Soloraya
Sabtu, 2 Maret 2024 - 08:01 WIB

Jembatan Getas Sragen Putus Dihantam Banjir, Sungai Meluap Rendam 23 Rumah

Tri Rahayu  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan penghubung Desa Wonotolo dan Desa Bumiaji, Gondang, Sragen, putus diterjang banjir, Jumat (1/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Akses jalan ke jembatan penghubung Dukuh Getas di Desa Wonotolo, Gondang, dan Dukuh Pulihan, Desa Bumiaji, Gondang, Sragen, putus dan rusak berat.

Sayap jembatan sepanjang 20 meter dan lebar 1,5 meter yang dibangun swadaya masyarakat pada 1997 itu rusak. Barongan rumpun bambu juga menyumbat mulut jembatan yang melintang di Sungai Kenatan tersebut.

Advertisement

Tersumbatnya bawah jembatan dengan barongan rumpun bambu itu membuat air sungai meluap pada saat hujan deras dan banjir yang melanda wilayah dua desa itu pada Kamis (29/2/2024) malam.

Akibatnya sebanyak 23 rumah di wilayah Dukuh Getas, Wonotolo, Kecamatan Gondang, Sragen, terendam air selama dua jam dengan ketinggian sampai sepinggang orang dewasa.

Advertisement

Akibatnya sebanyak 23 rumah di wilayah Dukuh Getas, Wonotolo, Kecamatan Gondang, Sragen, terendam air selama dua jam dengan ketinggian sampai sepinggang orang dewasa.

Dari puluhan rumah di Dukuh Getas RT 027 itu, rumah milik Seman, 74, yang terletak paling ujung selatan berdekatan dengan sungai dan jembatan mengalami kerusakan paling parah.

Tanah sepanjang 30 meter dan lebar 5 meter yang ditumbuhi barongan bambu dan pepohonan habis terbawa arus air sungai. Jalan cor beton ke jembatan di depan rumahnya juga rusak sehingga jembatan itu tidak bisa dilewati lagi.

Advertisement

“Air itu masuk rumah saja dalamnya sepinggang. Pintu ditutup tetap masuk, makanya Mbah Putri tidak tahan dan kepalanya pusing kemudian pindah ke rumah anaknya,” tambahnya.

Seman mengatakan rumahnya terdampak banjir paling parah. Tembok rumahnya ambruk lantaran terdorong arus air sungai. Dia menyampaikan tanah ini sebelumnya sampai di bibir sungai dan ada barongan bambu yang besar dan pohon randu besar ternyata ikut hanyut bersama tanahnya.

“Lebarnya 5 meteran dan panjangnya 25-30 meter. Ngeri pokoknya. Pagar-pagar di dekat sungai juga hanyut semua. Kejadian banjir ini sudah dua kali dalam lima hari terakhir. Awalnya Minggu (25/2/2024) dan ini yang kedua dan paling parah,” jelasnya.

Advertisement

Dia mengisahkan air di dalam rumah seperti ombak saking besarnya. Dia mengatakan ini paling parah dalam sejarah selama tinggal di Getas. Dia mengatakan dulu pada 1985 juga banjir besar dan sekarang banjir lagi.

Bayan II Desa Wonotolo, Gondang, Sragen, Bambang Supriyadi, menyampaikan jembatan yang menghubungkan Getas dan Palihan hanya bisa dilewati motor sebagai jalur alternatif warga.

Menurutnya, pintu jembatan dari arah Palihan putus dan tidak bisa dilewati sedangkan dari sisi Getas juga rusak parah. Sampah dan barongan bambu, ujar dia, menutupi jembatan semua dan sampah dan barongan bambu itulah yang menyebabkan air meluap.

Advertisement

“Ketinggaian air luapan sungai sampai ke permukiman warga itu sampai sepinggang orang dewasa. Untuk sementara warga memang harus memutar tetapi tidak jauh. Jembatan ini murni swadaya pada 1997. Struktur jembatannya masih utuh hanya jalan mulut jembatan sisi Palihan dan Getas yang rusak serta sayap jembatan,” jelasnya.

Bambang mengatakan warga berharap jembatan direhap tanpa dua tiang tengah yang sering tersumbat. Dia mengatakan luapan sungai itu merendam 23 rumah di Getas selama dua jam.

Lokasi Getas juga dekat dengan tempuran sungai. “Kami akan koordinasi dengan Desa Bumiaji untuk tindak lanjutnya. Jembatan itu dulu dibangun swadaya oleh warga Bumiaji,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif