Soloraya
Jumat, 23 Februari 2024 - 10:25 WIB

Hemat Rp20.000, Gerakan Pangan Murah di Pesu Klaten Diserbu Warga

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga antre untuk membeli paket sembako murah di halaman Kantor Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, Jumat (23/2/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pemkab Klaten dan Bulog menggelar gerakan pangan murah di halaman kantor Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Jumat (23/2/2024) pagi. Sebanyak 300 paket bahan kebutuhan pokok dijual dengan harga miring pada kegiatan tersebut.

Masing-masing paket berisi 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 1 kg gula pasir. Harga per paket Rp81.000. Warga yang mengikuti kegiatan itu sebelumnya menerima undangan dari pemerintah desa.

Advertisement

Warga yang mengikuti kegiatan itu berasal dari tiga desa yakni Kadilanggon, Pesu, dan Gadungan. Tingginya antusiasme warga mengikuti kegiatan itu membuat antrean mengular.

“Kegiatan ini dalam rangka menstabilkan harga sembako terutama beras. Kegiatan ini kerja sama Pemkab dengan Bulog,” kata Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, saat ditemui wartawan di sela pemantauan kegiatan gerakan pangan murah tersebut.

Yoga menjelaskan gerakan pangan murah bakal digelar secara bergiliran di 26 kecamatan di Klaten mulai Jumat (23/2/2024). “Iya, ini paling mahal [harga beras paling mahal sepanjang sejarah]. Ini juga dipengaruhi banyak faktor,” jelas Yoga.

Advertisement

Kabag Perekonomian Setda Klaten, Cahyo Dwi Setyanta, mengatakan salah satu yang mempengaruhi melonjaknya harga beras yakni fenomena El Nino. “Ini terjadi secara nasional. Kalau kondisi di Klaten memang untuk hasil produksi masih menjadi penyangga pangan,” ungkap dia.

Salah satu warga Dukuh Sarap, Desa Pesu, Sumarni, 57, mengatakan harga paket sembako yang dijual di kegiatan tersebut lebih murah Rp20.000 dibandingkan harga di pasar saat ini. Dia menjelaskan harga beras saat ini untuk kualitas medium Rp16.000 per kg.

Sebulan lalu, harga beras kualitas yang sama masih sekitar Rp13.000 per kg. “Ya sekarang dihemat-hemat untuk konsumsi berasnya. Rata-rata saya per hari untuk konsumsi keluarga berasnya 0,5 kg,” jelas Sumarni.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif