SOLOPOS.COM - Petani menunjukkan satu patok sawah yang mengering di Desa Tawangrejo, Kecamatan Bayat, Klaten, karena tak mendapatkan aliran irigasi dari Rawa Jombor, Kamis (7/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten telah memberikan solusi terkait masalah irigasi tersendat yang dikeluhkan petani Desa Talang dan Desa Tawangrejo, Kecamatan Bayat.

DKPP memastikan lahan sawah di dua desa itu tetap mendapatkan air irigasi. Sebelumnya, petani di dua desa itu dihantui perasaan waswas bakal gagal panen lantaran selama beberapa pekan air irigasi tak lancar dikarenakan ada proyek perbaikan saluran dari Rawa Jombor.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Aliran air dari Rawa Jombor selama ini menjadi andalan bagi petani di dua desa tersebut. Sementara sumur dalam tak bisa diandalkan seluruhnya karena kapasitas yang terbatas.

“Kami sudah komunikasi dengan DPUPR [Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang] dan sudah bersurat ke BBWSBS [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo] agar yang di selatan itu bisa diberi oncoran secara berkala. Yang penting diatur sedemikian rupa sehingga tanaman di sana tetap bisa panen,” kata Kepala DKPP Klaten, Widiyanti saat ditemui wartawan di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (18/9/2023).

Widiyanti mengatakan penyaluran air untuk irigasi sawah di dua desa wilayah Bayat, Klaten, itu saat ini sudah berproses. Sebelumnya Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan petugas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) sudah menghitung kebutuhan air irigasi di wilayah sisi selatan Rawa Jombor tersebut.

“Insyaallah tidak akan mengalami gagal panen,” kata Widiyanti. Ia mengatakan sawah yang mengandalkan irigasi dari Rawa Jombor di dua desa itu ada sekitar 80 hektare (ha). Mayoritas lahan itu masuk wilayah Desa Talang yakni sekitar 70 ha.

Sebelumnya diberitakan, sebagian petani di Desa Talang dan Desa Tawangrejo, Kecamatan Bayat, khawatir akan gagal panen. Penyebabnya, mereka kesulitan mendapatkan air irigasi memasuki masa tanam kali ini.

Aliran air dari Rawa Jombor terhenti selama beberapa pekan terakhir lantaran ada proyek perbaikan saluran di sisi hulu. Salah satu petani sekaligus darmo tirto di Desa Talang, Sri Lestari, mengatakan aliran air irigasi dari Rawa Jombor menjadi andalan utama petani di beberapa desa di Bayat, Klaten, termasuk di Talang dan Tawangrejo.

4 Patok Sawah Mengering

“Aliran air tidak lancar karena terhambat proyek pembangunan saluran irigasi Rawa Jombor. Dari pengalaman yang sudah-sudah [sejak aliran macet], air hanya mengalir mulai Sabtu pagi hingga Senin pagi atau Selasa pagi. Selebihnya tidak ada aliran air,” kata Sri saat ditemui di lahan pertaniannya, Kamis (7/9/2023).

Alhasil, kondisi itu membuat sebagian sawah sama sekali tak mendapatkan aliran air irigasi. Sekitar empat patok sawah di wilayah Tawangrejo kondisi tanahnya mengering dan padi yang telanjur ditanam menguning lantaran tak mendapatkan asupan air.

Sri mengatakan sebelumnya petani tak mengetahui akan ada proyek perbaikan saluran di wilayah Desa Jotangan, Bayat. Sementara petani telanjur mengolah lahan serta menyiapkan benih di lahan mereka untuk ditanami padi.

Aliran air dari Rawa Jombor menjadi satu-satunya andalan irigasi bagi sebagian petani di wilayah Talang dan Tawangrejo, Bayat, Klaten, yang sudah terlanjur tanam padi pada musim tanam kali ini.

Petani lainnya, Tito, mengatakan saat ini tanaman padi di sawah Tawangrejo dan Talang rata-rata memasuki masa bunting dan sangat membutuhkan air. Jika tak segera mendapatkan aliran irigasi, sebagian petani terancam gagal panen.

“Satu-satunya cara biar petani tidak gagal panen mendesak dari pihak proyek untuk sementara libur dulu. Memberi waktu agar aliran air bisa mengairi sawah di Talang dan Tawangrejo paling tidak untuk tujuh hingga 10 hari,” kata dia.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Klaten, Suryanto, menjelaskan sebelum proyek perbaikan talut dilakukan, sudah ada koordinasi dengan petani maupun BBWSBS yang memiliki kewenangan terkait Rawa Jombor.

Terkait proyek rehabilitasi jaringan irigasi tersebut, Suryanto mengatakan akan diselesaikan secepatnya. Proyek tersebut ditarget rampung September ini.

Selain pembangunan talut, pada proyek itu dilakukan pengerukan sedimen di saluran. Tujuan perbaikan itu untuk memperlancar aliran air dari Rawa Jombor yang dimanfaatkan guna irigasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya