SOLOPOS.COM - Gapura pintu masuk ke Makam Sonolayu, dekat Stadion Pandan Arang wilayah Siswodipuran, Boyolali, Jumat (2/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Di sebelah selatan Stadion Pandan Arang Boyolali terdapat kompleks permakaman umum bernama Sonolayu. Makam yang berlokasi di Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, itu ternyata sudah cukup tua, tepatnya berusia 100 tahun atau satu abad pada 2024 ini.

Pegiat sejarah Boyolali, Muhammad Faiz, mengungkapkan makam Sonolayu telah ada sejak zaman Belanda. Dalam koran De Locomotief terbitan 17 Mei 1927 tertulis di sebelah selatan stasiun kereta api Boyolali milik Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS) atau perusahaan kereta api swasta Belanda terdapat makam bernama Sonolayu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Dari koran De Locomotief 17/05/1927, ada cerita pada 1924, Pemerintah Kasunanan Surakarta mendirikan permakaman umum di Kota Boyolali, di sebelah stasiun NIS. Namanya Sonolayu, sono kan tempat, layu ya lelayu,” kata alumnus Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (2/2/2024).

Dengan begitu, Faiz mengungkapkan Makam Sonolayu yang kini berada dekat Stadion Pandan Arang Boyolali tepat berusia 100 tahun pada 2024 ini. Dulu, lanjut Faiz, lokasi makam Sonolayu sama dengan lokasi saat ini.

Hanya, lokasinya tidak seluas sekarang. Pada waktu itu, permakaman Sonolayu digunakan untuk memakamkan orang-orang yang tinggal di sisi selatan Kawedanan Boyolali.

Faiz menjelaskan saat itu warga Kawedanan Boyolali di sisi utara menganggap lokasi Makam Sonolayu terlalu jauh sehingga mereka menginisiasi tempat permakaman lain bernama Ngrukilayu.

Faiz mengaku belum mengetahui lokasi pasti Ngrukilayu, akan tetapi ia meyakini makam tersebut masih berada di wilayah Kecamatan Boyolali, bukan di Boyolali bagian utara.

“Di Boyolali waktu itu lebih besar makam orang Tionghoa, tapi beda lokasinya dengan Sonolayu. Makam orang Tionghoa sekarang ada di sekitar Pasar Ngebong. Lokasi Sonolayu itu di sisi selatannya Kapokhandel atau penjual kapuk. Lokasinya agak jauh,” kata dia.

Kampung Gudang Kapuk

Di sisi utara daerah penjual kapuk tersebut juga terdapat makam warga Boyolali dengan ukuran yang lebih kecil. Namun, saat Faiz melakukan penelusuran, ia tidak menemukan makam kecil tersebut.

Sementara itu, Lurah Siswodipuran, Edi Pudjijanto, mengungkapkan di kelurahannya memang ada kampung bernama Gudang Kapuk. Lokasinya saat ini berada di sisi selatan Stadion Pandan Arang Boyolali. Sebagai informasi, lokasi Makam Sonolayu berada di selatan Stadion Pandan Arang, Boyolali, sekarang.

“Mungkin nama kampung Gudang Kapuk itu bisa jadi dari Kapokhandel itu. Di Gudang Kapuk juga dulu ada makam, ukurannya memang kecil dan belasan tahun yang lalu diminta oleh warga untuk dijadikan tempat tinggal,” jelas dia.

Lebih lanjut, Edi mengatakan Makam Sonolayu telah mengalami beberapa tahap pelebaran atau perluasan. Terlebih, sekitar tahun 1984 makam-makam orang Tionghoa yang awalnya di daerah Ngebong dan tidak diambil ahli warisnya kemudian dipindah ke Sonolayu.

Waktu itu, Pemkab Boyolali akan membangun proyek di makam Tionghoa dan harus memindah makam di lokasi itu. Saat ini, di barat Makam Sonolayu terdapat Taman Makam Pahlawan Ratna Negara.

Namun, ia tak tahu pasti apakah Taman Makam Pahlawan itu satu kompleks dengan Sonolayu atau tidak. Yang jelas, Taman Makam Pahlawan Ratna Negara itu sudah ada sejak ia masih SD sekitar 1980-an walaupun tidak seluas sekarang.

Peristiwa G30S/PKI

Makam Sonolayu juga saat itu telah ada di sisi timur Taman Makam Pahlawan Ratna Negara. “Tapi nama Sonolayu memang legend karena dipakai untuk semua nama tempat di sana. Contoh Pasar Sonolayu, Stadion Sonolayu, walaupun namanya Pandan Arang ya, dulu sebelum stadion kan lapangan Sonolayu,” kata dia.

Edi yang juga warga asli Siswodipuran menceritakan di makam Sonolayu dekat Stadion Pandan Arang Boyolali juga pernah terjadi peristiwa bersejarah terkait dengan Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) tahun 1965.

Berdasarkan cerita yang ia dapat dari pada orang-orang tua, pada saat itu sisi selatan Sonolayu digunakan untuk mengeksekusi orang-orang yang terindikasi tergabung dalam gerakan tersebut pada 1965 oleh Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Beberapa tahanan yang dieksekusi sebelumnya ditaruh di lokasi yang saat ini menjadi gerai KFC Boyolali dan jauh sebelumnya adalah bioskop Boyolali Theater. Setelah itu, mereka dibawa ke Sonolayu untuk dieksekusi.

Ada ratusan orang yang dieksekusi di sana dan dikubur secara massal. Tidak ada nisan khusus terkait hal tersebut. Namun, ia menyebut ada batu penanda yang digunakan untuk menandai kuburan massal.

“Sewaktu saya kecil, tidak ada yang berani lewat di lokasi itu karena banyak cerita-cerita seram. Kalau sekarang, cerita seram ini sudah pudar karena memang tidak banyak orang yang tahu. Namun, untuk generasi saya yang tahu juga masih bergidik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya