SOLOPOS.COM - Sekelompok murid SD menari Kethek Ogleng dalam lomba yang digelar di Disdikbud Wonogiri, Selasa (4/6/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Seratusan siswa SD di Wonogiri mengikuti lomba Tari Kethek Ogleng di Gedung Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Selasa (4/6/2024). Lomba tari ini diharapkan bisa menjaga kelestarian dan memperpanjang usia kesenian asli Wonogiri.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Wonogiri, Eko Sunarsono, mengatakan lomba Tari Kethek Ogleng diikuti 25 koordinator wilayah (korwil) pendidikan di Wonogiri. Masing-masing korwil mengirimkan satu kelompok tari Kethek Ogleng.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam satu kelompok itu ada penari yang berasal dari siswa SD di korwil tersebut. Menurut Eko, lomba tari Kethek Ogleng digelar untuk melestarikan kearifan lokal Wonogiri. Dia menilai kesenian Kethek Ogleng mulai tidak populer.

Sebagai kesenian asli Wonogiri, Kethek Ogleng harus terus dikenal masyarakat lokal. Di sisi lain, kesenian tari berguna bagi peserta didik.

Kesenian ini mengajarkan anak-anak untuk mengekspresikan emosi, disiplin, sekaligus menjadi sarana olahraga. Dia ingin siswa SD di Wonogiri memiliki jiwa seni yang bisa mengolah rasa dan mengontrol emosi.

“Kami ingin menggugah kembali potensi kesenian Wonogiri yang selama ini kesirep [tenggelam] karena pengaruh banyak hal,” kata Eko saat ditemui Solopos.com di Kantor Disdikbud Wonogiri, Selasa.

Dia melanjutkan akan berupaya agar tari Kethek Ogleng tidak membosankan, melainkan tampak meriah dan megah. Dengan begitu, diharapkan anak-anak semakin tertarik untuk mempelajari tarian tersebut.

Selama ini tarian Kethek Ogleng yang berkembang cenderung monoton dan belum tertata dengan rapi. Para penari cenderung masih sembarangan dalam membawakannya di depan penonton.

Dia ingin meski ada banyak varian tarian Kethek Ogleng, tetapi tetap harus dikemas secara rapi dan terkonsep. Misalnya kostum tari Kethek Ogleng tidak harus selalu putih, melainkan bisa berwarna-warni.

Tampil di Grebeg Sura

“Sampai sekarang kami belum menemukan formulasi yang pas untuk mewujudkan itu. Kegiatan ini sebenarnya bagian dari mencari itu. Nanti kalau sudah terbentuk, bisa kami bakukan, bisa kami buat modul untuk dipelajari,” ujar dia.

Saat ini, lanjut dia, belum ada lagi maestro tari Kethek Ogleng di Wonogiri setelah Samijo. Lomba tari Kethek Ogleng tingkat SD/MI se-Wonogiri itu bertujuan mencari bibit-bibit maestro tari asli Wonogiri.

Eko menuturkan Kethek Ogleng awalnya berdiri sendiri. Namun seiring berkembangnya waktu tari ini dikaitkan dengan cerita Panji asal Jawa Timur.

Dia menambahkan dari 25 kelompok peserta yang ikut lomba itu, enam peserta terbaik akan tampil di final yang akan digelar berbarengan dengan Grebeg Sura di Jatisrono pada Juli 2024.

“Jadi nanti enam terbaik akan pentas berbarengan dengan acara Grebeg Sura. Nanti diambil juara I, II, II dan harapan I, II, III,” ucapnya.

Pelatih tari profesional Wonogiri, Ludiro Pancoko, mengatakan tari Kethek Ogleng tidak bisa lepas dari tradisi Wonogiri. Tari ini sudah lama berkembang. Hanya, sekarang mulai terlupakan. Maka dari itu, perlu pengenalan kembali tari tradisional Wonogiri itu di sekolah-sekolah.

Ludiro menyampaikan selain melestarikan kearifan lokal, dengan belajar tari, anak-anak belajar berproses. Mereka tidak serta merta mendapatkan hasil instan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam kesenian tari, terdapat nilai-nilai karakter yang bisa menempel kepada para penari seperti kedisiplinan dan mengontrol emosi.

”Sanggar-sanggar tari di Wonogiri masih banyak. Tetapi memang pengaruh teknologi, gadget itu bikin antusiasme anak-anak belajar tari turun. Sebaliknya, sebenarnya dengan belajar tari, bisa mengurangi anak-anak dari kecanduan bermain gadget,” kata Ludiro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya