SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, berbocara soal angka kematian ibu (AKI) di Bumi Sukowati, Rabu (15/11/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menilai angka kematian ibu (AKI) di Bumi Sukowati perlu mendapat perhatian khusus. Apalagi sepanjang 2023 terdapat 14 kasus AKI di Sragen.

Angka tersebut dihitung per Selasa (15/11/2023) atau terjadi penambahan tujuh kasus dari Juni 2023. Jumlah AKI di sepanjang tahun ini sama dengan 2022 yang mencapai ada 14 kasus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Yang harus diperhatikan adalah angka kematian ibu [AKI] pada 2023 itu ada 14 kasus, tahun 2023 hingga November 14 kasus dari berbagai latar belakang persoalan,” terang Bupati kepada Solopos.com di sela-sela Pameran Inovasi Kesehatan (Pikes) 2023 di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen pada Rabu.

Ia menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kasus AKI. Salah satunya adalah eklampsia yaitu komplikasi berat yang terjadi saat kehamilan, persalinan, atau setelah persalinan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang.

Pemkab melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) diklaim telah melakukan upaya preventif untuk menekan kasus ini. Seperti puskesmas yang diminta getol memberikan edukasi kepada para ibu hamil untuk rutin memeriksakan kondisinya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Udayanti Proborini, menjelaskan pihaknya juga berkoordinasi dengan para bidan desa untuk bisa mencegah terjadinya kematian ibu.

“Kemudian untuk puskemas dan rumah sakit diminta untuk selalu waspada atau lebih menaruh perhatian serius. Setiap ibu hamil harus terdeteksi lebih awal. Kemudian cek semuanya apakah sudah memiliki jaminan kesehatan atau tidak. Kalau belum memiliki jaminan kesehatan, kami harus bisa memberikan jaminan kesehatan dari pemerintah daerah,” terang Udayanti.

Dengan adanya langkah tersebut diharapkan mampu mengedukasi ibu hamil agar rutin melakukan kontrol kesehatan. Ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, bisa segera dilakukan tindakan medis atau dirujuk ke rumah sakit.

Pendampingan yang massif dari bidan desa ataupun tenaga kesehatan juga dilakukan untuk mengoptimalkan upaya preventif.

Selain eklampsia, Udayanti mengungkapkan umumnya penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan adalah karena adanya penyakit penyerta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya