SOLOPOS.COM - Pabrik PT Liebra Permana berada di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Perusahaan yang memproduksi pakaian dalam itu memiliki ribuan karyawan. Foto diambil Desember 2021. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Investasi di Wonogiri tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Wonogiri, investasi masuk tercatat Rp1,997 triliun.

Angka itu naik tiga kali lipat dibandingkan nilai investasi pada 2021 yang tercatat senilai Rp643,5 miliar. Sedangkan investasi masuk ke Wonogiri pada 2023, hingga akhir semester I tercatat sudah Rp1,3 triliun.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Investasi pada 2022 disumbang oleh 25.503 usaha atau investor, bertambah lebih dari tiga kali lipat dibanding jumlah investor pada 2021 yang tercatat sebanyak 7.412 investor. Sedangkan investasi pada semester pertama 2023 berasal dari 18.115 investor.

Dari nilai investasi yang masuk sepanjang 2022, sebanyak 94.43% atau Rp1,886 triliun berpusat di lima kecamatan. Artinya lima kecamatan itu lah yang paling banyak menarik investasi di Wonogiri, meliputi:

  • Wonogiri
  • Ngadirojo
  • Girimarto
  • Selogiri
  • Pracimantoro

Kasi Data DPMPTSP Wonogiri, Sriyanto, mengatakan tingginya nilai investasi di lima wilayah itu berdampak pula pada banyaknya jumlah usaha dan serapan tenaga kerja. Dia menerangkan sebanyak 99,02% jumlah usaha yang berinvestasi di Wonogiri pada 2022 ditopang usaha mikro dan kecil.

Di sisi lain, usaha mikro kecil itu banyak yang bergerak di sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan dan minuman jadi. Dia mencontohkan di Kecamatan Wonogiri sebagai wilayah dengan nilai investasi tertinggi, yaitu Rp1,151 triliun, terdapat 3.007 usaha.

Hal itu jauh berbeda dengan kecamatan lain misalnya Manyaran, yang juga masuk wilayah kawasan industri. Dengan nilai investasi Rp21,5 miliar, jumlah usaha di Manyaran itu hanya 855 usaha.

“Dari data investasi 2022, kami sudah bisa memetakan kecamatan mana yang memiliki daya saing investasi tinggi di Wonogiri,” kata Sriyanto kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Sri menjelaskan ada tiga elemen yang menentukan tingkat daya saing usaha suatu wilayah, yaitu nilai investasi, jumlah usaha, dan penyerapan tenaga kerja. Dengan tiga kombinasi elemen itu bisa dilihat suatu wilayah memiliki daya saing usaha tinggi, sedang, atau rendah.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Wonogiri, Ristanti, mengatakan saat ini perusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja terpusat di dua kecamatan yaitu Ngadirojo dan Selogiri. Kebanyakan merupakan perusahaan garmen dan produsen pakaian.

Disnaker mencatat ada 491 perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 10 orang di Wonogiri, yang artinya wajib membayar gaji karyawan sesuai upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Data per Oktober 2023, total ada 29.547 tenaga kerja yang terserap di 491 perusahaan tersebut. Di antara jumlah itu, ada sekitar enam perusahaan besar yang menyerap tenaga kerja sekitar 12.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya