Soloraya
Rabu, 21 Februari 2024 - 17:28 WIB

Korban Keracunan Pecel di Klaten Bertambah, Jadi 30 Orang dari 3 Kecamatan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Jumlah warga yang menjadi korban keracunan setelah mengonsumsi sayur pecel yang dibeli di salah satu pasar wilayah Klaten terus bertambah. Hingga Rabu (21/2/2024) tercatat ada 30 orang yang mengalami gejala keracunan.

Para korban tersebut berasal dari tiga kecamatan. Sebelumnya pada Selasa (20/2/2024) dilaporkan ada 23 orang dari dua kecamatan yang keracunan diduga akibat makan sayur pecel.

Advertisement

Subkoordinator Surveilans Karantina Kesehatan dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Mentes Hartanti, membenarkan jumlah total warga yang diduga keracunan menjadi 30 orang.

Selain 14 orang dari Kecamatan Pedan dan sembilan orang dari Kecamatan Trucuk, dari data terbaru ada tambahan tujuh warga di Kecamatan Karangdowo, Klaten, yang juga mengalami keracunan seusai makan pecel.

Advertisement

Selain 14 orang dari Kecamatan Pedan dan sembilan orang dari Kecamatan Trucuk, dari data terbaru ada tambahan tujuh warga di Kecamatan Karangdowo, Klaten, yang juga mengalami keracunan seusai makan pecel.

“Untuk yang dari Karangdowo juga sama, ada yang menjalani rawat inap sejak Senin [19/2/2024]. Baru terdeteksi hari ini,” kata Mentes saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (21/2/2024).

Alhasil, jumlah total warga yang diduga keracunan seusai makan pecel menjadi 30 orang. Dari puluhan orang itu, delapan orang kini masih menjalani rawat inap di RSU Mitra Pedan, RSU PKU Muhammadiyah Pedan, dan Puskesmas Pedan. “Untuk lainnya menjalani rawat jalan,” jelas Mentes.

Advertisement

Mereka juga mengaku sebelumnya mengonsumsi pecel dan gudangan yang dibeli dari salah satu pedagang di pasar wilayah Desa Temuwangi, Pedan. Sebelumnya, Dinkes Klaten sudah melakukan penyelidikan epidemiologi menyusul kasus keracunan pecel tersebut.

Uji Sampel di Laboratorium

Dinkes juga sudah mengambil sampel makanan untuk memastikan kandungan di dalamnya. Sampel yang diuji yakni sayur kenikir, timun, kacang panjang, ampas kelapa (sambal kelapa), trancam, kemangi, serta gudangan.

Sampel itu diuji ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BB Labkesmas) Yogyakarta, Selasa (20/2/2024). Dinkes menunggu hasil pengujian sampel pecel tersebut untuk memastikan penyebab keracunan yang dialami 30 orang di Klaten tersebut.

Advertisement

“Untuk proses pengujiannya memang membutuhkan waktu cukup lama. Karena masih dilakukan sejumlah rangkaian pemeriksaan terhadap beberapa parameter bakteri. Mungkin sekitar sepekan,” jelas dia.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan dugaan kasus keracunan itu terdeteksi Dinkes pada Senin (19/2/2024).

“Prosesnya Sabtu sore itu ada warga Pedan dan Trucuk yang membeli pecel di pasar. Pada Minggu ada yang bergejala mual-mual dan muntah kemudian periksa ke klinik ada dua yang mondok di puskesmas pedan dan dua mondok di PKU Pedan,” jelas Anggit.

Advertisement

Dia juga menjelaskan sudah ada pengambilan sampel dan dibawa ke BB Labkesmas Yogyakarta untuk dilakukan pengujian. Belum bisa dipastikan apa penyebab keracunan massal itu, apakah benar karena mengonsumsi pecel atau penyebab lain.

Dinkes baru bisa mengetahui penyebabnya setelah hasil pengujian sampel keluar. Namun, dari keterangan mereka yang bergejala, sebelumnya mereka mengonsumsi pecel yang dibeli dari salah satu pedagang yang sama. “Kami tetap masih melakukan pengecekan terlebih dahulu,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif