Soloraya
Sabtu, 30 Desember 2023 - 18:22 WIB

Ganjar Kenalkan KTP Sakti di Teras Boyolali

Nimatul Faizah  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo disambut warga saat berkunjung ke Pasar mangu, Ngemplak, Boyolali, Sabtu (30/12/2023). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Calon Presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo, memperkenalkan program KTP Sakti kepada kalangan petani di Lapangan Bangsalan, Teras, Boyolali, Sabtu (30/12/2023).

Ganjar memperkenalkan program KTP Sakti berbasis satu data. Sehingga, data seperti jaminan kesehatan, bantuan sosial, bantuan pendidikan, dan sebagainya bisa dilebur dalam satu kartu saja.

Advertisement

Dalam pengenalan KTP Sakti tersebut, salah seorang warga asal Sendangrejo, Klego, Boyolali, Dila, menanyakan persoalan keamanan dan ketepatan sasaran dalam program KTP Sakti.

Ia mengatakan keamanan data jika semua data seperti jaminan kesehatan, pendidikan, kartu tani, dan sebagainya dijadikan dalam satu kartu KTP Sakti.

Advertisement

Ia mengatakan keamanan data jika semua data seperti jaminan kesehatan, pendidikan, kartu tani, dan sebagainya dijadikan dalam satu kartu KTP Sakti.

“Jika dijadikan satu, apakah datanya bisa dipastikan tepat sasaran dan tidak bocor?” tanya dia kepada Ganjar.

Ganjar menjawab dalam Undang-undang Kependudukan telah ada terkait keamanan data. Ia mengaku saat itu turut membahas hal tersebut saat masih menjadi anggota DPR RI.

Advertisement

Ia memastikan agar data-data jangan sampai bocor. Sehingga, nantinya ahli teknologi informasi yang membuat pengamanannya.

Kemudian, Ganjar menjelaskan data tersebut diolah agar tahu jenis kelamin, umur, pendidikan, status sosial, status ekonomi, dan lain-lain.

“Anak-anak muda sekarang membantu saya menyiapkan itu. Jadi insyaallah, 14 Februari menang, satu putaran, langsung nyambut gawe gaspol,” jelas dia.

Advertisement

Ganjar juga mengatakan data-data tersebut dimanfaatkan agar bisa masuk sesuai sasaran yang ditunggu. Sehingga, semisal menyiapkan anggaran untuk bantuan, untuk siapa, kapan, dan sebagainya.

Saat ditemui di Lapangan Bangsalan Teras Boyolali, Ganjar menjelaskan saat ia berkeliling di banyak daerah, ternyata banyak masyarakat yang protes tentang siapa yang paling berhak menerima bantuan.

Lalu, lanjut Ganjar, terjadi kecemburuan dan akhirnya orang mengatakan bantuan tidak tepat sasaran.

Advertisement

“Maka selama ini sudah banyak bantuan terus masing-masing direpresentasikan dengan satu kartu, sekarang kami jadikan satu hanya dengan KTP,” terang dia.

Menurutnya, dengan KTP Sakti maka profil masing-masing penduduk di Indonesia bisa diketahui. Sehingga, penduduk kategori miskin bisa mendapatkan bantuan tertentu, lalu profesi tertentu mendapatkan bantuan sesuai kebutuhannya, dan lain-lain.

“Sehingga satu data Indonesia melalui KTP Sakti ini sebenarnya bisa kami turunkan menjadi alat untuk menyalurkan program-program agar tepat sasaran,” jelas dia.

Ganjar juga mengatakan ada warga kategori tidak mampu dan memiliki Kartu Indonesia Sehat. Namun, saat berobat justru kepesertaannya terblokir. Sehingga, Ganjar meminta masalah tersebut bisa diselesaikan, diperbaiki, dan dikombinasikan dengan pengalamannya saat menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah.

Ia mengatakan pengalaman yang ia maksud adalah aplikasi LaporGub yang nantinya akan dibesarkan se-Indonesia sehingga menjadi Goverment SuperApp.

Terkait total anggaran untuk KTP Sakti, Ganjar mengatakan data kependudukan sudah ada bahkan sistemnya sudah ada.

“Sistemnya sudah ada, itu kalau satu data Indonesia sekarang ada berbasis NIK, sebenarnya profiling-nya sudah ada. Tidak perlu lagi dengan biaya-biaya yang lain, Wong ini hanya soal political will, kalau kita mau dan mampu, tinggal butuh analis kemudian memecah-mecah menjadi kebutuhan yang dilakukan, tinggal jalan aja,” kata dia.

Ganjar mengaku geregetan mengapa satu data Indonesia tidak beres. Ia mencontohkan ketika melihat produksi pertanian dan swasembada. Namun, beberapa bulan kemudian pemerintah memutuskan impor.

“Hari ini mau impor lagi, sebenarnya kita posisinya seperti apa? Ngaku saja. Enggak apa-apa. Oh memang kurang karena situasi perubahan iklim, karena pupuknya kurang, karena produktivitasnya rendah. Maka tugasnya adalah mencari jalan keluar berbasis data yang valid,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif