SOLOPOS.COM - Seekor monyet ekor panjang yang berhasil ditangkap warga Tamansari, Boyolali, baru-baru ini. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Sangup dan Desa Lanjaran, Kecamatan Tamansari, Boyolali, berhasil menangkap total 149 monyet ekor panjang dalam kurun waktu 40 hari.

Penangkapan monyet sebanyak itu tak lepas dari upaya pemerintah kecamatan di bawah pimpinan Camat Suyanta yang membuat program jebakan monyet. Perang warga Tamansari melawan monyet ekor panjang sejatinya sudah berlangsung selama 13 tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tepatnya sejak erupsi besar Gunung Merapi pada 2010 lalu, monyet-monyet dari gunung turun ke ladang dan permukiman warga karena cuaca yang panas dan berkurangnya sumber makanan di hutan wilayah gunung tersebut.

Meski begitu, baru satu tahun terakhir ini ada upaya serius dari pemerintah kecamatan setempat untuk mengatasi gangguan monyet yang sering membuat petani merugi karena tidak bisa panen sayur dan buah.

Kepala Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Boyolali, Triyono, mengatakan serangan monyet ekor panjang ke permukiman sangat meresahkan warganya saat bercocok tanam. Sejak 2010, warga enggan menanam sayuran kesukaan monyet seperti tomat, jagung, padi, dan sebagainya.

Warga hanya berani menanam tanaman yang tidak disukai kera seperti cabai dan tembakau. Belakangan ini, Triyono mengatakan monyet-monyet itu semakin berani, tidak hanya hanya berkeliaran di ladang-ladang penduduk tapi juga masuk ke permukiman.

“Turun dari gunung kan 2010, itu masih di lahan pertanian. Terus pindah ke halaman rumah warga sekitar 2015,” kata dia saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (10/10/2023).

Pada awal September 2023, Triyono mengatakan ada atensi dari Pemerintah Kecamatan Tamansari dalam program penanganan monyet ekor panjang. Camat Tamansari, Boyolali, Suyanta, mengajak warga untuk bersama-sama membuat perangkap monyet di lahan masing-masing.

Jebakan monyet itu terbuat dari bambu dan kayu lalu ditaruh di dalam tanah dengan posisi pintu terbuka. Di dalam kandang perangkap itu ditaruh makanan dan saat monyet masuk, pintu akan otomatis tertutup.

Triyono mengatakan dengan program penangkapan monyet menggunakan perangkap itu, dalam satu bulan, warga Desa Sangup bisa mendapatkan 146 monyet ekor panjang.

13 Tahun Berperang Melawan Monyet

Camat Tamansari, Suyanta, membenarkan ia menggagas program penangkapan kera menggunakan perangkap. Sejak menjabat Camat Tamansari, Boyolali, satu tahun lalu, Suyanta mendapat banyak keluhan dari petani tentang keberadaan monyet ekor panjang yang mengganggu tanaman mereka.

“Sehingga saya punya program bagaimana monyet itu bisa terkendali, karena sejak meletusnya Gunung Merapi pada 2010 itu monyet ekor panjang turun yang disebabkan di sana panas dan tidak ada makanan,” kata dia kepada wartawan di Sangup, Selasa (10/10/2023).

Suyanta mengatakan selama 13 tahun, tidak ada solusi untuk mengatasi serangan monyet ekor panjang tersebut. Ia pun kemudian berkonsultasi dengan pejabat terkait di Pemkab Boyolali.

Hasil konsultasi itu dia wujudkan dalam bentuk program pemasangan perangkap guna mengendalikan populasi monyet ekor panjang dengan melibatkan kelompok tani yang terdampak serangan monyet.

Petani Tamansari, Boyolali, diajak membuat perangkap kandang dengan kayu dan bambu sehingga bisa menangkap monyet tanpa harus membunuh dan menyiksa. Metode tersebut juga tidak melanggar aturan pemerintah karena monyet tersebut termasuk satwa liar yang harus dilindungi.

“Salah satu yang kami lakukan adalah pasang perangkap atau jebakan monyet ekor panjang. Selama 13 tahun warga tidak panen, otomatis ada rasa putus asa para petani, itu pasti karena tanaman selalu dirusak,” kata dia.

Untuk lebih menyemangati warga, dalam sebulan terakhir, Pemerintah Kecamatan Tamansari menyediakan bonus Rp50.000 untuk setiap ekor monyet yang masuk perangkap.

Dalam waktu kurang lebih 40 hari, total 149 monyet ekor panjang berhasil ditangkap warga di dua desa itu. Dari 149 ekor monyet itu, 146 ekor di antaranya ditangkap di Desa Sangup. Sedangkan tiga ekor sisanya ditangkap di Desa Lanjaran.

monyet ekor panjang tamansari boyolali
Petugas saat memindahkan monyet ekor panjang ke kandang lain untuk diangkut dan diserahkan ke BKSDA Jawa Tengah di Tamansari, Boyolali, Selasa (10/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Suyanta mengatakan dari 149 monyet ekor panjang yang ditangkap warga Tamansari itu, baru sekitar 50 ekor yang diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali untuk diteruskan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng.

Kerja Sama dengan BKSDA Jateng

Sebelumnya, monyet-monyet yang tertangkap hanya diberi tanda dengan cat lalu dilepasliarkan. Namun, metode tersebut rupaya tidak efektif.

Pemerintah Kecamatan Tamansari kemudian bekerja sama dengan pemerintah desa dan DLH Boyolali, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, dan BKSDA Jateng, untuk menindaklanjuti aksi setelah monyet tertangkap.

“BKSDA memberikan peluang kalau monyet itu sudah tertangkap, maka yang menangani berikutnya adalah BKSDA. Menurut informasi yang kami terima, selanjutnya monyet-monyet tersebut akan ditaruh di cagar alam,” kata dia.

Ia menjelaskan 10 desa di Tamansari terdampak serangan monyet ekor panjang. Namun, ada empat desa dengan dampak terparah yaitu Sangup, Mriyan, Jemowo, dan Lanjaran. Desa-desa lain juga ada serangan monyet tetapi tidak sebanyak empat desa tersebut.

Suyanta menjelaskan setiap dukuh di 10 desa sudah ada koloni monyet ekor panjang sendiri-sendiri. Faktor lain yang membuat hasil tangkapan monyet banyak pada sebulan terakhir karena musim kemarau membuat sumber makanan di habitat monyet berkurang.



Hal itu membuat mereka kelaparan dan mudah dijebak. “Target kami, pada musim tanam yang akan datang, serangan monyet sudah terkendali,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris DLH Boyolali, Suraji, mengatakan monyet ekor panjang yang tertangkap warga itu akan dibawa ke cagar alam. “Dalam konteks konservasi, ini adalah konflik antara masyarakat dengan satwa liar dan sebenarnya ini telah terjadi di mana-mana. Kami di DLH selaku rescuer menyelamatkan monyet dari area konflik yakni Desa Sangup,” kata dia.

Ia menjelaskan populasi monyet ekor panjang ada banyak di wilayah lereng Gunung Merapi termasuk Tamansari, Boyolali. “Monyet-monyet di sini sudah beberapa generasi, jadi sudah bukan monyet gunung lagi. Kami sepakat mesti ada upaya pengurangan populasi monyet,” kata dia.

Deretan Kasus Serangan Monyet di Boyolali

Berdasarkan catatan Solopos.com, serangan monyet di Boyolali tak hanya di wilayah Tamansari. Pada pertengahan 2017 lalu, monyet juga meneror warga Karanggede. Bahkan serangan monyet kala itu tergolong buas karena sampai membuat beberapa warga terluka.

Awalnya ada tiga orang yang semuanya sudah lanjut usia yang menjadi korban serangan monyet di Karanggede kala itu. Salah satu korban, Suti, diserang secara membabi buta saat berusaha mengusir monyet yang menyerang ayamnya.

Alih-alih pergi, monyet itu malah menyerang Suti, mencakari dan menggigit punggung hingga pantat wanita renta itu. Korban lain yakni Karinah yang saat itu berusia 90 tahun, digigit dan dicakar monyet pada pergelangan kakinya hingga nyaris putus.

Nasib tak jauh berbeda dialami Parmo yang saat itu berusia 82 tahun. Pria lansia itu harus kehilangan jari tengah tangan kanannya lantaran digigit monyet. Jari Parmo terpaksa diamputasi karena dikhawatirkan lukanya akan merembet ke jari-jari lainnya.

Untuk mencegah korban terus berjatuhan karena monyet semakin ganas, petugas kepolisian dan sukarelawan kala itu terpaksa menembak mati monyet yang muncul ke permukiman. Hal itu dilakukan lantaran sudah tidak ada pilihan lain untuk menghalau monyet yang menyerang warga.

Meski sudah ada monyet yang mati tertembak, serangan monyet belum juga mereda dan terus terjadi hingga total ada sembilan warga yang menjadi korban. Korban ada yang anak-anak namun sebagian besar orang lansia.

Sementara itu selain Karanggede, pada tahun yang sama serangan monyet juga terjadi di wilayah Kemusu. Lagi-lagi monyet menyerang warga lansia bernama Mbah Rusdi yang sedang mencari singkong di ladang. Monyet menyerang perempuan lansia itu hingga mengalami luka robek sepanjang 7 cm di paha kiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya