SOLOPOS.COM - KPPS di TPS 07 Plumbungan, Karangmalang, Sragen, mengenakan kostum petani pada hari pencoblosan Pemilu 2024, Rabu (14/2/204). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dari ribuan tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Sragen, ada salah satu TPS yang unik di Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengonsep TPS 07 Kampung Plumbungan, Karangmalang, dengan tema petani dengan harapan bisa menambah daya tarik pemilih untuk datang mencoblos.

Dari tujuh anggota KPPS, tiga di antaranya perempuan dan semuanya merupakan generasi Z dan generasi milenial. Mereka mengenakan caping dengan kostum ala petani. TPS juga dilengkapi dengan atribut petani seperti tanaman jagung, lombok, dan tebu sebagai hiasan. Bahkan beronjong bambu, tumbu, pacul, dan sepeda onthel dipajang di depan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ide kreatif itu didasarkan pada kearifan lokal Kampung Plumbungan yang didominasi para petani. Para petani di kampung inilah yang menginisiasi pelestarian tradisi methil yang mulai pudar di kalangan petani.

“Kami mengenakan kostum petani ini tujuannya supaya dekat dengan pemilih. Kami ingin tidak ada jarak dengan pemilih yang rata-rata petani,” ujar Ketua KPPS 07 Plumbungan, Apriyanto Rusdi Effendi, saat ditemui wartawan, Rabu siang.

Ide untuk pakai kostum petani ini datang spontan, baru muncul Selasa, (13/2/2024) malam. Saat berdiskusi, seluruh anggota KPPS 07 sepakat untuk tampil beda biar tidak monoton. “Ada ide pakai kostum pocong, tetapi ribet kemudian muncul kostum petani,” sambung Apriyanto.

Untungnya tak sulit bagi mereka untuk merealisasikan ide itu karena mereka berangkat dari keluarga petani. Caping pinjam ke petani, tanaman jagung dan tebu tinggal cabut di kebun. Kostumnya pakai seadanya. Apriyanto melihat respons masyarakat juga baik dan mengapresiasi karena tampil beda dan kreatif.

Jemput Suara

Pelayanan pemungutan suara di TPS 07 dimulai pukul 07.30 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB pemilih sudah sepi. KPPS mendapat permintaan untuk jemput suara ke rumah-rumah. Setidaknya ada 10 orang yang mengajukan permohonan pemungutan suara di rumah karena sakit.

Setelah berkoordinasi dengan para saksi, dua anggota KPPS bergerak membawa surat suara untuk  mendatangi 10 pemilih di rumah. Didampingi sejumlah saksi dan pengawas TPS, mereka mendatangi ke rumah-rumah pemilih yang semuanya sudah usia lanjut.

Salah satunya Mbah Trinem, 67, yang hanya bisa duduk di amben sembari menunggui warung kelontongnya. Sudah empat tahun kaki Mbah Trinem sakit. Dia tak bisa kemana-mana, bahkan untuk jalan ke belakang saja harus merambat dinding.

“Saya diminta suami agar bisa menyoblos di rumah. Permintaan itu sudah disampaikan jauh hari saat rapat RT dan disampaikan kepada Ketua RT,” ujarnya.

Anggota KPPS 07 Plumbungan, Supardi, mengatakan semua pemilih mencoblos di rumah kondisinya sakit semua. Ada pemilih yang tidak bisa melihat, lalu bisa dibantu pendamping dari keluarga untuk mencoblos. “Selama jemput suara ini ada saksi dari partai politik yang ikut menyaksikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya