Soloraya
Minggu, 3 Maret 2024 - 17:24 WIB

Kisah Petugas Damkar Sragen Dapat Firasat Musibah Lewat Mimpi

Tri Rahayu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komandan Regu II Damkar Satpol PP Sragen, Budi Hartono, saat berkisah tentang pengalamannya 12 tahun menjadi Satria Biru di Mako Damkar Sragen, Minggu (3/3/2024). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dua hari lalu, para Satria Biru berulang tahun ke-105. Umur yang cukup tua dan matang dalam mengabdi sebagai petugas pemadaman kebakaran dan penyelamatan. Banyak cerita yang mereka lalui selama menjalan misi kemanusiaan itu, termasuk para anggota Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen.

Tim Damkar Sragen terbagi atas dua tim, yakni satu tim di Markas Komando Satpol PP Sragen dan lainnya berada di Unit Damkar Gemolong, Sragen. Keberadaan Unit Damkar Gemolong untuk menjangkau kebakaran di Sragen bagian barat karena kecepatan pemadaman menjadi kunci dalam penyelamatan kemanusiaan.

Advertisement

Tim Damkar Sragen terdapat 27 orang dan di Unit Damkar Gemolong terdapat 12 orang. Semua personel Damkar itu di bawah komando Kepala Bidang Damkar Satpol PP Sragen Tommy Isharyanto yang dibantu dua orang kepala seksi (kasi) dan tiga orang anggota staf.

Dari puluhan personel Damkar itu hanya mayoritas merupakan tenaga harian lepas (THL) dengan honor sesuai upah minimum kabupaten (UMK). Dalam melaksanakan tugas, mereka menghadapi risiko yang tidak ringan karena berhadapan dengan api yang susah dikendalikan. Mereka tak pernah mengeluh. Berhasil menyelamatkan orang yang terkena musibah kebakaran menjadi kebahagian dan kepuasan tersendiri.

Advertisement

Dari puluhan personel Damkar itu hanya mayoritas merupakan tenaga harian lepas (THL) dengan honor sesuai upah minimum kabupaten (UMK). Dalam melaksanakan tugas, mereka menghadapi risiko yang tidak ringan karena berhadapan dengan api yang susah dikendalikan. Mereka tak pernah mengeluh. Berhasil menyelamatkan orang yang terkena musibah kebakaran menjadi kebahagian dan kepuasan tersendiri.

Hal itulah yang dirasakan Budi Hartono yang sudah 12 tahun bertugas sebagai anggota Tim Damkar Sragen. Sebagai seorang Komandan Regu (Danru) II Damkar Satpol PP Sragen, Budi sigap dan berjibaku bersama anggota lainnya ketika ada musibah kebakaran sekecil apa pun.

Dalam pengalamannya, Budi sering kali mendapat firasat ketika akan terjadi musibah kebakaran yang besar. Firasat itu datang lewat mimpi. Namun, firasat itu jarang diungkapkan karena tidak ingin mendahului takdir Tuhan.

Advertisement

“Mimpi itu menunjukkan ada rumah dalam keadaan terkunci tetapi ada satu orang tiba-tiba masuk, entah masuknya dari mana. Dalam mimpi itu saya tanya lewatmu ngendi? [kamu lewat mana?] Mimpi itu malam dan paginya terjadi kebakaran. Biasanya saya pukul 06.00 WIB pulang untuk mengantar anak, tetapi pagi itu seperti ada yang menahan saya untuk pulang. Ternyata benar, pagi itu ada informasi tentang musibah kebakaran,” jelasnya.

Dia mengungkapkan kebanyakan petugas pemadam kebakaran yang sudah lama bertugas sering mendapat firasat lewat mimpi. Dulu, ada petugas Damkar bernama Mbah Jum juga sering mendapat firasat lewat mimpi.

“Namun, firasat itu tidak diungkapkan hanya disimpan dalam hati saja. Kalau ada anggotanya yang hendak pulang, supaya segera pulang kalau selesai urusannya segera kembali ke Mako. Ya begitu,” ujarnya.

Advertisement

Budi pernah mengalami kejadian malam-malam ada sosok orang yang mengenakan pakai Damkar berdiri di depan pintu markasnya. Orang itu diminta pergi, bahkan sempat dipukuli dengan bantal, tetapi hanya diam saja.

Dia mengatakan ternyata itu firasat bahwa ada salah satu anggota Damkar yang seperti berpamitan hendak pergi untuk selama-lamanya.

Dia melihat sarana dan prasarana yang dimiliki Damkar sudah memadai. Dari lima unit truk Damkar, kata dia, tiga unit di antaranya yang sering digunakan karena dua unit lainnya sudah cukup tua, yakni buatan 1983 dan 2003. Kemudian di Gemolong ada satu unit truk damkar.

Advertisement

“Kenapa disebut Satrian Biru karena seragamnya biru. Suka dukanya petugas Damkar itu saat bisa menolong orang. Saat berhasil membantu menyelamatkan orang yang kena musiah menjadi kepuasan batin tersendiri. Terkadang kami juga mendengar suara-suara yang menyedikan. Seperti suara korban ketika mengeluh setelah kebakaran mau tidur di mana? Dan seterusnya,” kisahnya.

Budi mengatakan petugas Damkar itu juga manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan orang. Sekarang yang ditangani Damkar tak hanya memadamkan api tetapi juga mengevakuasi hewan-hewan liar berbahaya, seperti tawon vespa, ular kobra, ular piton, biawak, dan seterusnya.

Budi mengakui khusus evakuasi monyet liar masih angkat tangan karena tidak memiliki alatnya. Tak hanya itu, petugas Damkar juga evakuasi kambing masuk sumur, sapi masuk sumur, cincin yang susah dilepas, anting yang tidak bisa dicopot, dan seterusnya. Damkar menjadi solusi sejumlah problem masyarakat yang kesulitan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif