SOLOPOS.COM - Warga berada di tengah puing-puing bangunan los Pasar Slogohimo, Wonogiri yang ludes terbakar, Jumat (29/9/2023). (Istimewa/Amel)

Solopos.com, WONOGIRI — Kebakaran Pasar Slogohimo, Wonogiri, pada Kamis (28/9/2023) sore hingga malam, menjadi pukulan berat bagi para pedagang yang baru mulai bangkit pascapandemi Covid-19.

Kebakaran itu menghanguskan lebih dari separuh bangunan pasar. Sebanyak 419 dari 695 los dan 120 dari 212 kios ludes terbakar dan rata dengan tanah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kerugian akibat kejadian kebakaran yang baru kali pertama melanda pasar di wilayah timur Kabupaten Wonogiri itu cukup besar, mencapai Rp4 miliar menurut perkiraan sementara.

Banyak barang-barang dagangan milik pedagang mulai dari sandang, pangan, hingga barang-barang elektronik yang tak berhasil diselamatkan. Aktivitas pasar yang ramai pada hari pasaran Pahing dan Kliwon itu otomatis lumpuh.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, kebakaran hebat yang melanda Pasar Slogohimo, Wonogiri, bermula dari titik api yang muncul deretan los pedagang bernomor W 5, 6, dan 7. Pedagang di deretan los itu menjual buku-buku, alat elektronik, dan makanan di sisi timur pada sekitar pukul 16.30 WIB.

Los-los pedagang di Pasar Slogohimo berderet dan tertutup. Barang-barang dagangan ditinggal di los tersebut. Meski titik awal api diketahui, penyebab pasti kebakaran itu masih diselidiki polisi yang menerjunkan tim Laboratorium Forensik dan Inafis.

Selain penyebab kebakaran, penyelidikan polisi juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya unsur kesengajaan atau kelalaian yang memicu terjadinya kebakaran pasar tersebut.

“Yang jelas tugas Polri mengungkap ada atau tidak unsur kelalaian atau kesengajaan. Untuk dugaan belum ada. Kami masih perlu memeriksa saksi-saksi,” ujar Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, yang datang langsung untuk mengecek kondisi Pasar Slogohimo, Wonogiri, setelah kebakaran, Jumat (29/9/2023).

Situasi Pasar Sempat Kalut

Sementara itu, informasi dari pedagang, saat kali pertama diketahui ada kebakaran, situasi pasar sempat kalut. Pedagang yang panik berlarian berusaha menyelamatkan barang dagangan di los dan kios yang belum terbakar.

Kepala Pasar Slogohimo, Indro Ismono, mengatakan meski para pedagang sudah berupaya mengevakuasi barang dagangan, banyak yang tak bisa diselamatkan dan hangus dilalap si jago merah.

Kobaran api membesar dengan cepat karena angin sore itu cukup kencang hingga merembet ke kios-kios di sisi utara. Para pedagang sempat berusaha memadamkan api dengan lima alat pemadam api ringan (APAR) dan peralatan lain seadanya.

kebakaran pasar slogohimo wonogiri
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi (tengah) meninjau langsung lokasi kebakaran di Pasar Slogohimo, Wonogiri, Jumat (29/9/2023). (Istimewa/Humas Polri)

Pedagang juga berusaha melokalisasi api dengan merobohkan los-los agar api tidak merembet ke bagian pasar lainnya. Namun upaya itu tidak berhasil. Apalagi pasar tersebut ternyata tidak dilengkapi hidran.

Pemadaman api di Pasar Slogohimo kemudian diambil alih oleh petugas dari UPT Pemadam Kebakaran Wonogiri yang tiba di lokasi pukul 17.25 WIB atau 24 menit setelah mendapat laporan.

Jarak yang jauh dari pos damkar di pusat kota Wonogiri menuju Slogohimo membuat tim damkar tak bisa tiba lebih cepat. Lima unit mobil pemadam dikerahkan tim damkar Wonogiri dan dibantu tiga unit mobil pemadam dari Ponorogo serta satu unit mobil pemadam dari Sukoharjo.

Selama kurang lebih enam jam tim damkar berjibaku memadamkan api. Pemadaman baru selesai sekitar pukul 23.00 WIB. Dipastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kebakaran tersebut.

Wacana Relokasi Pedagang

Kini, selain soal penyebab kebakaran, para pedagang Pasar Slogohimo, Wonogiri, masih menunggu informasi terkait nasib mereka. Camat Slogohimo, Agus Pramono, mengatakan banyak pedagang yang masih shock atas kejadian tersebut.

Mereka mengalami duka mendalam. Hal itu bisa dipahami lantaran hampir semua barang di area pasar yang terbakar itu habis tak bersisa. Sementara ini pasar tidak ada aktivitas jual beli sampai waktu yang belum ditentukan.

Agus mengatakan ada wacana pedagang akan direlokasi dulu ke tempat lain. Pilihannya yaitu Lapangan Desa Slogohimo atau Lapangan Kelurahan Bulusari.

Dinas terkait bakal menginventarisasi terlebih dulu pedagang yang terdampak sekaligus berkoordinasi dengan mereka ihwal pemulihan pascakebakaran.

“Lapangan Desa Slogohimo itu tanahnya milik desa. Kalau pakai itu mungkin ada sewa. Sedangkan Lapangan Kelurahan Bulusari itu aset milik Pemda. Jadi mungkin akan direlokasi di Lapangan Bulusari,” ucap dia.

Dari data yang diperoleh Solopos.com, bangunan Pasar Slogohimo, Wonogiri, yang dilanda kebakaran pada Kamis itu kali terakhir direnovasi pada 1995. Jumlah los yang buka setiap hari ada 25 unit, sedangkan pada hari pasaran bisa mencapai 575 unit. 

Kemudian jumlah kios yang buka setiap hari ada 25 unit dan bisa mencapai 130 unit kios buka saat hari pasaran. Selain itu ada 40 kios yang tutup alias tidak beroperasi. Hari pasaran Pasar Slogohimo yaitu Kliwon dan Pahing.

Barang yang diperdagangkan di pasar tersebut antara lain hasil bumi, daging, ikan, makanan, pakaian dan sepatu, dan emas. Rata-rata jumlah pengunjung sebanyak 1.000/hari dengan nilai transaksi rata-rata harian Rp175 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya