SOLOPOS.COM - Kendaraan bermotor melintas di perempatan Ponten Wonogiri, Minggu (7/4/2024). Usaha jual-beli motor dan mobil di Wonogiri dinilai lesu menjelang Lebaran 2024 meski ribuan perantau mudik ke Wonogiri. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Momentum jelang Lebaran dengan kedatangan para perantau yang mudik ke kampung halaman belum berdampak signifikan terhadap usaha jual-beli sepeda motor dan mobil bekas di Wonogiri.

Bahkan dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, tingkat penjualan motor dan mobil bekas tahun ini mengalami penurunan. Inflasi disebut menjadi salah satu penyebabnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pengusaha jual-beli motor di Ngadirojo, Wonogiri, Catur, mengatakan Lebaran 2024 ini terjadi anomali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya terhadap usaha jual-beli motor bekas di Wonogiri. Pada umumnya, sepekan sebelum Lebaran, permintaan sepeda motor naik cukup tinggi.

Sementara saat ini, penjualan sepeda motor masih relatif sama dengan hari-hari biasa. ”Di diler saya, tidak ada kenaikan penjualan. Kondisi ini sangat berbeda dengan lebaran-lebaran tahun sebelumya. Saya tidak tahu penyebab pastinya,” kata Catur saat dihubungi Solopos.com, Minggu (7/4/2024).

Catur menyampaikan perputaran ekonomi pada tahun ini cenderung melambat. Kondisi ini tidak hanya terjadi di sektor usaha jual-beli motor bekas. Sektor pertanian dan peternakan juga mengalami hal serupa. Banyak petani di desa-desa di Wonogiri hasil panennya tidak optimal.

Banyak pengusaha jual-beli hewan ternak mengeluh usahanya sedang lesu. ”Teman-teman saya yang berwirausaha di pertanian dan peternakan juga mengalami hal yang sama, sepi. Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya. Kenaikan harga-harga bahan pokok juga mungkin berpengaruh atau mungkin efek dari Pemilu,” ujar dia.

Pemilik diler Seneng Motor, Sunan Fanijie, mengungkapkan ada perlambatan ekonomi di Wonogiri sehingga usaha jual-beli mobil miliknya di Selogiri, Wonogiri, tidak banyak tumbuh meski mendekati Lebaran. Padahal pada umumnya, ketika menjelang Lebaran, tingkat penjualan mobil mengalami kenaikan cukup signifikan.

”Tahun ini menjelang Lebaran sepi. Hampir semua sektor ekonomi, khususnya untuk segmen kelas menengah ke bawah, lesu. Ada perlambatan ekonomi dan inflasi kebutuhan pokok,” ujar Sunan.

Tsunami Ekonomi

Sunan menjelaskan rata-rata dia bisa menjual lima-enam unit mobil dalam sebulan. Jumlah unit mobil yang terjual biasanya meningkat ketika mendekati Lebaran. “Tetapi tahun ini malah sepi,” ungkapnya.

Pemilik Dayon Motor, Yudi Franjono, menyampaikan hal serupa. Pengusaha jual-beli sepeda motor dan mobil di Jatisrono, Wonogiri, itu mengungkapkan Lebaran tahun ini tidak berdampak signifikan terhadap usahanya. Malahan, lebih banyak orang yang menawarkan (menjual) motor atau mobil kepadanya dibandingkan konsumen yang hendak membeli mobil.

Yudi yang akrab disapa Dayon bahkan menyebutkan Lebaran tahun ini paling parah dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya untuk sektor bisnis sepeda motor dan mobil bekas.

“Sama kayak yang lain, kena ‘tsunami’ ekonomi. Lesu ini. Jujur saya, untuk saya Lebaran ini tidak berdampak apa-apa ke [usaha] saya. Sama kayak biasanya, rata-rata bisa menjual satu motor per hari,” ucap dia.

Hal berbeda dialami pemilik diler Fina Motor, Yanto Ciu. Dia mengatakan selama beberapa hari terakhir ini, penjualan motor bekas di dilernya bisa mencapai 5-6 unit per hari dari yang normalnya hanya 2-3 motor per hari. Peningkatan tingkat penjualan itu tidak lepas dari momen Lebaran.

Menurut dia, sudah hal lumrah usaha jual-beli motor di Wonogiri ada pertumbuhan menjelang Lebaran. Hal itu karena saat ini banyak warga Wonogiri yang merantau pulang ke kampung halaman. Banyak dari mereka yang membeli sepeda motor untuk mobilitas sehari-hari di desa.

Di sisi lain, orang-orang yang menawarkan sepeda motor ke dia juga meningkat. ”Ini lagi bagus penjualannya karena orang-orang lagi mudik. Konsumen saya akhir-akhir ini orang-orang yang mudik dari perantauan. Mereka beli motor, terus kalau sudah balik ke perantauan, dijual lagi,” ungkap dia.

Sementara itu, berdasarkan data produksi Terminal Giri Adipura Wonogiri, penumpang kedatangan mulai Rabu-Sabtu (3-7/4/2024) sudah mencapai 17.546 orang. Mereka datang dengan menumpang 764 bus reguler dan program mudik gratis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya