Soloraya
Senin, 9 Oktober 2023 - 21:31 WIB

Cuaca Klaten Panas Ngentang-entang di Siang Hari, Ini Penyebabnya menurut BMKG

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suhu panas. (freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Cuaca wilayah Klaten, bahkan seluruh Indonesia, sangat panas hingga berasa mendidih pada siang hari. Dalam bahasa Jawa, orang kerap menyebut panasnya ngentang-entang.

Saking panasnya cuaca, banyak warganet yang membuat konten meme yang menggambarkan seolah-olah wilayah mereka lebih dekat ke matahari ketimbang wilayah lain di bumi.

Advertisement

Soal suhu panas di Indonesia akhir-akhir ini, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam siaran pers di laman bmkg.go.id pada 30 September 2023, menjelaskan dari pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi.

Suhu udara berkisar 35-38 derajat Celsius pada siang hari dengan suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut mencapai 38 derajat Celsius terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang pada 25 September 2023 dan 29 September 2023.

Advertisement

Suhu udara berkisar 35-38 derajat Celsius pada siang hari dengan suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut mencapai 38 derajat Celsius terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang pada 25 September 2023 dan 29 September 2023.

Sedangkan suhu tertinggi mencapai 38 derajat Celsius terukur di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada 28 September 2023. Suhu terukur di wilayah Jabodetabek berada di kisaran 35-37,5 derajat Celsius.

Suhu maksimum hingga 37,5 derajat Celsius terukur di wilayah Tangerang Selatan pada 29 September 2023. Secara umum, fenomena suhu panas terik yang juga dirasakan di wilayah Klaten terjadi karena beberapa kondisi dinamika atmosfer.

Advertisement

Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. Sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.

“Seperti diketahui, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini. Sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” kata Guswanto.

Di akhir September, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Itu berarti sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya.

Advertisement

Fenomena Astronomis

Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari. Namun demikian, fenomena astronomis ini disebut tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.

“Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia,” kata Guswanto dalam keterangan tertulis yang diakses Solopos.com, Senin (9/10/2023).

Fenomena panas terik ini diprediksi berlangsung dalam periode Oktober mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

Advertisement

BMKG mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya.

Sebelumnya, cuaca yang panas ngentang-entang membuat seorang ibu di Manjung, Ngawen, Klaten, Dewi, 33, penasaran dan mencoba menggoreng telur hanya dengan memanfaatkan terik matahari.

Video hasil menggoreng telur itu diunggah di fitur story akun Instagram @arvinabram, Senin (9/10/2023). Video itu kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram @kabar_klaten.

Dalam video itu terlihat telur setengah matang digoreng pada teflon dengan minyak yang mendidih di bawah panas terik matahari. “Panase isoh goreng ndog. Huh panas banget. Nuruti Arka iki,” ucap suara perempuan dalam video yang beredar di media sosial tersebut.

Dewi menjelaskan telur yang dimasak hanya menggunakan panas terik matahari itu tidak matang sempurna. Telur setengah matang itu kemudian digunakan untuk lauk makan anaknya, Arka.

Dewi membenarkan akhir-akhir ini kondisi suhu udara saat siang terutama di tempat tinggalnya sangat panas. “Pernah saya lihat dari ponsel itu suhu udara sampai 38 derajat Celsius,” kata Dewi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif