SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Boyolali, Bambang Sutanto, saat diwawancarai wartawan di job fair SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, Rabu (18/10/2023) siang. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Hampir 30.000 di Kabupaten Boyolali tercatat masih menganggur alias belum punya pekerjaan sama sekali menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali pada 2022.

Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Boyolali menyiapkan sejumlah langkah dan strategi untuk mengurangi angka pengangguran tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Diskopnaker Boyolali, Bambang Sutanto, menyampaikan berdasarkan data BPS tingkat pengangguran terbuka di Boyolali masih 4,92 persen. Jumlah tersebut hampir 30.000 orang.

Perinciannya yakni 13.106 laki-laki dan 16.000 perempuan dengan total ada 29.106 orang. Sedangkan jumlah usia angkatan kerja yang bekerja ada 562.948 orang.

Mengutip data Kabupaten Boyolali dalam Angka 2023 dari BPS, pengertian angkatan kerja yaitu usia kerja 15 tahun ke atas yang bekerja, punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.

Data BPS menyebut tingkat pengangguran di Boyolali dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada 2020 ada 5,28 persen, pada 2021 ada 5,09 persen, dan 2022 ada 4,92 persen.

Bambang mengungkapkan untuk mengatasi pengangguran, Diskopnaker memiliki saluran untuk menyampaikan informasi lowongan pekerjaan (loker) hingga ke tingkat desa. Bambang juga bermitra dengan dunia usaha dan industri.

“Ada laporan terkait lowongan kerja, rekrutmen, terus kami fasilitasi tempat untuk rekrutmen, dan seleksi di Diskopnaker Boyolali,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di job fair SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, Rabu (18/10/2023).

Sementara itu, akun media sosial Instagram Diskopnaker Boyolali @diskopnakerkabboyolali juga aktif membagikan informasi lowongan kerja. Diskopnaker Boyolali juga ikut bermitra untuk menyelenggarakan job fair seperti dengan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.

Untuk membantu angkatan kerja yang masih menganggur memenuhi standar perusahaan, Diskopnaker Boyolali menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat. Pelatihan diwadahi Balai Latihan Kerja (BLK) Boyolali.

“Yang lulus dari sekolah dan ingin memperdalam lagi penerapannya, bisa kami fasilitasi untuk pelatihan di BLK. Walaupun sebenarnya saya tahu, alumni SMK sudah berkompetensi dan tidak diragukan lagi. Namun kadang ketersediaan lowongan kerja dengan tenaga kerja yang dibutuhkan kurang match,” kata dia.

Sementara itu, salah satu pencari kerja di job fair SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, Nia Artika Sari, 18, mengatakan mencari pekerjaan setelah lulus SMK tak semudah yang ia bayangkan. Nia yang lulusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai kompetensinya.

Setelah lulus pada pertengahan 2023, ia mengaku sudah melamar di empat tempat. Namun, tidak ada satu pun yang memberikan panggilan tes bahkan interview.

Ia pun akhirnya melamar pekerjaan sebagai penjaga stan makanan dan minuman di Boyolali. Gajinya masih di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Boyolali.

Nia tak putus asa. Ia terus mencari pekerjaan dengan gaji sesuai UMK Boyolali agar bisa membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuanya.

“Susah ya cari kerja, sering mengirim lamaran tapi tidak dipanggil. Akhirnya kerja apa saja, tidak sesuai jurusan tidak masalah, yang penting setelah lulus bisa bekerja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya