Soloraya
Minggu, 24 September 2023 - 21:25 WIB

Jadi Biang Sedimentasi, Eceng Gondok di Waduk Cengklik Boyolali Dibabat Habis

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membersihkan eceng gondok di dasar area genangan Waduk Cengklik yang mengering di wilayah Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Minggu (24/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Puluhan orang ramai-ramai turun ke Waduk Cengklik di wilayah Sobokerto, Ngemplak, Boyolali, untuk membabat habis eceng gondok yang dinilai sebagai biang keladi terjadinya sedimentasi dan pendangkalan waduk tersebut.

Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (24/9/2023) itu diikuti nelayan, kelompok Karamba Jaring Apung (KJA), Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, dan petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Advertisement

Mereka membersihkan eceng gondok dengan cara membakar dan juga membabat menggunakan mesin. Di tengah cuaca panas, mereka membasmi biang sedimentasi itu.

Ketua kelompok KJA Sumber Rejeki, Wagino, menyampaikan ini adalah kali keenam kerja bakti dilakukan untuk pembersihan eceng gondok di Waduk Cengklik, Boyolali. Ia menjelaskan eceng gondok menjadi biang sedimentasi dan membuat daya tampung area genangan Waduk Cengklik berkurang.

Advertisement

Ketua kelompok KJA Sumber Rejeki, Wagino, menyampaikan ini adalah kali keenam kerja bakti dilakukan untuk pembersihan eceng gondok di Waduk Cengklik, Boyolali. Ia menjelaskan eceng gondok menjadi biang sedimentasi dan membuat daya tampung area genangan Waduk Cengklik berkurang.

Wagino menyampaikan pada 2013 genangan air di Waduk Cengklik seluas 240 hektare namun akhir-akhir ini menyusut menjadi 216 hektare. “Ini mumpung musim kemarau dan airnya surut, kami rajin melakukan pembersihan eceng gondok. Kami siapkan enam mesin bubut,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Wagino menjelaskan eceng gondok yang sudah tua dimusnahkan dengan cara dibakar dan dibabat. Namun, untuk eceng gondok yang masih hijau dibabat kemudian digunakan untuk membuat pupuk kompos dan biogas.

Advertisement

Selain itu, keberadaan eceng gondok juga mengurangi kadar oksigen di air, sehingga menghambat pertumbuhan ikan. Wagino menjelaskan musim kemarau tidak menjadi kendala bagi anggota KJA Sumber Rejeki.

Eceng Gondok Ganggu Pertumbuhan Ikan

Ia menjelaskan justru dengan musim kemarau, petani KJA yang biasanya hanya bisa memanen 1-5 kilogram per hari, kini justru bisa panen mencapai 15 kilogram per hari. “Soalnya kalau volume air berkurang, itu ikannya pada berkumpul. Ini airnya baru susut sekitar seperempatnya,” kata dia.

Bendahara kelompok KJA Sumber Rejeki, Hartono, menyampaikan ada sekitar 37 anggota di perkumpulannya. Rata-rata produktivitas ikan per hari mencapai 5 kuintal. Ada 500 petak karamba milik anggota Sumber Rejeki, dengan ukuran masing-masing 6 meter x 6 meter.

Advertisement

Komoditas unggulan KJA Sumber Rejeki adalah nila merah. Harga per kilogram nila merah mencapai Rp24.000-25.000. “Kami menjualnya ke empat tengkulak, satu di Solo, satu di Yogyakarta, dan dua di lokal sini,” kata dia.

Sementara itu, Sub Koordinator Perikanan Budi Daya Disnakkan Boyolali, Devit Nur Mariani, menyampaikan ada tiga kelompok KJA di Waduk Cengklik. Dua kelompok berada di Desa Sobokerto dan satu di Desa Ngargorejo. Produktivitas ikan per hari di Waduk Cengklik mencapai hampir 1 ton per hari dari tiga kelompok tersebut.

Devit mengapresiasi inisiatif KJA yang rutin membersihkan eceng gondok di sekitaran Waduk Cengklik, Boyolali. Ia menilai kegiatan tersebut sebagai hal positif karena keberadaan eceng gondok dalam mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.

Advertisement

“Semisal eceng gondok ini tidak terkendali atau booming eceng gondok, ini kan selain menutupi perairan juga mengurangi kandungan oksigen di dalam air,” kata dia.

Ia menjelaskan ketika kadar oksigen di air berkurang, pertumbuhan ikan akan lambat. Terlebih jika terjadi fenomena upwelling. “Sudah kadar amonia naik, racun bertambah, oksigen berkurang. Bisa menyebabkan kematian ikan massal,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif