SOLOPOS.COM - Juli, petani kopi asal kawasan Sapuangin di lereng Merapi wilayah Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, menunjukkan hasil produksi kopi Sapuangin saat digelar festival kopi di Taman Kuliner MPP Klaten, Sabtu (18/11/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Budi daya kopi di lereng Gunung Merapi wilayah Klaten beberapa tahun terakhir terus menggeliat. Kopi hasil panen petani di kawasan tersebut mulai menarik minat pencinta kopi dari berbagai daerah.

Salah satu wilayah budi daya kopi di lereng Merapi ada di Sapuangin, terutama di dua dukuh teratas Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Kelompok petani kopi di wilayah tersebut mulai banjir permintaan hingga petani kewalahan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Saat ini produksi kopi dari petani Sapuangin masih terbatas. Salah satu anggota kelompok kopi Sapuangin, Juli, 29, mengatakan kopi Sapuangin kini dipasarkan ke berbagai daerah. Selain lokal Klaten, kopi dipasarkan ke Jogja, Solo, Jakarta, hingga Kalimantan.

“Belum rutin. Tetapi hampir dua bulan atau tiga bulan ada pengiriman kopi ke daerah-daerah itu. Untuk Jogja sudah pasti,” kata Juli saat ditemui Solopos.com di sela Klaten Coffee Festival di Taman Kuliner MPP Klaten, Sabtu (18/11/2023).

Selain itu, kopi Sapuangin yang tumbuh di lereng Merapi, Klaten, pernah dikirim ke Belanda dan Prancis. Para petani di wilayah Sapuangin menanam kopi Arabika varietas Yellow Bourbon.

Kopi Yellow Bourbon memiliki cita rasa lebih fruitty dipadu dengan rasa asam. Juli menceritakan untuk sementara produksi kopi di Sapuangin masih terbatas karena para petani baru mulai bergeliat tanam kopi lagi beberapa tahun terakhir.

Penanaman kopi di lereng Merapi wilayah Klaten itu saat ini masih dengan sistem tumpangsari bersama jenis tanaman sayuran yang menjadi andalan pertanian warga setempat. Jika ditotal, kopi baru ditanam di sekitar 5 hektare (ha) lahan.

Soal produksi, Juli menjelaskan kelompok kopi Sapuangin menghitungnya tahunan. Dalam satu tahun, rata-rata total produksi kopi baru mencapai 1 ton hingga 2 ton.

“Sebenarnya permintaannya tinggi. Seberapa pun yang kami punya untuk memenuhi permintaan itu bisa langsung habis. Tetapi kami menjaga hasil produksi agar tersedia terus sepanjang tahun,” jelas dia.

Ketersediaan itu juga dijaga untuk mencukupi kebutuhan kopi di kedai kopi di Sapuangin. Hampir setiap pekan ada pengunjung yang datang menikmati kopi di kedai Sapuangin yang berada di ketinggian sekitar 1.350 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Harga Kopi Sapuangin

Mereka berdatangan ke kawasan Klaten lantai atas itu tak lain untuk menikmati secangkir kopi dan pemandangan alam Sapuangin yang masih asri saat siang dan gemerlap lampu Klaten dan sekitarnya saat malam.

Soal harga, Juli mengatakan untuk kopi Sapuangin dalam bentuk greenbean mix varietas seharga Rp135.000 per kg dan single varietas Rp195.000 per kg. Sementara untuk roastbeen mulai dari Rp55.000 untuk 100 gram.

Disinggung kegiatan Klaten Coffee Festival yang untuk kali pertama digelar di Klaten, Juli mengatakan kegiatan itu bisa mendongkrak industri kopi di Klaten. Dia berharap lewat kegiatan itu semakin mengenalkan kopi produksi petani di Klaten terutama di lereng Gunung Merapi.

Selain di Sapuangin, produksi kopi juga dihasilkan dari petani di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Setiap daerah menghasilkan kopi dengan ciri khas berbeda.

“Harapannya kopi Klaten semakin terangkat baik itu kopi Sapuangin, kopi dari Sidorejo maupun kopi dari Balerante. Selain itu semakin banyak kedai kopi di Klaten menyajikan kopi Klaten,” kata Juli.

Klaten Coffee Festival digelar di Taman Kuliner MPP Klaten, Jl Mayor Kusmanto, Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, selama dua hari, Sabtu-Minggu (18-19/11/2023). Festival itu diisi belasan stan bazar kopi dari berbagai kedai kopi di Klaten.

Festival itu digelar Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten bekerja sama dengan pelaku usaha kopi yang ada di Kabupaten Bersinar. Rangkaian kegiatan juga diisi dengan talkshow dari para pegiat kopi di Klaten seperti petani kopi, roaster, serta pelaku usaha coffee shop.

Selain itu, rangkaian kegiatan diisi dengan kompetisi menyeduh kopi. Festival itu terbuka untuk umum. Rangkaian kegiatan dimeriahkan dengan pentas musik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya