Solopos.com, SRAGEN — Setelah tak lagi menjabat, mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen periode 2018-2023, Raras Mulatsih Dwi Kristianti, kini menjadi guru sekolah dasar (SD) di Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Sragen.
Meski begitu semangatnya sebagai aktivis demokrasi di Sragen masih membara. Buktinya, mantan anggota Bawaslu itu rela “turun jabatan” dengan menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) demi bisa menjadi penyelenggara pemilu.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Raras, sapaan akrabnya, menjadi anggota KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 4 Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Sragen. Ia memulai kariernya sebagai penyelenggara pemilu sejak menjadi anggota panitia pengawas kecamatan (panwascam), panitia pemilihan lecamatan (PPK), dan Bawaslu. Menjadi anggota KPPS ini merupakan pengalaman kali pertamanya.
“Setelah ada kesempatan akhirnya tertarik menjadi KPPS. Banyak hal-hal baru yang menarik, terkait teknis pelayanan pemilih sesuai kriteria DPT/DPTb/DPK. Jangan sampai pemilih kehilangan hak pilih di TPS,” ujarnya.
Dia berpendapat menjadi anggota KPPS itu sangat menarik. Menjadi penyelenggara pemilu merupakan passion Raras meski kini ia jadi guru. Pengalaman menjadi anggota Bawaslu sangat bermanfaat baginya untuk menjalankan tugas dengan baik.
“Harapan saya nanti masyarakat menjadi pemilih cerdas, anti-money politics dan teman-teman KPPS maupun PTPS tetap terjaga integritasnya,” harapnya.
Dia bersyukur tidak lolos jadi anggota Bawaslu Sragen periode 2023-2028 karena sekarang ia diterima sebagai guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Ia mengajar di SDN 2 Sono, Mondokan, Sragen.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
