SOLOPOS.COM - Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat (kedua dari kanan) memberikan ulasan saat acara Iftar dan Festival Ramadan 1445 H di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024). Kegiatan yang digelar oleh panitia masjid Raya Sheikh Zayed Solo tersebut dalam rangka merayakan bulan suci Ramadan 1445 H yang diisi dengan berbagai pertunjukan antara lain, pertunjukan musik hadrah, pertunjukan tari sufi serta bincang berkah Ramadan. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO – Sebagai masjid ikonik yang punya potensi menjadi episentrum wisata religi Jawa Tengah, Masjid Raya Syeikh Zayed Solo bakal berinovasi memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pengelolaan air di masjid.

Manajemen masjid bakal menggunakan kecanggihan Internet of things (IoT) dalam mengelola air. Seperti diketahui, masjid yang dikunjungi hampir rata-rata 40.000 orang per hari pada hari biasa dan mencapai 7.000 – 10.000 orang per hari selama Ramadan, angka kebutuhan air untuk berwudu jamaah dan kebutuhan lain tentu sangat tinggi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Selain akan memanfaatkan IoT, edukasi tentang hemat menggunakan air menjadi fokus manajemen masjid. Termasuk pada momentum Iftar & Festival Ramadan 1445 H, di halaman Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024). Di sela-sela Iftar ada gelaran Bincang Berkah Ramadan yang mengangkat tema Spiritual dan Lingkungan: Air Sebagai Penghubung. Tema ini mengedukasi tentang lingkungan dan air dengan pendekatan keagamaan.

Direktur Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, Munajat Ph.D., dalam Bincang Berkah Ramadan yang digelar atas dukungan AQUA, menyampaikan komitmen Masjid Syeikh Zayed dalam menjaga lingkungan sekitar terutama air. Ia menerangkan meskipun air yang tersedia berlimpah karena bersumber dari mata air Cokro, Tulung, Klaten, dan dari sumur yang dimiliki masjid, namum dalam penggunaannya tetap harus dikelola dengan baik dan optimal.

“Keran air untuk wudu di sini [Masjid Raya Syeikh Zayed Solo] sudah kami setting agar air tidak meluncur dengan cepat, jadi bisa lebih hemat,” kata Munajat saat mengisi acara Bincang Berkah Ramadan, Selasa sore.

Sustainable Development at Danone Aqua Rama Zakaria (kanan) memberikan ulasan saat acara Iftar dan Festival Ramadan 1445 H di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024).(Solopos.com/Joseph Howi Widodo)
Sustainable Development at Danone Aqua Rama Zakaria (kanan) memberikan ulasan saat acara Iftar dan Festival Ramadan 1445 H di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024).(Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Terkait rencana pemanfaatan kecanggihan internet of things (IoT) dalam mengelola air, Munajat menjelaskan bahwa teknologi itu akan mengacu pada jaringan kolektif perangkat yang saling terhubung yang memungkinkan perangkat menyelesaikan tugas-tugasnya secara otomatis atau tanpa bantuan manusia. Tujuannya agar pengelolaan limbah air di masjid yang merupakan hadiah dari Uni Emirat Arab untuk Kota Solo lebih efektif dan efisien.

Ia juga menjelaskan bahwa air yang sudah tergunakan untuk wudu jemaah tidak dibuang begitu saja, namun disaring kembali kemudian digunakan untuk menyirami tanaman yang ada di area masjid.

“Ada banyak jenis tumbuhan di sini, dan tidak semuanya asli Indonesia, namun juga tumbuhan asli luar negeri terutama yang tercatat di Alquran dan hadis seperti zaitun, dan sebagainya. Tumbuhan itu beragam kebutuhan airnya, maka akan digunakan IoT agar efektif dan efisien penyiramannya,” kata dia.

Selain itu, menurut dia, pemanfaatan air secara bijak akan menjadi fokus edukasi bagi jemaah Masjid Raya Syeikh Zayed Solo yang jumlahnya mencapai ribuan orang per hari. Khusus pada program Bincang Berkah Ramadan yang mengangkat isu lingkungan dan air atas inisiasi Danone Aqua ini, lanjut Munajat, juga selaras dengan komitmen masjid selama ini.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Abdul Aziz, yang turut hadir dalam program tersebut menyampaikan hal yang sama terkait pemanfaatan air secara bijak. Menurut dia, dalam Islam, air merupakan hal terpenting dalam menunjang ibadah.

“Dalam Islam bersuci itu utama, sebelum beribadah harus bersuci dengan cara mandi dan wudu, dan itu butuh air,” kata dia.

Karena nilai penting air itu, lanjut dia, umat Islam diharapkan mampu bijak dalam menggunakan air. Mandi dengan air secukupnya, wudu pun begitu. Bahkan kalau bisa, sekali wudu untuk dua waktu salat. Kebiasaan ini akan mendorong kita untuk konsisten menjaga kebersihan diri di sela-sela waktu salat. “Kalau bisa salat magrib dan isya itu sekali wudu saja,” kata dia.

Isu mengenai lingkungan dan air ini juga diusung MUI secara nasional melalui program Ecomasjid. Konsep eco-masjid sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Eco-masjid menjadikan tempat ibadah khususnya masjid yang mempunyai kepedulian terhadap hubungan timbal balik antar makhluk hidup dan lingkungannya untuk penghidupan berkelanjutan.

Menurut dia, Masjid Raya Syeikh Zayed Solo merupakan salah satu masjid yang sudah menerapkan konsep ecomasjid dan perlu dipertahankan.

Sustainable Development AQUA Klaten, Rama Zakaria, mengatakan tap in edukasi soal lingkungan dan air di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo menjadi agenda industri untuk bisa merangkul seluruh stakeholder agar bersama-sama peduli terhadap lingkungan.

Isu air menjadi sangat penting karena penggunaan air di masjid cukup tinggi. Rama mengilustrasikan soal penggunaan air untuk wudu dalam seharinya. Sekali wudu, satu orang membutuhkan sekitar 4,5 liter air. Bila dalam sehari lima kali wudu, maka butuh 22,5 liter air tiap satu orang per harinya.

“Tinggal dijumlahkan saja ada berapa ribu orang yang wudu dalam sehari di masjid ini, misalnya, dan berapa liter air yang dibutuhkan?” kata dia.

Oleh karena itu, butuh upaya kolaborasi untuk menjaga air mengingat air adalah salah satu sumber daya alam yang butuh konservasi dan membutuhkan kepedulian banyak pihak termasuk para pengunjung masjid agar air digunakan sebaik dan seoptimal mungkin.

Sebagai industri air minum dalam kemasan (AMDK), AQUA Klaten ingin ingin turut mengambil bagian dalam momentum Ramadan tahun ini mengedukasi pengunjung masjid dengan pendekatan moral keagamaan.

“Kami berbagi cerita atas apa yang sudah kami lakukan dalam melestarikan air dan menyelaraskan diri dengan lingkungan. Dan kami mendapati di sini bahwa upaya-upaya kami tersebut diperkuat dari sisi keagamaan, terima kasih untuk memperkaya pengetahuan ini,” tutur Rama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya