SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menerima piala KLA utama dari Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Hotel Padma Semarang, Sabtu (23/7/2023). (Istimewa/Gugus Tugas KLA Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Kerja keras Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) Sragen selama setahun terakhir membuahkan hasil. Target Sragen mendapatkan KLA tingkat utama tercapai dengan dukungan dan komitmen kepala daerah.

Bahkan Sragen menjadi satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) yang menyandang KLA tingkat utama.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada 2022, Sragen mendapatkan KLA tingkat Nindya dengan skor 737,70. Gugus Tugas KLA Sragen bekerja keras untuk mendapatkan skor di atas 800 agar peringkat KLA naik dari Nindya ke utama.

Dalam penilaian mandiri dari sejumlah klaster indikator yang dipenuhi, Gugus Tugas KLA Sragen berhasil mengumpulkan skor sampai 903.

Anugerah KLA tingkat utama diterima Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Hotel Padma Semarang, Sabtu (22/7/2023) malam.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Damawati menyematkan lencana KLA utama kepada Bupati Sragen sebelum menyerahkan piala KLA utama.

“Alhamdulillah. Di Jateng hanya ada tiga kabupaten/kota yang mendapat KLA utama, yakni Kota Semarang, Kota Solo, dan Kabupaten Sragen. Rasanya kerja keras yang membuahkan hasil tentu bahagia dan bersyukur,” ujar Yuni, sapaan Bupati Sragen, saat dihubungi Solopos.com saat perjalanan pulang dari Semarang, Sabtu malam.

Yuni senang sekali dengan capaian KLA utama yang berhasil menyamai Solo dan Semarang. Ia juga senang mendapatkan lencana dari Menteri PPPA yang dapat dipasang saat mengenakan pakaian dinas upacara besar (PDUB).

Pakaian tersebut biasa dipakai Bupati pada momentum upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, 17 Agustus. “Nanti 17 Agustus, bulan depan, saat menjadi inspektur upacara, lencana saya tambah satu,” katanya.

Dia mengungkapkan penilaian KLA menuju ke tingkat utama ini tidak mudah karena indikator penilaiannya banyak. Dia menerangkan kerja keras yang mengeluarkan banyak energi itu terlihat saat mengkolaborasikan dan menyinergikan setiap program di dinas agar dapat menyusun program anggaran yang sesuai dengan KLA. Di sisi lain, Yuni menyampaikan upaya untuk memenuhi hak anak yang kadang masih diabaikan juga menyita energi berlebih.

“Efek dari KLA utama ini, sudah pasti Sragen akan mendapat perhatian dari pemerintah pusat lewat dana insentif daerah (DID) dan dana alokasi khusus (DAK), dan seterusnya. Insya-Allah dana tersebut akan ditambah,” harap dia.

Yuni menyatakan setelah meraih KLA utama maka tantangan di 2024 nanti lebih berat, yakni Sragen harus menjadi KLA murni karena selama ini belum ada kabupaten/kota di Indonesia yang berhasil menyabet predikat KLA.

Dia menjelaskan jenjang menuju KLA itu dimulai dari KLA tingkat pratama, madya, nindya, utama dan baru menjadi KLA.

Yuni memiliki argumen tersendiri mengapa target KLA untuk Sragen harus tercapai. Dia mengatakan apa saja yang membuat Sragen dikenal, diperhitungkan, dan dapat menambah DAK, DID, atau dana lainnya itu harus dikejar serta Sragen harus berprestasi.

“Untuk itu, Bupati mesti turun sendiri mengawal dan memastikan. Tidak hanya KLA, kami juga mengawal dan fokus pada Adipura, Innovative Government Award, Sakip, MCP KPK, dan WTP dari BPK. Pokoke gas,” katanya.

Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sragen, Aris Tri Hartanto, yang menjadi koordinator Gugus Tugas KLA Sragen menyampaikan dengan predikat KLA utama yang diraih Sragen tentunya anak tidak hanya menjadi objek, tetapi partisipasi anak sebagai subjek pembangunan harus ditingkatkan. Dia mengatakan adanya pemenuhan dan perlindungan terhadap anak serta peran aktif anak dalam kegiatan harus diwujudkan.

Anggota Gugus Tugas KLA Sragen, Diah Nursari, mengungkapkan capaian KLA utama ini dapat diraih karena komitmen kepala daerah yang memegang peranan penting.

Dia mengatakan KLA merupakan sebuah sistem yang berkelanjutan dalam pemenuhan dan perlindungan hak anak, yang melibatkan semua stakeholders, baik instansi pemerintah, dunia usaha, lembaga, dan masyarakat.

“Tantangannya permasalahan anak yang semakin kompleks membutuhan terobosan-terobosan agar pemenuhan dan perlindungan hak anak di Sragen bisa terpenuhi dan juga menjaga sinergi semua stakeholders menuju Sragen KLA,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya