SOLOPOS.COM - Kondisi tembok belakang rumah Suparno di Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Klaten, yang jebol terkenal talut longsor, Rabu (31/1/2024). Foto diambil Kamis (1/2/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Bagi Suparno dan Ngatini, kejadian talut jalan longsor yang menimpa rumah mereka di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Rabu (31/1/2024) sore, menjadi yang kedua dalam waktu hanya berselang setahun.

Setahun lalu, tepatnya pada Kamis (2/2/2023), rumah mereka yang berbatasan dengan Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DIY, juga terkena longsor dari talut yang sama.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Longsornya talut kala itu menimpa dapur dan kandang kambing milik Suparno. Warga menyebut longsor disebabkan limpasan air mengikis tanah dari saluran pembuangan di wilayah Desa Serut yang rusak sebagai dampak kegiatan penambangan di dekat lokasi.

Lantaran tak ada saluran penampungan, air mengalir di jalan dan menggerus tanah di sekitar talut. Derasnya air membuat talut longsor hingga material longsorannya menghantam rumah di bawah talut di wilayah Dukuh Bometen, Gantiwarno, Klaten.

Suparno kala itu menjelaskan talut jalan di dekat rumahnya itu longsor pada Kamis (2/2/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. “Material longsor mengenai dapur dan kandang kambing,” kata Suparno saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (3/2/2023).

Kini, setahun kemudian, tepatnya pada Rabu (31/1/2024) sore, rumah Suparno kembali tertimpa talut longsor. Akibatnya, tembok bagian belakang rumah warga di RT 011/RW 006, Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Klaten, itu jebol.

Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah Gantiwarno. Saat kejadian, istri Suparno, Ngatini, 49, bersama tetangganya sedang memasak di dapur rumah.

“Kan saya waktu itu di dapur. Tahu-tahu mak gubyuk. Terus langsung air [bercampur lumpur] masuk di rumah sampai di kamar dan kasur basah semua. Saya bingung kemudian lari ke tetangga cari bantuan,” kata Ngatini saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (1/2/2024).

Setelah kejadian talut longsor itu, Suparno dan Ngatini bersama dua anak mereka mengungsi ke rumah orang tua Suparno di RT lain Dukuh Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Klaten. Selain keluarga Suparno, keluarga adik Suparno bernama Jumarno yang tinggal bersebelahan juga ikut mengungsi.

Hal itu karena rumah Jumarno berimpitan dengan talut jalan yang kini kondisinya sudah retak. Sisa talut itu dikhawatirkan ambrol jika hujan turun lagi dengan intensitas tinggi. Ngatini mengatakan untuk sementara keluarganya tidur di rumah kerabat saat malam.

Dia belum tahu sampai kapan akan mengungsi di rumah kerabatnya itu. Ngatini mengakui saban kali hujan mengguyur Bometen dan sekitarnya, keluarganya selalu waswas. Apalagi ketika dia dan suaminya bekerja dan yang ada di rumah hanya anak-anaknya. “Setiap hujan anak diminta ke tetangga dulu biar aman,” kata Ngatini.

Ngatini berharap kerusakan rumahnya akibat talut longsor itu segera diperbaiki termasuk kerusakan talut jalan. Selain itu dia meminta saluran air di ruas jalan wilayah Serut dibenahi agar air tak sampai meluap ke jalan dan mengikis talut jalan hingga menyebabkan longsor lagi.

Sementara itu, Suparno membenarkan rumahnya kena longsor lagi hanya berselang setahun dari longsor sebelumnya. Dia meminta agar kerusakan talut itu segera diperbaiki lagi serta saluran air di ruas jalan ikut diperbaiki. “Kalau tidak dibenahi, akan longsor terus. Memang ada saluran airnya tetapi sudah hancur dilewati truk uruk,” kata Suparno.

Talut jalan yang longsor setinggi 3 meter dan lebar sekitar 40 sentimeter. Pada Kamis, material talut longsor dikeruk menggunakan ekskavator yang didatangkan pengusaha tambang. BPBD Klaten serta BPBD Gunungkidul mendatangi lokasi untuk melakukan koordinasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Inspektur Tambang Wilayah DIY Kementerian ESDM mendatangi lokasi pada Kamis siang. Pengusaha pertambangan diminta memperbaiki kerusakan agar tidak meluas. Selain itu, operasional pertambangan dihentikan terlebih dahulu.

Sebagai informasi, selain faktor hujan deras, longsornya talut itu juga karena saluran air di ruas jalan wilayah Kalurahan Serut, Gunungkidul, DIY, yang tepat berada di lokasi lebih atas dari Bometen, Gantiwarno, Klaten, rusak. Kerusakan saluran lantaran aktivitas pertambangan.

Jalan wilayah Serut digunakan untuk lalu lalang truk pengangkut uruk tol menuju lokasi pertambangan yang masuk wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sebelum kejadian talut jalan longsor, saban waktu truk lalu lalang melintasi ruas jalan tersebut untuk keluar-masuk lokasi pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya