SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencari kerja. (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah pengangguran di Kabupaten Wonogiri pada 2023 lalu bertambah sebanyak 2.238 orang dari sebelumnya 11.492 orang pada 2022 menjadi 13.730 orang pada 2023.

Kendati demikian secara persentase, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Wonogiri turun pada 2023 dibandingkan 2022 meski tidak signifikan. Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan jasa pun menurun.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri yang tengah berupaya meningkatkan sektor nonpertanian dalam struktur ekonominya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri yang dipublikasikan dalam Berita Resmi Statistik Keadaan Ketenagakerjaan Wonogiri 2023 mencatat jumlah angkatan kerja di Wonogiri sebanyak 713.252 orang atau bertambah 123.671 orang dibandingkan 2022.

Angkatan kerja merupakan jumlah penduduk yang siap memberikan kontribusi terhadap produksi barang atau jasa di suatu wilayah. Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, menerangkan TPT Wonogiri jika dilihat jumlah perorangan memang meningkat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2022 jumlah pengangguran di Wonogiri sebanyak 11.492 orang atau 1,95% dari total angkatan kerja pada saat itu sebanyak 89.581 orang. Sedangkan pada 2023 jumlah pengangguran tercatat sejumlah 13.730 orang, meningkat sebanyak 2.238 orang dibanding tahun sebelumnya.

Akan tetapi, persentase pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja pada 2023 hanya 1,92%. Artinya ada penurunan 0,03 persen. Sebagai informasi, TPT merupakan indikator untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja.

Penambahan Angkatan Kerja

Rahmad menyebutkan meski penurunan TPS di Wonogiri tidak signifikan, hal itu sudah cukup baik mengingat penambahan angkatan kerja relatif banyak. Dia menerangkan penurunan TPT di Wonogiri dipengaruhi beberapa hal antara lain pertumbuhan ekonomi yang positif.

Pada 2022 pertumbuhan ekonomi Wonogiri tercatat 5,63%. Selain itu juga adanya peningkatan investasi di sektor nonpertanian seperti transportasi, pariwisata, dan industri pengolahan.

Data BPS Wonogiri menyebutkan berdasarkan lapangan pekerjaan utama, sektor pertanian masih menduduki peringkat pertama yang menyerap tenaga kerja di Wonogiri yaitu sebesar 40,50% atau sebanyak 283.314 orang pada 2023. Kendati demikian, persentase serapan tenaga kerja terhadap angkatan kerja itu menurun dibandingkan 2022 yang berada di angka 46,86%.

Sektor jasa juga menunjukkan penurunan persentase tenaga kerja terhadap jumlah angkatan kerja dari yang semula 33,50% pada 2022 menjadi 32,52%. Hal itu berbanding terbalik dengan persentase jumlah penduduk yang bekerja di sektor manufaktur yang naik cukup signifikan menjadi 26,98% pada 2023. Tahun sebelumnya hanya 19,64%.

“Ini menunjukkan sektor pertanian memang sudah tidak lagi diminati atau dianggap menarik oleh tenaga kerja. Salah satu penyebabnya karena pendapatan di sektor ini dinilai tidak lebih baik dibandingkan sektor lain,” ujar dia.

Dia melanjutkan lambat laun tenaga kerja sektor pertanian pasti akan bergeser ke sektor lain khususnya sektor industri manufaktur. Hal itu karena sektor pertanian kurang menjanjikan dari sisi kompensasi dan jaminan kehidupan yang layak. 

Pergeseran Sektor PekerjaanJum

Industri manufaktur yang dimaksud bukan hanya tenaga kerja di sektor industri pengolahan di perusahaan-perusahaan besar, melainkan juga industri kerajinan, makanan, rumahan, dan industri kreatif.

Menurut dia, pergeseran tenaga kerja itu juga sinkron dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi sektor industri sebesar 4,22% yang lebih tinggi dari pada pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,72%. 

Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan Pemkab tengah berupaya meningkatkan sektor nonpertanian dalam membangun struktur ekonomi. Tetapi bukan berarti sektor pertanian akan ditinggalkan atau ditelantarkan.

Sektor ini tetap akan menjadi tumpuan ekonomi yang mendukung sektor perindustrian. “Kemajuan suatu wilayah itu katanya ditandai dengan bergesernya [dominasi] struktur PDRB dari pertanian ke nonpertanian,” kata Baroto.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan mulai berupaya menggeser dominasi sektor pertanian dalam struktur ekonomi. Sebab sektor ini tidak terlalu memberikan dampak ekonomi yang baik. Hal itu dapat dilihat dari kemiskinan Wonogiri yang banyak disumbang sektor tersebut.

Jekek, sapaan akrabnya, menjelaskan sudah menyiapkan kawasan yang akan menjadi kawasan industri besar. Sejumlah investasi sudah mulai masuk di kawasan-kawasan tersebut. Penyiapan kawasan itu bagian dari upaya pemerintah untuk membangun struktur ekonomi nonpertanian.

“Upaya-upaya untuk menggeser [sektor pertanian] sudah kami lakukan. Di RTRW [rencana tata ruang wilayah], kami buka kawasan industri besar, kalau itu nanti investornya sudah berjalan, tidak menutup kemungkinan akan menggeser dominasi sektor pertanian. Arahnya ke sana, pasti,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya