SOLOPOS.COM - Kondisi ruas jalan Gedaren-Manjungan, Ngawen, Klaten, rusak parah, Rabu (10/1/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Jumlah pengunjung Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, anjlok sebagai imbas rusaknya ruas jalan kabupaten penghubung Gedaren-Manjungan. Penurunan jumlah pengunjung itu mencapai 20-30 persen.

Umbul Susuhan merupakan salah satu destinasi wisata air di Klaten yang berada di tepi jalan raya Klaten-Jatinom. Dari arah Kecamatan Ceper, akses paling cepat menuju objek wisata itu melalui ruas Gedaren-Manjungan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Namun, kondisi jalan Gedaren-Manjungan, Klaten, rusak parah selama beberapa bulan terakhir lantaran kerap dilalui truk pengangkut material uruk tol Solo-Jogja menuju lokasi proyek di desa setempat.

Sebagian ruas jalan yang sebelumnya beraspal kini berganti dengan tanah, batu, serta pasir. Kondisi jalan bergelombang terutama di ruas jalan di antara area persawahan. Talut di sisi kiri dan kanan jalan juga rusak. Saat hujan, jalan itu berlumpur tak ubahnya arena offroad.

Agar tak membahayakan pengguna jalan, warga memasang tulisan di beberapa lokasi menuju ke jalan rusak yang isinya imbauan agar para pengendara kendaraan pribadi menghindari jalan tersebut dan melalui jalur alternatif.

Direktur Bumdes Mahanani Desa Manjungan selaku pengelola Umbul Susuhan, Affan Fauzan Pahlawi, membenarkan ada penurunan jumlah pengunjung seiring rusaknya ruas Gedaren-Manjungan, Klaten.

“Karena memang pasar Umbul Susuhan banyak yang dari arah timur [dari arah Ceper dan sekitarnya]. Penurunan jumlah pengunjung antara 20-30 persen,” kata Affan saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (12/1/2024).

Jumlah pengunjung Umbul Susuhan pada hari kerja atau Senin-Jumat sebelumnya rata-rata 70-100 orang per hari. Namun sejak jalan Gedaren-Manjungan rusak, jumlah pengunjung turun jadi 20-60 orang per hari. “Harapan warga tentu jalan itu agar segera diperbaiki,” kata Affan.

MoU Pemkab dan Pelaksana Tol

Ditemui sebelumnya, Kades Manjungan, Dunung Nugraha, mengatakan ruas jalan yang mengalami kerusakan berat panjangnya mencapai 400 meter. Kerusakan sudah terjadi sekitar empat bulan lalu seiring jalan dilintasi truk uruk tol. “Sehari itu bisa sampai 500 truk yang lewat,” kata Dunung saat ditemui wartawan di Kantor Desa Manjungan, Jumat (22/12/2023).

Kerusakan jalan Gedaren-Manjungan, Klaten, itu dikeluhkan warga karena jalan kabupaten itu menjadi jalur penghubung antara Jatinom dengan Ceper serta Pedan. Jalur itu juga menjadi akses para pekerja pabrik.

“Ini jalan kabupaten yang menjadi jalan utama juga. Sekarang kondisinya sangat tidak kondusif. Dampaknya banyak. Seperti terhadap Bumdes Manjungan [terkait pengelolaan Umbul Susuhan] terjadi penurunan jumlah pengunjung. Aktivitas tol juga jam kerjanya hampir 24 jam,” ungkap dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan sudah ada memorandum of understanding (MoU) antara Pemkab dengan pelaksana tol terutama terkait lalu lintas truk uruk tol. Salah satu poin yakni perbaikan jalan rusak akibat dilintasi truk uruk tol.

Setiap ada kerusakan jalan, Pemkab sudah bersurat ke pelaksana tol agar segera diperbaiki. Namun, respons dari pelaksana dinilai cenderung lambat. “Sudah ada MoU siapa berbuat apa. Sudah berulang kali rapat. Tetapi responsnya masih lemah,” kata Mulyani saat ditemui wartawan di rumah dinas Bupati Klaten, Jumat.

Dia meminta agar pelaksana tol segera memperbaiki ruas jalan yang rusak akibat dilintasi truk uruk tol. Hal itu mendesak dilakukan apalagi akhir-akhir ini mulai sering hujan. “Kondisi jalan akan semakin parah. Kasihan masyarakat,” kata Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya