SOLOPOS.COM - Personel TNI AU Lanud Adi Soemarmo saat memonitoring Helikopter Super Puma yang akan mengirimkan air ke TPA Putri Cempo Solo, Rabu (27/9/2023). (Istimewa/TNI AU Lanud Adi Soemarmo)

Solopos.com, BOYOLALIHelikopter Super Puma terbang dari Military Apron Landasan Udara (Lanud) Adi Soemarmo untuk operasi penanggulangan kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo. Operasi pemadaman kebakaran di TPA Putri Cempo Solo direncanakan dimulai Selasa-Sabtu (19-30/9/2023).

Lanud Adi Soemarmo turut mendukung operasi penerbangan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta memonitoring proses pemadaman api di TPA Putri Cempo Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ihwal dukungan tersebut disampaikan Danlanud Adi Soemarmo, Marsma TNI Ridha Hermawan dalam siaran pers resmi yang diterima Solopos.com, Rabu (27/9/2023).

“Kedatangan Helikopter Super Puma untuk melaksanakan water bombing dilaksanakan sejak tanggal 19 September 2023 dan direncanakan akan berlangsung sampai dengan tanggal 30 September mendatang,” tulis dalam rilis.

Water bombing di TPA Putri Cempo dilaksanakan dengan cara menurunkan air secara langsung dari helikopter atau pesawat. Area yang disasar adalah wilayah blok B seluas dua hektare. Blok B dinilai sulit dijangkau dengan pemadaman via jalur darat sehingga, pemadaman via water bombing nilai lebih efektif.

Dalam pelaksanaan water bombing, satu helikopter yang terbang dapat membawa sekitar 4.000 liter air. Water bombing akan dilakukan sampai api di TPA Putri Cempo dipastikan padam.

“Saya mengharapkan dan mendukung sepenuhnya proses pemadaman api di TPA putri Cempo dan bara api segera padam sehingga tidak akan berdampak pada semakin meningkatnya asap yang ditimbulkan,” harap Danlanud.

Sebelumnya diberitakan, ada tiga yang menjadi pertimbangan penyiraman air dari udara atau water bombing di Tempat Pembuangan Akhir  (TPA) Putri Cempo, Solo, yang terbakar, Selasa (19/9/2023).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Solo, Gatot Sutanto, mengatakan alasan pertama adalah sulitnya petugas mengakses titik api di tebing sisi timur Blok B TPA Putri Cempo.

Menurut dia, area yang terbakar di Blok B mencapai 80% dari dua hektare sejak Sabtu. Petugas gabungan berhasil menangani area yang terbakar hingga menyisakan 30%.

“Pemadaman di sisi barat bisa lewat jalan utama TPA Putri Cempo, sisi selatan juga bisa, dan sisi utara bisa tapi terkendala asap dari selatan ke utara,” kata dia ditemui wartawan di TPA Putri Cempo pada Selasa.

Namun, kata dia, Blok B TPA Putri Cempo Timur sulit diakses petugas pemadam kebakaran. Kondisi area yang terbakar curam dan rawan longsor sehingga berbahaya apabila petugas pemadam kebakaran naik ke gunungan sampah.

“Titik api tengah timur ini sudah kami rapatkan [hingga menyisakan 30%],” ujar dia.

Menurut Gatot, pertimbangan lain water bombing adalah area TPA Putri Cempo terdapat salah satu titik prioritas pembangunan Kota Solo, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo.

Putri Cempo termasuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) yang tercantum dalam Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Gatot mengatakan pertimbangan ketiga yakni adanya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang di kawasan TPA Putri Cempo. BNPB menggunakan satu unit helikopter Super Puma untuk memadamkan api di TPA Putri Cempo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya