SOLOPOS.COM - Polisi mengecek keberadaan sarang tawon berukuran besar di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Klaten, yang sebelumnya menyerang seorang kakek-kakek hingga meninggal dunia, Kamis (7/12/2023). (Istimewa/Polsek Wedi)

Solopos.com, KLATEN — Seorang kakek-kakek pensiunan polisi asal Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Klaten, meninggal dunia sehari setelah tersengat tawon jenis Vespa affinis. Sebelumnya, pria lansia itu disengat tawon dalam jumlah banyak saat bersih-bersih pekarangan.

“Disengatnya kemarin [Kamis, 7/12/2023] siang, kemudian dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan. Kami mendapatkan informasi tadi pagi [Jumat, 8/12/2023] sekitar pukul 03.00 WIB meninggal dunia,” kata Kapolsek Wedi, AKP Ismail, saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kakek-kakek itu diketahui bernama S Karno, 82, warga Desa Dengkeng. Karno disengat tawon pada Kamis (7/12/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, ia sedang bersih-bersih pekarangan di belakang rumahnya.

Lalu tiba-tiba ia berteriak minta tolong. Warga datang bersama anak pensiunan polisi itu dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

“Kemarin kondisi kesehatan beliau sebenarnya sudah bagus setelah masuk ke rumah sakit. Kemudian tadi pagi tahu-tahu dapat informasi korban sudah meninggal dunia,” jelas Kapolsek mengenai pensiunan polisi asal Wedi, Klaten, yang meninggal akibat disengat tawon itu.

Dari keterangan sang anak, kakek-kakek itu mendapatkan puluhan sengatan tawon pada bagian kepala, tangan, dan kaki. “Dari keterangan anaknya, sengatan tawon banyak, lebih dari 20 titik. Karena bekas bentol-bentolnya itu ada di tangan, kaki, dan kepala,” kata Ismail.

Jenazah korban sudah dimakamkan pada Jumat sekitar pukul 10.00 WIB. Sementara sarang tawon yang berukuran sebesar helm rencananya ditangani pada Jumat malam. Posisinya pada semak pepohonan dan berada di permukaan tanah.

Polisi bersama sukarelawan sudah mengecek keberadaan sarang tawon itu. “Saat siang tawon cenderung agresif. Sehingga rencana evakuasi sarang dilakukan nanti malam,” kata dia.

Ketua Forum Relawan Wedi (Foredi), Thulik Nugroho, mengatakan saat memasuki musim hujan perkembangbiakan tawon jenis Vespa affinis meningkat. Keberadaan sarang tawon tersebut tidak teratur.

Bisa berada di atas pohon dan bisa berada di permukaan tanah. Rata-rata koloni tawon itu membuat sarang di tempat yang lembap. Ukuran sarang itu bisa mencapai lebih dari 1 meter. Dalam satu sarang bisa berisi ribuan tawon.

“Imbauan kami ketika mendapati sarang tawon jenis ini lebih baik menghubungi tim Damkar atau sukarelawan yang sudah terbiasa mengevakuasi sarang tawon tersebut. Tawon jenis Vespa affinis ini ketika sarangnya diganggu, kecenderungannya justru menyerang,” kata Thulik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya