SOLOPOS.COM - Anggota KPPS di Dukuh Musuk memanggul kotak suara dan bilik suara dengan berjalan kaki melewati jembatan gantung Dukuh Musuk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Selasa (13/2/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dari 3.406 tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Sragen, TPS 012 Dukuh Musuk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, menjadi TPS dengan medan cukup sulit dijangkau. Pasalnya, TPS 012 itu berada di kaki Gunung Lawu.

Situasi ini membuat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) harus susah payah mengirim logistik Pemilu 2024, Selasa (13/2/2024). Mereka harus uji nyali dengan berjalan kaki menyusuri jembatan gantung yang melintang di sungai cukup lebar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Panjang jembatan kayu dengan tiang baja itu mencapai 60 meter dan lebar hanya 1,2 meter. Para anggota KPPS bergotong royong memanggul kotak suara berisi logistik pemilu dengan hati-hati agar tak tercebur sungai. Semakin cepat berjalan semakin bergoyang pula jembatan gantung yang mereka naik. Benar-benar menguji adrenalin.

Begitu tiba di ujung jembatan, tenaga anggota KPPS itu sudah lumayan terkuras. Karena kotak suara yang mereka panggul tak bisa dibilang ringan, ditambah terik matahari yang cukup menyengat membuat stamina terkuras.

Mereka istirahat sejenak di pintu gerbang masuk Dukuh Musuk RT 019. Sesaat kemudian mereka melanjutkan perjalanan menanjak menuju ke TPS 012 sejauh 300 meter. Distribusi logistik tersebut merupakan yang terakhir dari 14 TPS  di Desa Musuk.

Awalnya, logistik diangkut mobil pikap dari Balai Desa Musuk yang jaraknya sekitar 600 meter dari jembatan gantung. Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Musuk, Mustaqim dan sejumlah anggotanya beserta linmas dengan dikawal Bhabinkamtibmas dan Babinsa Musuk mengantar logistik pemilu itu.

Mobil pikap dan motor hanya bisa sampai di pintu masuk jembatan di ujung timur. Untuk sampai ke TPS di dukuh seberang sungai, mereka meminta bantuan anggota KPPS untuk membawanya hingga ke TPS.

Ketua KPPS 012 Dukuh Musuk, Tri Sudadi, menerangkan karena medannya berat, maka pengiriman logistik di tempatnya dilakukan paling akhir. “Tadi harus jalan kaki karena kalau naik motor berisiko. Jalan kaki itu butuh waktu lama sampai ke TPS. Jembatan yang dibangun pada 1997 itu menjadi satu-satunya akses penunjang warga kami. Akses warga sini ke balai desa, ke fasilitas kesehatan, dan fasilitas lainnya juga lewat jembatan itu,” jelasnya.

Ketua PPS Musuk, Mustakim, juga membenarkan kondisi itu. Pengiriman logistik ke TPS 012 ini luar biasa melelahkan karena jalan naik turun dan melewati jembatan dengan jalan kaki.

Jembatan itu juga menghubungkan Desa Musuk dengan Desa Kadipiro dan desa di wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.

Banyak yang Merantau

Di TPS 012 Dukuh Musuk terdapat 277 pemilih. Namun surat undangan atau formulir C yang terdistribusi hanya kepada 199 orang, sisanya dipastikan merantau dan tidak pulang.

“Kami juga sudah sosialisasikan ke masyarakat. Saat mencoblos besok harus bawa formulir C pemberitahuan dan kartu tanda penduduk [KTP],” kata Tri Sudadi.

Kepala Desa Musuk, Suharno, menyampaikan persiapan pencoblosan di 14 TPS di wilayahnya sudah siap semua. Logistik pemilu sudah sampai pada H-1.

Suharno mengaku TPS 012 menjadi lokasi dengan medan paling berat di Musuk karena harus ditempuh dengan berjalan kaki. Untuk medan di TPS lainnya, jelas dia, relatif terjangkau dengan kendaraan meskipun jalannya naik turun perbukitan.

“Medan yang berat itu karena lewat jembatan harus jalan kaki karena kalau pakai motor berbahaya. Jembatan itu sudah keropos di bagian bawahnya. Warga yang naik motor pun harus satu-satu karena kalau dua motor semakin besar goyangan jembatan gantung itu,” ujarnya.

Dia berharap jembatan itu diperbaiki dan dibangun lebih besar. Sejak dibangun pada masa Presiden Soeharto sampai sekarang jembatan itu belum diperbaiki. Agar jembatan itu tetap berfungsi, warga memeliharanya hanya dengan mengganti kayu yang lapuk dan mengencangkan baut-bautnya saja.

Jembatan itu semakin sulit dilalui setelah diguyur hujan karena licin. “Tidak sedikit warga yang terjatuh di jembatan karena terpeleset,” ujarnya.

Jembatan gantung itu juga menjadi akses utama bagi warga di 11 rukun tetangga (RT) di seberang sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya