SOLOPOS.COM - Petugas Dispendukcapil Sragen melakukan perekaman e-KTP terhadap warga disabilitas di Kampung Pencol, Karangtengah, Sragen, Senin (12/2/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Tim Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen menggiatkan jemput bola dalam perekaman kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP kepada warga yang membutuhkan.

Upaya jemput bola itu dilakukan lantaran ada sebanyak 4.924 warga yang belum melakukan perekaman e-KTP. Padahal, ribuan warga tersebut masuk dalam data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Langkah jemput bola yang dilakukan petugas Dipendukcapil dilakukan kepada sejumlah warga di kampung-kampung, khususnya yang mengalami keterbatasan aksesibilitas, seperti disabilitas, orang tua lanjut usia, sampai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Salah satu upaya jemput bola itu dilakukan Tim Dispendukcapil Sragen di rumah penyandang disbailitas yang terletak di Kampung Pencol, Kelurahan Karangtengah, Sragen Kota, Senin (12/2/2024) lalu.

Ada dua orang yang bertugas dengan membawa peralatan rekaman, seperti kamera DSLR, alat rekam sidik jari, dan alat rekam mata. Senin siang itu, dua tim yang dikoordinasi Muhammad Agus Suripto berkoordinasi dengan Pemerintah Kelurahan Karangtengah.

Mereka mendatangi rumah Sukarti di Pencol karena anaknya yang disabilitas belum melakukan perekaman e-KTP. Perekaman itu membutuhkan waktu sampai satu jam karena anak sulung Sukarti mengalami disabilitas mental dan fisik sehingga tidak bisa diajak komunikasi dan gerakan tubuh tak terkendali.

Dalam perekaman selama satu jam itu, dua aparatur sipil negara (ASN) Dispendukcapil dibantu ibunya. Setelah perjuangan mengambil gambar berulang-ulang, bahkan sampai puluhan kali, akhirnya bisa mendapatkan foto terbaik.

Selain itu, mereka juga merekam seorang laki-laki bernama Kardi, 50, yang masuk dalam lingkup RT 001/RW 009, Kampung Pencol, Karangtengah, Sragen. Kardi mengalami tunawicara dan tunarungu.

Kendati demikian, proses perekaman e-KTP Kardi relatif cukup mudah dibandingkan perekaman e-KTP anak sulung Karti. Dengan menggunakan bahasa isyarat, Kardi bisa memahaminya sehingga proses pemotretan, perekaman sidik jari, dan perekaman mata berjalan cepat.

“Layanan jemput bola untuk lansia, disabilitas, dan ODGJ ini dilakukan sesuai permintaan warga. Hari ini [Senin], kami pelayanan di Karangtengah dan Tangkil. Di Karangtengah ini ada disabilitas yang meminta perekaman. Kalau perekaman ODGJ biasanya menggandeng Dinas Sosial,” ujar Muhammad Agus Suripto saat berbincang dengan Solopos.com, seusai perekaman.

Suripto, sapaannya, mengaku cukup kesulitan saat perekaman e-KTP untuk penyandang disabilitas di Pencol, Karangtengah, karena gerakan anaknya sulit dikendalikan.

Biasanya paling lama hanya membutuhkan waktu 30 menit. Namun, Suripto menghabiskan satu jam dalam perekaman disabilitas tersebut.

“Kalau ODGJ lebih lama lagi karena biasa memberontak dan kadang kabur juga. Jemput bola seperti ini sudah kami lakukan sejak 2016. Menjelang pencoblosan ini, kami memasifkan perekaman karena masih ada di DP4 yang belum perekaman,” kata dia.

Kepala Dispendukcapil Sragen, Adi Siswanto, mengungkapkan jumlah DP4 yang belum perekaman e-KTP hingga Selasa (13/2/2024) sebanyak 4.924 orang. Adi mengatakan pelayanan perekaman e-KTP masih buka pada hari H pencoblosan, Rabu (14/2/2024) ini.

“Kami tetap membuka pelayanan di Dispendukcapil untuk perekaman e-KTP. Kami tidak membuka pelayanan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena pertimbangan jarak KPU dan Dispendukcapil dekat. Di sisi lain, pegawai dan sarana prasarana yang kami miliki juga terbatas sehingga akan lebih maksimal bila tetap di Dispendukcapil,” ujar Adi, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya