SOLOPOS.COM - Pengunjung mengamati salah satu bonsai dalam agenda Gelar Bonsai Boyolali III di halaman Kantor Setda Boyolali, Senin (1/7/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar 280 pohon bonsai dipamerkan dalam Gelar Bonsai Boyolali III yang diinisiasi Komunitas Belajar Bonsai Boyolali di halaman Kantor Setda Boyolali selama tujuh hari, Senin-Minggu (1-7/7/2024).

Ratusan pohon bonsai itu pamerkan dan diperjualbelikan dengan harga mulai ratusan ribu rupiah hingga lebih dari Rp200 juta. Ketua Komunitas Belajar Bonsai Boyolali, Sindu Budoyo, menyampaikan setelah sukses dengan Gelar Bonsai I dan II, komunitasnya kembali menggelar bursa bonsai untuk kali ketiga.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Jumlahnya ada 280 pohon, sedangkan jenisnya ada sekitar 12. Ada jenis serut yang endemik, ada bugenvil, asam jawa, geometri, dan masih banyak lagi,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di lokasi acara, Senin.

Dari pantauan Solopos.com, harga termurah ada di angka ratusan ribu rupiah dan termahal mencapai Rp200 juta. Pohon bonsai termahal berjenis Geometri milik warga Penggung, Boyolali. Sindu mengatakan jenis pohon bonsai Geometri bukan endemik di Indonesia melainkan dari negara lain.

Harga bonsai Rp200 juta tergolong mahal. Harga tersebut bisa untuk membeli mobil baru Honda Brio. Sebagai informasi, Honda Brio Satya Tipe S saat ini harganya sekitar Rp167 juta.

Kemudian Brio Satya tipe E harganya Rp182 juta untuk transmisi manual dan Rp198 juta untuk transmisi matic (CVT). Sedangkan Honda Brio tipe RS harga Rp243 juta untuk transmisi manual dan Rp253 juta untuk CVT.

Ia mengatakan harga bonsai bisa mahal karena proses pemeliharaannya tidak bisa instan. Perawatan agar harganya bisa tinggi bisa mencapai puluhan tahun. Beberapa bonsai juga bisa naik harga karena sering ikut berbagai perlombaan dan bisa menjadi jawara.

Mengangkat Potensi UMKM

Mengenai peserta pameran dan bursa jual-beli bonsai di Gelar Bonsai III ini, Sindu mengatakan ada yang dari Boyolali, Solo, Magelang, Sragen, Salatiga, dan daerah sekitar lainnya.

Ia mengungkapkan pada Gelar Bonsai I dan II transaksi rata-rata bonsai sekitar Rp25 juta. Sindu menargetkan transaksi pada tahun ketiga ini bisa meningkat. Ia juga berharap dengan adanya agenda tersebut dapat mengangkat seni bonsai dan memperoleh tempat di masyarakat Boyolali.

Ia mengatakan dalam agenda tersebut juga turut menghadirkan stan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal tersebut untuk mengangkat UMKM di Boyolali.

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Kacangan, Andong, Eny Sugianti, mengagumi berbagai pohon bonsai yang dipamerkan di halaman Setda Boyolali tersebut. Eny mengaku sebagai pencinta bonsai dan di rumahnya ada beberapa bonsai kecil yang dirawat olehnya dan sang suami.

Sebelumnya, Eny belum tahu tentang agenda Komunitas Belajar Bonsai Boyolali tersebut. Akan tetapi, saat akan hendak memperpanjang pajak kendaraan di Samsat Boyolali, ia menyempatkan mampir. “Bonsai saya yang di rumah sekitar ratusan ribu rupiah, yang di sini bagus-bagus, besar-besar, harganya ada yang Rp120 juta sampai Rp200 juta,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya