Soloraya
Selasa, 24 Oktober 2023 - 10:02 WIB

Di Karanganyar, PGRI Jateng Ingatkan Guru Jadi Pemilih Cerdas di Pemilu 2024

Indah Septiyaning Wardani  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan guru bersama Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengikuti senam bersama dalam rangka HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru di lapangan Alun-alun Karanganyar pada Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ribuan guru di Kabupaten Karanganyar mengikuti senam bersama dalam rangka HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru di lapangan Alun-alun setempat pada Selasa (24/10/2023).

Para guru berdatangan dan berkumpul di alun-alun sejak pukul 07.00 WIB. Para pahlawan tanpa tanda jasa ini senam bersama Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Hadir di acara senam bersama ini Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi.

Advertisement

Mereka mengikuti setiap gerakan instruktur senam yang berada di atas panggung. Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi menyampaikan pentingnya bagi guru untuk menjaga netralitas menjelang Pemilu 2024. Jangan sampai terjebak dalam politik praktis yang dapat merugikan para guru itu sendiri.

Tak dipungkiri, PGRI memiliki basis massa keanggotaan yang jumlahnya mencapai ratusan ribu di wilayah Jawa Tengah. Massa potensial ini kerap dilirik oleh partai politik (parpol) manapun.

Advertisement

Tak dipungkiri, PGRI memiliki basis massa keanggotaan yang jumlahnya mencapai ratusan ribu di wilayah Jawa Tengah. Massa potensial ini kerap dilirik oleh partai politik (parpol) manapun.

Namun yang perlu diingat, dia meminta para guru menjadi pemilih cerdas. Artinya menggunakan hak pilihnya dengan memilih calon yang memang peduli dengan dunia pendidikan dan memajukan pendidikan.

“Secara politik, PGRI tidak ambil posisi di politik. PGRI memberikan keleluasaan. Tidak harus memaksa, istilahnya mempersilahkan haknya untuk memilih siapa. Tapi karena anggota PGRI ini adalah dari kalangan terdidik, maka jadilah pemilih cerdas,” kata dia.

Advertisement

Menurutnya penyusunan kurikulum merdeka dibuat tidak melalui proses yang rapi. Begitu pula tidak didukung dengan anggaran yang cukup sehingga menjadi persoalan di tataran bawah.

Kemudian catatan lainnya mengenai kekurangan guru yang masih besar. Rencana pemerintah merekrut satu juta guru sampai saat ini masih jauh dari harapan.

“Pelaksanaannya masih carut-marut terutama di level SMA/SMK formasi kecil. Awalnya honorer akan ditutup 2023 ini, tapi sekarang tidak jelas,” katanya.

Advertisement

Selain itu, catatan anggaran pendidikan yang masih jauh dari angka 20 persen, baik di anggaran nasional maupun daerah. Padahal sesuai UU secara jelas mengatur bahwa porsi anggaran untuk pendidikan ditetapkan 20 persen dari APBD maupun APBN.

Dia berharap catatan-catatan tersebut bisa segera diselesaikan oleh pemerintah.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berharap kesejahteraan guru semakin lebih baik ke depannya. Guru juga dihilangkan dari sentimen kepentingan-kepentingan tertentu agar mampu membangun dunia pendidikan yang baik.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Juliyatmono sekaligus berpamitan kepada para ribuan guru yang hadir pagi itu. Juliyatmono menyampaikan jabatannya akan berakhir pada 4 November nanti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif