SOLOPOS.COM - Penyedia jasa foto memotret rombongan wisatawan di Grojogan Sewu di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (2/7/2022) (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Air Terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar, sejatinya memiliki keunikan tersendiri yang tak dimiliki objek wisata lain di kawasan tersebut. Namun sayang, kejayaan objek wisata yang sempat jadi andalan Kabupaten Karanganyar itu kini meredup, kalah bersaing dengan objek wisata baru yang bermunculan.

Grojogan Sewu merupakan air terjun paling ikonik di kawasan Soloraya. Lokasinya di lereng Gunung Lawu di Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu. Jaraknya sekitar 27 kilometer dari pusat kota Karanganyar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tidak ada sumber resmi yang menjelaskan tentang asal usul Grojogan Sewu. Namun, mengutip keterangan dari situs bob.kemenparekraf.go.id, penamaan Grojogan Sewu atau air terjun seribu hanyalah sebutan. Namanya sendiri menjadi salah satu keunikan dari Grojogan Sewu di Tawangmangu.

Lantas apa saja hal menarik lainnya? Berikut ini beberapa keunikan dan fakta menarik soal Grojogan Sewu:

Tinggi Air Terjun

Nama Grojogan Sewu diambil dari bahasa Jawa yang artinya air terjun seribu. Pada kenyataannya, air terjun di sini hanya ada satu. Ketinggiannya pun tak sampai seribu meter. Lantas kenapa dinamakan Grojogan Sewu? Apakah ada sejarah di balik penamaan tersebut?

Maksud dari penyebutan Sewu atau seribu tersebut sejatinya berasal dari pecak berjumlah seribu. Pecak adalah istilah untuk satu telapak kaki orang dewasa. Ketinggian air terjun Grojogan Sewu disebut setinggi seribu atau sewu pecak. Dari situlah sejarah nama Grojogjan Sewu di Tawangmangu diyakini muncul. Sejatinya, air terjun ini ketinggiannya 81 meter.

Grojogan Sewu mempunyai air terjun bercabang-cabang, yang memiliki peluncuran berbentuk meluas. Namun sayangnya, sebagian besar dari air terjun ini akan mengalami kekeringan di musim panas.

1.250 Anak Tangga

Mengunjungi Air Terjun Grojogan Sewu bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi pengunjung berusia lanjut. Pasalnya, pengunjung harus melewati 550-an anak tangga dari pintu loket satu hingga ke air terjun.

Lantaran jalan masuk dan keluarnya berbeda, maka saat keluar pengunjung harus melewati anak tangga yang lain untuk kembali ke pintu masuk. Jumlah anak tangganya mencapai 700 buah. Jadi, total ada 1.250 anak tangga yang harus ditaklukkan wistawan. Memang ini agak PR.

Punya Dua Pintu Loket Masuk

Untungnya, kini pengelola Grojogan Sewu sudah menyediakan pintu lain di loket 2 yang lebih ramah pengunjung. Lokasinya berada lebih di bawah dan lebih dekat dengan air terjun. Pengunjung hanya melewati sedikit anak tangga dengan medan yang lebih landai untuk bisa sampai di Air Terjun Grojogan Sewu dari pintu loket 2.

Kalau masih tidak mau sedikit capai, pengunjung bisa menyewa sepeda listrik dengan tarif Rp10.000 sekali jalan. Namun, persewaan sepeda listrik ini hanya buka saat hari libur atau di akhir pekan.

Mitos Kretek Pegat

Salah satu spot yang kerap dijadikan background foto oleh pengunjung adalah jembatan kayu yang melintang di tengah kawasan wisata Grojogan Sewu.

Jembatan itu membentang di atas aliran sungai kecil yang menghubungkan jalur pintu 1 dan 2, kawasan wisata Grojogan Sewu. Dari jembatan itu, pengunjung bisa melihat derasnya air yang mengucur dari kaki Gunung Lawu.

Masyarakat sekitar menyebut jembatan itu dengan nama Kretek Pegat alias jembatan pemisah. Sekilas, bila dilihat jembatan itu terkesan biasa saja. Namun, menurut beberapa tokoh spiritual, jembatan itu memancarkan aura pegat atau perpisahan.

Konon, jika sedang tidak mujur, sepasang kekasih yang melewati jembatan itu, tak lama kemudian hubungan cinta mereka akan kandas. Selain itu, pada hari-hari tertentu di waktu petang, akan terlihat sosok kakek-kakek yang melintas di antara kabut yang menyelimuti Kretek Pegat. Konon, kakek itu adalah makhluk gaib yang merupakan abdi setia Kyai Baladewa, penunggu Grojogan Sewu.

Berwisata Ditemani Monyet

Pengunjung yang baru kali pertama ke Grojogan Sewu bisa jadi akan sedikit kaget dengan kehadiran kawanan monyet. Di kawasan yang masuk wilayah yang dilindungi, pengelola memang menjaga habitat mamalia yang satu ini.

Keberadaan kawanan monyet bisa menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri di Grojogan Sewu, Tawangmangu. Namun kadang jadi hal yang menyebalkan saat hewan-hewan itu kerap mencuri makanan milik wisatawan.

Oleh karena itu, pengunjung disarankan menyembunyikan barang, terutama makanan, saat melewati kawanan monyet. Tapi secara umum, hewan-hewan tersebut cukup jinak karena sudah terbiasa dengan kehadiran pengunjung.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya