SOLOPOS.COM - Sujiati, 58, belajar Iqra disimak oleh Ipda Mustaqim yang menjadi guru ngaji di Masjid Baitul Amin, Randusari, Teras, Boyolali, Jumat (15/3/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Puluhan ibu-ibu muda hingga lanjut usia (lansia) datang berbondong-bondong ke Masjid Baitul Amin di Perumahan Griya Tiara Ardi, Dukuh Tukangan, Desa Randusari, Kecamatan Teras, Boyolali, Jumat (15/3/2024).

Mereka datang sekitar pukul 13.00 WIB untuk belajar mengaji bersama seorang anggota Polres Boyolali yang juga warga setempat, Ipda Mustaqim. Beberapa dari ibu-ibu tersebut mengaji TPA sambil membawa cucu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di antara peserta kegiatan TPA tersebut, seorang perempuan berusia 58 tahun, Sujiati, diminta maju untuk membacakan Surat Ad-Dhuha. Namun, perempuan tersebut berterus terang tidak bisa membaca Al-Qur’an.

Diminta membaca Iqra, ia dengan malu-malu meminta untuk membaca Al-Fatihah saja. Disimak oleh Mustaqim, Sujiati melafalkan Surat Al-Fatihah dengan sesekali dikoreksi guru ngajinya.

Ditemui seusai kegiatan, Sujiati mengatakan ia dulu hidup jauh dari masjid. Sehingga masa kecilnya tidak mengenal bacaan Iqra dan akhirnya tidak bisa membaca Al-Qur’an.

“Jadi saya menghafalkan beberapa surat-surat pendek, yang penting saat salat, saya tahu harus membaca surat apa. Surat-surat pendek itu untuk bekal saya salat dan di akhirat,” kata dia kepada Solopos.com.

Walaupun belum bisa membaca Al-Qur’an, Sujiati berharap usahanya untuk menghafal surat-surat pendek bisa diterima Allah SWT. Sujiati juga menjelaskan selalu berzikir dan tahlil seusai salat lalu mendoakan orang tua.

Sangat Telaten

Lebih lanjut, ia mengaku senang bisa belajar mengaji bersama ibu-ibu lain di lingkungan tempat tinggalnya. Terlebih, ia menilai guru ngajinya mengajar dengan sabar.

Walau diajar seorang polisi, Sujiati mengaku tak takut, bahka ia menilai Mustaqim sangat telaten mengajari para ibu-ibu mengaji. “Saya senang belajar ngaji, enggak usah tidur siang enggak apa-apa. Yang penting belajar mengaji. Pak Mustaqim mengajar mengaji enggak tiap hari, seluangnya beliau, tapi salut masih meluangkan waktu di tengah pekerjaannya sebagai polisi,” ungkap Sujiati.

Sementara itu, Ipda Mustaqim menyampaikan kegiatan TPA ibu-ibu tersebut diisi dengan mengaji Iqra’, Juz Amma, dan Al Qur’an. Bacaan surat juga ditafsir agar memperdalam pengetahuan ibu-ibu tentang Al-Qur’an.

Ia menjelaskan kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap Ramadan dengan tujuan memperdalam ilmu agama para ibu-ibu. “Harapannya, ibu-ibu sebagai pendidik yang awal bagi anak-anak, sehingga di tangan pendidik awal tersebut, generasi penerus bisa lebih baik,” kata dia.

Pria yang menjabat Kanit Bintibsos Satbinmas Polres Boyolali tersebut menyampaikan mengajar ibu-ibu sangat berbeda dengan mengajar anak-anak. Ia mengatakan mengajari anak-anak lebih mudah karena mereka gampang menyerap ilmu yang diajarkan. Berbeda dengan para ibu-ibu yang harus diajarkan berulang-ulang.

“Akan tetapi saya mengagumi semangat para ibu-ibu. Yakinlah setiap perbuatan baik yang dilakukan bakal bernilai ibadah. Nantinya hal tersebut akan menjadikan generasi selanjutnya lebih mulia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya