SOLOPOS.COM - Gropyokan tikus di hamparan persawahan di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (Dokumen Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hama penggerek batang dan tikus terdeteksi oleh sejumlah petani di Kabupaten Sukoharjo. Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Sukoharjo bersama kelompok tani berupaya membasmi hama tersebut agar tak meluas melalui penyemprotan pestisida.

Kepala Distankan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, menjelaskan hama penggerek padi sempat terdeteksi di lahan milik Kelompok Tani Tri Martani Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo. Hal itu diketahui dari hasil pengamatan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) yang terjun ke sana.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Gejala itu muncul, tampak, dan ada. Tetapi belum sampai membuat tanaman busuk. Kami identifikasi kemudian muncul gejala itu. Maka setelah kami melalui pengamatan serius di atas ambang batas pengendalian musuh alami kami lakukan pengendalian dengan pestisida,” jelas Bagas kepada Solopos.com, Senin (13/11/2023).

Seperti diketahui, hama penggerek batang tergolong organisme berbahaya bagi tanaman padi. Pasalnya, hama ini bisa menyerang sejak persemaian, fase vegetatif, fase generatif, hingga menjelang panen.

Dalam fase vegetatif larva hama memotong bagian tengah batang yang menyebabkan pucuk layu, mengering, dan pada akhirnya mati. Sementara pada fase generatif muncul bintik-bintik putih.

Bagas menambahkan, musuh alami hama tersebut seperti burung, jangkrik, capung, laba-laba, dan kepik tidak lagi bisa mengatasinya. Maka penyuluh dan kelompok tani mengambil langkah pengendalian berupa penyemprotan obat hama secara serentak.

Obat-obatan tersebut disediakan gratis oleh Distankan sebagai antisipasi. Bagas juga memastikan pihaknya terus melakukan deteksi dini agar serangan hama penggerek batang tidak meluas.

Tak hanya mengendalikan hama penggerek batang, Distankan bersama Gapoktan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, juga mengadakan gerakan pengendalian hama tikus. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi serangan hama tikus meluas. Mengingat di wilayah Mojolaban banyak tanaman padi yang baru berusia dua pekan di lahan kurang lebih 240 hektare.

Jika serangan hama tikus tidak segera membuat padi gagal panen. Apalagi, saat ini sudah ada tanda-tanda adanya serangan hama tikus sejumlah lahan persawahan. Bagas menyebut pengendalian dilakukan dengan cara memberikan umpan dengan cara pengasapan dan menggunakan flare yang sudah dicampur dengan obat tikus.

Flare tersebut langsung dimasukan ke dalam lubang-lubang tikus. Cara tersebut menurutnya sangat efektif serta mampu membasmi tikus dan anak-anaknya.

Lebih jauh, Bagas menegaskan perlu adanya  semangat kekompakan dan kegotongroyongan di antara petani dan penyuluh pertanian. Agar keduanya dapat melaksanakan dan berkolaborasi terkait program-program dari penyuluh.

“Ada satu dua wilayah yang terserang tetapi masih dalam batas wajar. Kita perlu mendorong dan menyemangati serta menggerakkan petani untuk melakukan pengendalian. Substansinya kami melakukan pencegahan terhadap perkembangan hama penggerek batang maupun tikus,” beber Bagas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya