SOLOPOS.COM - BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri di halte terminal tipe C Wonogiri, Rabu (13/3/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Tingkat keterisian atau load factor Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng trayek Solo-Wonogiri yang mencapai 96% diklaim menjadi yang tertinggi di antara tujuh koridor yang ada di seluruh wilayah Jawa Tengah.

Koordinator konsorsium BRT Trans Jateng, Edi Purwanto, mengatakan tingkat keterisian atau load factor rute Solo-Wonogiri paling tinggi dibandingkan enam koridor BRT Trans Jateng lainnya di Jawa Tengah yaitu mencapai 96%.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat awal beroperasi, layanan ini banyak dimanfaatkan penumpang umum dan pekerja. Tetapi saat ini banyak anak sekolah yang sudah memakai BRT Trans Jateng untuk berangkat dan pulang.

Meski load factor tinggi, Edi mengatakan saat ini konsorsium belum begitu merasakan keuntungan dari penyediaan layanan tersebut. Dia menyampaikan konsorsium berinvestasi puluhan miliar rupiah untuk penyediaan layanan ini.

Konsorsium menghitung break even point (BEP) bisnis layanan transportasi ini baru tercapai sekitar lima atau enam tahun ke depan. Saat ini, konsorsium sudah mulai berkoordinasi dengan Balai Transportasi Jawa Tengah agar tarif menumpang BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri bisa naik.

Hal itu juga agar angkutan umum AKDP lain Solo-Wonogiri bisa bersaing dengan layanan baru tersebut. ”Walaupun tingkat keterisiannya sampai 90%, kami belum akan menambah unit armada bus. Ini biar angkutan AKDP lain bisa tetap berjalan. Kami juga harus memikirkan bus AKDP yang lainnya. Sementara ini begitu,” ucap Edi, Rabu (13/3/2024).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, menerangkan operasional BRT Trans Jateng rute Solo-Wonogiri saat ini sudah semakin mapan. Jadwal keberangkatan dan kedatangan sudah konsisten.

Minat Penumpang Sudah Tinggi dari Awal

Menurutnya, hal itu lah yang membuat sarana transportasi umum itu menjadi andalan masyarakat. Mereka yang memanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bekerja, wisata, dan sekolah.

Mengenai load factor BRT Trans Jateng, pada kesempatan wawancara sebelumnya, Waluyo juga mengatakan sejak diluncurkan, minat masyarakat untuk memanfaatkan layanan BRT sudah tinggi. “Ini dibuktikan data Januari [2024] kemarin itu tingkat keterisian unit itu sudah mencapai 96%,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (5/3/2024).

Bahkan, menurutnya, ketika memasuki hari libur atau akhir pekan Sabtu dan Minggu tingkat keterisian unit BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri mencapai 100%. Namun, dia tidak bisa memastikan data rata-rata jumlah penumpang per hari. “Itu datanya yang pegang balai [Balai Transportasi Jawa Tengah],” kata dia.

Perlu diketahui, BRT Trans Jateng yang melewati Wonogiri-Sukoharjo-Solo itu merupakan koridor ketujuh dari layanan bus tersebut. Waluyo menjelaskan dari ketujuh koridor yang beroperasi, BRT Solo-Wonogiri merupakan yang tertinggi dalam hal load factor.

“Dari tujuh koridor itu bahkan sudah menempati ranking pertama, jadi tingkat keterisiannya dibanding dengan koridor lain kita tertinggi se-Jawa Tengah,” kata dia.

Enam koridor BRT Trans Jateng lainnya yang sudah beroperasi lebih dulu, antara lain Koridor 1 Bawen (Ungaran)-Tawang (Semarang), Koridor 2 Bulupitu (Purwokerto)-Bukateja (Purbalingga).

Kemudian Koridor 3 Bahurekso (Kendal)-Mangkang (Semarang), Koridor 4 Surakarta-Sragen, Koridor 5 Kutoarjo (Purworejo)-Borobudur (Magelang), dan Koridor 6 Halte Penggaron (Semarang)-Terminal Godong (Grobogan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya