SOLOPOS.COM - Surat lelayu Kades Pranggong, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Wagimin, yang meninggal dunia pada Rabu (3/4/2024). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepala desa (Kades) Pranggong, Andong, Boyolali, Wagimin, yang terkenal karena memberdayakan masyarakat untuk membudidayakan pisang Cavendish, meninggal dunia pada Rabu (3/4/2024) pagi. Wagimin meninggal karena sakit.

Kabar tersebut dibagikan di beberapa unggahan cerita WhatsApp kepala desa. Informasi meninggalnya Kades Pranggong dibenarkan Ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Boyolali, Komarudin.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Betul, yang wafat Kades Pranggong. Rencananya dimakamkan nanti sore pukul 15.00 WIB,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu. Komarudin mengaku tidak tahu pasti penyebab meninggalnya Wagimin.

Sementara itu, Kepala Desa/Kecamatan Andong, Solikul, saat dihubungi Solopos.com, menjelaskan Wagimin sudah 1,5 tahun ini menjalani cuci darah dua kali sepekan. “Beliau sudah 1,5 tahun cuci darah sepekan dua kali di rumah sakit Solo,” jelasnya.

Solikul menjelaskan pada Selasa (2/4/2024) malam, Wagimin dibawa ke RSUD dr Moewardi Solo dan langsung dirawat di ICU. Kemudian, pada Rabu sekitar pukul 10.00 WIB, Wagimin yang berusia 53 tahun meninggal dunia.

Solikul mengaku sangat kehilangan rekan kepala desa yang supel dan ramah. Diketahui, Wagimin baru menjabat satu periode ini yang seharusnya berakhir pada 2025.

Mendiang Wagimin meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Rencananya jenazah Wagimin dimakamkan di Permakaman Dukuh Miribosok, Desa Pranggong.

Berdasarkan catatan Solopos.com, Wagimin adalah kepala desa yang memberdayakan masyarakat untuk membudidayakan pisang Cavendish. Dari budi daya itu, ia bermitra dengan pelaku usaha dari 16 kota/kabupaten untuk merambah pasar bibit pisang Cavendish, buah pisang Cavendish, dan beberapa jenis olahan pisang Cavendish.

Wagimin mulai mengembangkan gagasannya untuk menanam pisang Cavendish pada 2020. Hal itu berawal saat ia melihat ada beberapa petak lahan kosong di desanya,

Lahan yang kosong itu kemudian dimanfaatkan untuk ditanami pisang Cavendish dengan harapan ke depan bisa meningkatkan ketahanan pangan, mengentaskan kemiskinan.

“Kami berinovasi dan berkreasi melakukan pembibitan pisang Cavendish untuk dijualbelikan,” kata Wagimin ketika disambangi wartawan di tempat usahanya yang masih satu lokasi dengan tempat tinggalnya di Desa Pranggong, Kamis (20/10/2022).

Sejak 2020 itu, Wagimin mulai menjualbelikan bibit pisang Cavendish dan produk olahan dari pisang Cavendish bersama warga sekitar. Dari pembibitan dan produk olahan itu, ada pundi-pundi pendapatan yang diperoleh warga dan Wagimin setiap bulannya.

Wagimin menganggap budi daya pisang cavendish itu bisa memberikan pendapatan luar biasa bagi warga sekitar, yang setara empat kali upah minimum pekerja di Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya