Soloraya
Rabu, 10 April 2024 - 08:51 WIB

Khidmat, Puluhan Ribu Warga Salat Idulfitri di Alun-Alun Sragen

Candra Septian Bantara  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan ribu jemaah melaksanakan salat Idulfitri di Alun-Alun Sragen, Rabu (10/4/2024) pagi. Salat Id yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen itu berlangsung khidmat. (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan ribu jemaah melaksanakan salat Idulfitri di Alun-Alun Sragen, Rabu (10/4/2024) pagi. Salat Id yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen itu berlangsung khidmat.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Bupati Suroto dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga turut serta dalam kegiatan tersebut.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, warga Sragen mulai memadati Alun-Alun Sragen mulai pukul 05.30 WIB. Sebagian besar mereka datang bersama keluarga dengan pakaian yang tampak baru dan membawa alas sendiri-sendiri untuk salat.

Pukul 06.17 WIB, salat Id dimulai dan diimami oleh Ustaz Lutfanuddin dari Pengurus Daerah Muhammadiyah Sragen. Setelah salat dilanjutkan khotbah oleh Sriyanto Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Sragen.

Dalam khotbahnya, Sriyanto menyampaikan makna penting dari Idul Fitri dan silahturahmi. Ia juga berpesan agar senantiasa meneladani Nabi Muhammad SAW. dalam setiap langkah hidup kita.

Advertisement

Sriyanto menambahkan bahwa Lebaran bisa menjadi momentum yang tepat untuk kita mengevaluasi diri baik hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia dan diri sendiri. Dengan begitu manusia akan punya semangat untuk berbenah dan bertumbuh ke depannya.

“Bermaaf-maafan adalan bentuk evaluasi ketika Lebaran. Tapi perlu diingat evaluasi ini jangan hanya dengan manusia atau Allah SWT saja melainkan kepada diri kita sendiri. Karena tanpa mengevaluasi diri sendiri kita tidak akan bertumbuh dan tidak mau membenahi kekurangan kita,” paparnya.

Dalam akhir khotbahnya Sriyanto berpesan pada jemaah agar terus menjaga tradisi silahturahmi ke orang tua atau leluhur.

Advertisement

“Budaya berkunjung ke rumah orang tua, kakek-nenek dan saudara jangan sampai ditinggalkan. Karena itu bentuk menjalin silahturahmi dan sarana mengenal keluarga kita,” pungkasnya.

Pukul 07.17 WIB salat Id usai. Puluhan ribu jemaah meninggalkan area Alun-Alun Sragen dengan tertib. Namun,  beberapa warga masih kurang sadar pentingnya kebersihan. Terlihat alas salat berupa koran dan plastik ditinggalkan begitu saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif