SOLOPOS.COM - Aparat TNI dan Polri mengecek kondisi rumah warga di Dukuh Teseh, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, yang ambruk pada Minggu (17/3/2024) malam. (Istimewa/Polsek Plupuh)

Solopos.com, SRAGEN—Rumah limasan berukuran 8 meter x 14 meter milik warga di Dukuh Teseh RT 004, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, mendadak roboh saat hujan gerimis menyuyur pada Minggu (17/3/2024) malam.

Saat musibah tersebut kondisi rumah dalam keadaan kosong sehingga tidak ada korban jiwa tetapi kerugian diperkirakan mencapai Rp17,5 juta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam melalui Kapolsek Plupuh AKP Suparno kepada Solopos.com, Senin (18/3/2024), mengungkapkan rumah yang roboh itu milik Parinem, 49, warga setempat. Rumah tersebut ambruk, ujar dia, diduga karena struktur bangunannya sudah doyong sebelumnya.

“Awal saat hujan gerimis, tetangga korban, Imam, 43, berada di dalam rumah. Tiba-tiba warga itu mendengar suara keras dari rumah korban. Warga langsung keluar rumah dan menuju ke arah rumah korban. Warga itu kaget karena melihat kondisi rumah korban ambruk. Rumah itu terbuat dari kayu dan saat itu rumah dalam keadaan kosong,” ujar Suparno.

Dia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tetapi korban mengalami kerugian Rp17,5 juta. Suparno mengatakan aparat Polsek Plupuh setelah mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk memasang garis polisi.

“Kami berkoordinasi dengan pimpinan kecamatan, mengumpulkan keterangan saksi-saksi,” jelasnya.

Kepala Desa Ngrombo, Plupuh, Sragen, Giyanto, menyampaikan saat kejadian rumah ambruk, pemilik rumah sedang merantau ke Jakarta. Dia mengatakan pemilik rumah ini termasuk keluarga kurang mampu.

“Tiga hari sebelumnya ada hujan dan angin yang mengakibatkan rumah limasan itu doyong. Kebetulan anaknya tinggal di depan rumah sudah mencari bambu untuk menyangga bangunan rumah itu. Kemudian kemarin hujan lagi dan bambu belum sempat dipasang untuk menyangga. Akhirnya rumah ambruk. Jadi bukan karena lapuk,” jelas Giyanto.

Dia menerangkan rumah itu berdinding sebagian papan dan gedek. Dia mengatakan rencana warga di lingkungan setempat akan kerja bakti untuk membersihkan puing-puing reruntuhan rumah itu.

“Kalau rumah itu mau didirikan lagi maka harus minta uluran tangan. Kami dari desa memantau hal itu karena desa tidak ada dana taktis untuk bencana alam. Jadi saya mengusulkan kepada Pemkab agar kepala desa dikasih anggaran taktis khusus bencana alam atau dana tak terduga. Kalau tidak ada bencana maka dana itu kembali menjadi silpa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya