Soloraya
Sabtu, 6 Januari 2024 - 15:37 WIB

KPU Solo Tegaskan Spesimen Surat Suara Dua Kolom Bukan Substansi Simulasi 

Dhima Wahyu Sejati  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - LO DPC PDIP Solo, YF Sukasno menunjukkan contoh surat suara yang digunakan untuk simulasi pemilihan oleh KPU, Selasa (2/1/2024). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo, Bambang Christanto, menjelaskan polemik spesimen surat suara Pilpres 2024 yang hanya mencantumkan dua kolom bukan menjadi bagian dari substansi simulasi pungut dan hitung suara.

KPU Solo telah melakukan simulasi pungut dan hitung suara pada Selasa (26/12/2023). Simulasi dilakukan di TPS 03 Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, dengan melibatkan 233 pemilih.

Advertisement

Bambang menjelaskan pada simulasi tersebut ada substansi yang lebih penting yakni mengetahui apakah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sudah siap dalam menjalankan tugas. 

“Kedua, substansi dari simulasi itu bagaimana petugas KPPS melayani para pemilih, termasuk melayani yang disabilitas. Alhamdulillah mereka bisa melayani dengan baik,” kata dia, Sabtu (6/1/2024).

Advertisement

“Kedua, substansi dari simulasi itu bagaimana petugas KPPS melayani para pemilih, termasuk melayani yang disabilitas. Alhamdulillah mereka bisa melayani dengan baik,” kata dia, Sabtu (6/1/2024).

Bambang menekankan simulasi tersebut juga bertujuan untuk mengetahui apakah lokasi TPS bisa diakses dengan mudah oleh para pemilih. Lalu dengan simulasi itu, diharapkan pemilih juga bisa mengetahui alur dan tata cara melakukan pencoblosan. 

Dengan begitu meski hanya ada dua kolom di spesimen surat pada simulasi yang sudah dilakukan KPU tidak mengurangi substansi. “Sekali lagi kan itu simulasi ya, artinya gambarnya kan tidak ada orang riil, partainya juga menggunakan enam buah, nomornya juga menggunakan angka besar,” kata dia.

Advertisement

Sebagai info, DPC PDIP Solo sempat memprotes spesimen surat suara Pilpres 2024 dari KPU karena hanya mencantumkan dua pasangan capres-cawapres. Padahal ada tiga paslon di Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan LO dari DPC PDIP Solo, YF Sukasno, saat diwawancara wartawan di Karangasem, Laweyan, Selasa (2/1/2024). Dia berpendapat contoh surat suara untuk simulasi dapat menyesatkan para pemilih.

“Saya lihat loh kok ini kan yang dipakai tulisannya simulasi, berarti kan dipakai untuk latihan. Lah ini gambarnya kok hanya dua paslon, dan lah ini padahal ada tiga paslon yang berlaga, ini bisa menyesatkan,” ungkap dia.

Advertisement

Sukasno juga menilai akan ada pasangan capres-cawapres yang bisa diuntungkan dengan itu.

“Dari situ saya mikir, ini contoh yang dipakai untuk sosialisasi bisa menyesatkan. Bisa saja ditanyakan ke calon pemilih lain, yang dukung paslon lain, dia nyoblos yang paling kiri. Juga ada kotak yang selalu diuntungkan,” urai dia.

Padahal di contoh surat suara calon legislatif, menurut Sukasno, jumlah kotak parpol-nya sesuai dengan jumlah parpol peserta Pemilu 2024. Walau dia menilai mestinya tidak perlu memakai gambar buah sebagai simbolnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif