SOLOPOS.COM - Pedagang beras di Pasar Kota Wonogiri, Nevi Dwi Cahyani, mengemas beras untuk pembeli, Rabu (31/1/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Para petani di wilayah Wonogiri hanya bisa gigit jari melihat harga beras maupun harga gabah yang tinggi di pasaran belakangan ini. Mereka tetap tak dapat untung karena sudah lama tak panen dan tak punya stok gabah.

Kali terakhir para petani menjual gabah pada musim panen masa tanam (MT) II tahun lalu atau Juli-Agustus 2023. Saat itu, harga gabah di tingkat petani masih sekitar Rp5.500-Rp6.000 per kilogram (kg). Sedangkan saat ini, menurut para petani, harga jual gabah di Wonogiri sudah mencapai Rp7.500/kg.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pedagang beras di Pasar Kota Wonogiri, Nevia Dwi Cahyani, mengatakan harga jual semua jenis beras minimal naik Rp1.000/kg sejak dua pekan terakhir. Beras kualitas medium harganya sudah mencapai Rp15.000/kg dari semula Rp13.500/kg. Sementara harga beras premium mencapai Rp16.000/kg.

“Kenaikan harganya hampir setiap hari, tetapi sedikit-sedikit. Misal hari ini naik Rp200/kg, besok juga naik segitu. Ini sudah sejak dua pekan lalu,” kata Nevi saat ditemui Solopos.com di kiosnya di lantai I Pasar Kota Wonogiri, Rabu (31/1/2024).

Kenaikan harga beras itu, menurut dia, karena ketersediaan beras di Wonogiri sudah mulai tipis akibat para petani belum panen. Informasi yang dia dapatkan, banyak daerah yang mengalami kemarau panjang sehingga jadwal penanaman padi mundur, termasuk di Wonogiri.

Nevi mengaku mendapatkan pasokan beras dari Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri. Meski harga naik, sejauh ini belum ada kelangkaan beras. Dia masih bisa memesan beras dari para distributor sesuai kebutuhan.

“Pembeli ya pasti mengeluh dengan kenaikan harga ini. Tetapi karena kebutuhan pokok, mau tidak mau mereka tetap membeli,” ujar dia.

Hal yang sama disampaikan pedagang beras di lantai II Pasar Kota Wonogiri, Tini Tomo. Menurut dia, kenaikan harga beras jadi Rp15.000/kg terjadi sejak pertengahan Januari 2024.

Berharap Harga Tinggi Bertahan sampai Panen

Tini mengatakan harga beras akan turun pada musim panen MT I. “Cuma, kalau tidak salah, panen MT I itu bareng sama Lebaran. Jadi mungkin setelah Lebaran harga beras baru bisa turun,” ungkap dia.

Salah satu petani di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Edi Catur, menerangkan kali terakhir dia menjual gabah hasil panen yakni pada Juli 2023 lalu. Kala itu harga gabah masih Rp5.500/kg di tingkat petani. Sementara sejak akhir Desember 2023 sampai sekarang harga gabah sudah di atas Rp7.000/kg.

“Jadi walaupun harga gabah dan beras saat ini lagi naik, petani di sini tidak banyak untung. Hla wong panennya saja sudah tahun lalu,” kata Edi.

Petani lainnya di Kecamatan Selogiri, Sujiono, berharap harga gabah yang sekarang ini sudah mencapai Rp7.500/kg bisa bertahan sampai musim panen MT I. Dengan begitu, para petani di Wonogiri bisa merasakan untung banyak.

Menurut Sujiono, jika harga itu sampai turun jauh pada saat musim panen, petani di Wonogiri hanya akan sedikit untung. Bahkan bisa saja hanya balik modal.

Hal itu mengingat alokasi pupuk subsidi yang diterima petani berkurang sampai 50% dibanding tahun lalu, sehingga terpaksa membeli pupuk nonubsidi yang harganya jauh lebih mahal.

“Kami sebagai petani, harga beras sedikit mahal enggak apa-apa selama itu menguntungkan kami. Harga beras Rp15.000/kg kami pikir masih terjangkau. Masalahnya, saat harga beras atau gabah baik, petani di Wonogiri malah sudah tidak punya gabah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya