SOLOPOS.COM - Tugu selamat datang dengan patung harimau putih dibangun di salah satu akses masuk ke wilayah Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten. Foto diambil Jumat (25/6/2021). (Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Berada di pusat kota Kecamatan Wedi, desa yang satu itu menjadi desa dengan luas wilayah tersempit atau terkecil di Wedi, bahkan di Kabupaten Klaten. Tak hanya itu, nama desa ini juga cukup unik.

Desa itu bernama Gadungan. Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Badan Pusat Statistik (BPS) Klaten dalam publikasi Kecamatan Wedi dalam Angka 2022, luas wilayah Desa Gadungan tak sampai 1 kilometer persegi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Luas Gadungan hanya 0,64 km persegi atau 64 hektare (ha) dan menjadi tempat tinggal 1.453 jiwa warga. Luas wilayah desa itu hanya 2,62 persen dari total luas wilayah Kecamatan Wedi yakni 24,39 km persegi dan terdiri dari 19 desa.

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gadungan berarti palsu, bukan sebenarnya atau jadi-jadian. Konon, nama desa tersempit di Kabupaten Klaten tersebut berasal dari sesuatu yang dianggap bukan sebenarnya.

Kepala Desa (Kades) Gadungan, Amiruddin, mengatakan hingga kini warga masih meyakini nama desa itu berasal dari nama leluhur desa setempat yang bernama Mbah Gadungan.

Amiruddin mengisahkan Mbah Gadungan sering menampakkan diri dalam bentuk sosok harimau jadi-jadian dalam momen tertentu.

“Misalkan ada warga baru yang tinggal di Gadungan, ada yang melihat penampakan berupa harimau. Itu seperti dibageke [disambut dengan baik],” kata Amiruddin saat berbincang dengan Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Perkebunan Tembakau

Ada versi lain soal nama desa tersempit di Klaten tersebut. Dalam versi lain itu menyebutkan nama Gadungan berasal dari kata gadung. Kata gadung itu diartikan hijau yakni desa dengan tanahnya yang subur.

“Tanah di Gadungan ini subur. Salah satu yang dulu pernah menjadi andalan di sini yakni tanam tembakau Vorstenlanden ketika perkebunan masih aktif,” kata Amiruddin.

Meski ada versi lain, Amiruddin membenarkan hingga kini Mbah Gadungan masih diyakini sebagai sosok cikal bakal hingga namanya menjadi nama desa tersebut. Sebagai penanda desa, patung harimau didirikan di salah satu ujung Desa Gadungan.

Salah satu warga Kecamatan Wedi, L Sukamta, 52, mengatakan Gadungan menjadi desa dengan luas wilayah tersempit di Kecamatan Wedi, bahkan Klaten. Meski paling kecil, fasilitas publik di Gadungan sangat lengkap dan menjadi pusat perkantoran serta pertokoan.

Gadungan menjadi salah satu desa di pusat kecamatan yang berbatasan dengan Kali Ujung dan berada pada perlintasan jalan raya Wedi-Bayat. Desa itu berdekatan dengan Pasar Wedi yang secara administrasi berada di Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi.

Di Gadungan terdapat deretan pertokoan serta Pasar Hewan Wedi. Masjid Besar Nurul Jami’ Wedi dan Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus juga beralamat di Gadungan. Bahkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Kebun Wedi juga berada di Desa Gadungan.

“Kemudian sejumlah perkantoran tingkat kecamatan ada di Gadungan. Di desa itu juga ada lapangan tenis dan beberapa perkantoran setingkat kecamatan,” kata Sukamta yang juga mantan pengurus Badan Kerja Sama Antardesa (BKAD) Kecamatan Wedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya