SOLOPOS.COM - Goa Potro-Bunder di kawasan Museum Karst Indonesia, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRIWonogiri memiliki bentang taman bumi atau Geopark Gunung Sewu berkelas dunia dan sudah diakui oleh UNESCO masuk dalam Global Geoparks Network (GNN).

Namun, sayangnya, pengembangan ekowisata dan eduwisata Geopark Gunung Sewu belum optimal mendongkrak wisata dan perekonomian kawasan sekitar taman bumi tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Seksi Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri, Panggah Triasmara, mengatakan kawasan Geopark Gunung Sewu Wonogiri memiliki tujuh dari 37 geosite atau situs warisan geologi di geopark yang mencakup Gunungkidul, DIY; Wonogiri, Jawa Tengah; dan Pacitan, Jawa Timur.

Tujuh geosite itu meliputi lima gua di sekitar kawasan Museum Kars Indonesia (MKI), Pantai Sembukan, dan lembah kering purba. “Dari tujuh geosite itu yang sudah ada pengelolaan secara khusus baru Pantai Sembukan dan Kawasan MKI,” kata Panggah saat ditemui Solopos.com di Kantor Disporapar Wonogiri, Senin (9/10/2023).

Kendati demikian, Panggah mengakui secara umum pengelolaan potensi Geopark Gunung Sewu di Wonogiri belum optimal. Dia menyadari sebenarnya dengan adanya geopark itu ada beberapa potensi ekonomi yang bisa dikembangkan tetapi tetap ramah lingkungan.

Potensi itu antara lain penjualan paket wisata edukasi, keindahan geologi, termasuk juga sosial budaya masyarakat sekitar. Hanya saat ini Disporapar masih berada pada level edukasi kepada masyarakat sekitar.

Menurut dia, sebelum menjual potensi Geopark Gunung Sewu di Wonogiri, penting terlebih dahulu memberikan pemahaman kepada warga setempat soal pengetahuan geopark dan potensi yang bisa digarap yang berdampak pada ekonomi.

“Kami masih pada level itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Penyiapan SDM [sumber daya manusia] untuk kepemanduan juga mulai kami persiapkan. Jadi ketika ada wisatawan ke sini, mereka bisa memandu atau menjelaskan soal geopark ini,” ujar dia.

Panggah mencontohkan beberapa potensi wisata yang bisa dikelola yaitu geofuntrip, eduwisata, dan paket-paket wisata budaya. Sayangnya hal tersebut juga belum terkelola dengan baik saat ini.

Sorotan Dunia

Baru ada satu desa wisata Paranggupito yang sudah mulai terbangun paket wisata yang menggabungkan wisata budaya dan geosite Pantai Sembukan, Paranggupito.

Pada sisi lain, lanjut dia, dengan menyandang status Global Geoparks Network (GGN) oleh UNESCO, kawasan Geopark Gunung Sewu menjadi sorotan dunia. Apalagi di Indonesia baru ada 10 taman bumi yang masuk GGN. Geopark Gunung Sewu menyandang status itu sejak 2015 dan direvalidasi setiap empat tahun sekali.

“Juli kemarin kami mengajukan revalidasi dan pada Agustus 2023 UNESCO telah menyidangkan hasilnya di Maroko. Kalau melihat di laman UNESCO, status Geopark Gunung Sewu itu green card. Artinya masih bisa menyandang status global tersebut,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, mengungkapkan Geopark Gunung Sewu masuk kawasan destinasi super prioritas Borobudur. Dia menilai geopark ini paling unik di Indonesia karena membentang di tiga kabupaten sekaligus tiga provinsi.

“Museum Geopark Gunung Sewu [Karst] itu adanya di Wonogiri, di Kecamatan Pracimantoro. Ini salah satu yang sudah UNESCO branding. Maka ini potensinya sungguh luar biasa,” kata Agustin.

Menurutnya, destinasi pariwisata Geopark Gunung Sewu ini berbeda dibanding destinasi pariwisata lain. Yang ditawarkan Geopark Gunung Sewu adalah potensi geologi kars. Hal ini berarti wisata ini bersifat khusus, mengedepankan quality tourism. Tetapi tidak berarti menutup potensi wisata lain. 

Agustin menyampaikan di kawasan geopark Gunung Sewu Wonogiri ada potensi destinasi wisata pantai yang cukup menarik. Potensi itu juga bisa menjadi daya tarik lain selain geologi.

Hanya memang saat ini masih ada tantangan akses infrastruktur, khususnya jaringan seluler. Maka dari itu perlu ada pengambangan infrastruktur.

“Yang menuju arah kota, ada Waduk Gajah Mungkur dan paralayang. Ini dari sisi keindahan alam. Belum lagi, Wonogiri ini memiliki kekuatan di bidang budaya. Lalu seperti yang kita ketahui, Wonogiri ini juga punya kekuatan pada sektor kuliner. Artinya, sebenarnya menjual Wonogiri secara nama itu tidak sulit,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya