. Program ini sebagai salah satu upaya pengendalian inflasi yang dipicu dari tingkat konsumsi dan harga beras yang tinggi.

Timotius menggandeng berbagai pihak terkait seperti Bulog maupun BUMD untuk melakukan stabilisasi harga dengan menggelar gerakan pangan murah. Gerakan pasar murah ini masif digelar di Karanganyar hingga Ramadan nanti.

Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Karanganyar, Sri Asih Handayani, mengatakan TPID menggodok program Kenyang Tanpa Nasi agar masyarakat tak hanya menjadikan beras sebagai pangan utamanya. Sehingga tingkat konsumsi masyarakat daerah terhadap beras menurun. Kemudian kelebihan produksi di Karanganyar dapat dijual ke daerah lain.

Advertisement

“Kami segera menyusun roadmap untuk penerapan program Kenyang Tanpa Nasi. Dalam Program itu, juga akan melibatkan ASN, BUMD dan UMKM di Karanganyar,” katanya.

Dikatakannya, banyak faktor yang mempengaruhi angka inflasi suatu daerah, di antaranya harga bahan pokok seperti beras, cabai, maupun bawang putih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif