SOLOPOS.COM - Pengelola Omah Madu Klanceng memberikan penjelasan kepada wisatawan soal budi daya lebah madu tersebut di Desa Wisata Banyuanyar, Ampel, Boyolali, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Langkah Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 terhenti di 300 besar.

Desa wisata Kampus Kopi Banyuanyar gagal menuju babak 100 besar ADWI 2024.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Desa Banyuanyar, Komarudin, tetap bersyukur dengan pencapaian 300 besar ADWI 2024 karena melebihi pencapaian desa wisata perwakilan Boyolali pada ADWI 2023 yang baru mampu di tahap 500 besar.

“Sebenarnya targetnya bisa masuk 50 besar, tapi di 100 besar gagal. Ya sudah, enggak apa-apa, disyukuri,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat (24/5/2024).

Ia menjelaskan awalnya dari ribuan desa wisata diseleksi terlebih dahulu kemudian dikerucutkan menjadi 500 besar.

Lalu 300 besar, selanjutnya diumumkan 100 besar kemudian 50 besar, dan akhirnya penobatan desa wisata terbaik.

Komarudin menyadari ada beberapa hal yang harus dikoreksi. Ia mengatakan ada satu komponen dari administrasi ADWI yang belum terpenuhi yaitu pengelolaan sampah.

“Sehingga [syarat] itu kami kosongi. Mulai 2024 ini harus mulai fokus [di pengelolaan sampah]. Kalau dari segi atraksi dan sebagainya sepertinya imbang dengan yang lain,” jelas dia.

Komarudin menyampaikan karena berada di desa, Banyuanyar termasuk relatif bersih. Namun pengelolaan sampah sistemik tetap menjadi penilaian desa wisata.

Selanjutnya, ia menjelaskan Desa Banyuanyar telah mendapatkan juara III Desa Wisata Jateng 2023.

Ia juga mengatakan Banyuanyar juga memperoleh nominasi lima besar nasional desa wisata binaan PLN.

Kemudian pada 2024 ini selain mengikuti ADWI, Kampus Kopi Banyuanyar juga mewakili Boyolali dalam Desa BRIlliant.

Beberapa hal yang ditawarkan di Desa Banyuanyar, tutur dia, yaitu mengandalkan wisata tematik berbasis pertanian dan peternakan.

“Di tempat kami akhirnya muncul UMKM terintegrasi, istilahnya OKOP atau One Kampung One Product, ini menjadi unggulan wisata tematik kami,” jelasnya.

Menurutnya, tidak mudah membangun kampung-kampung UMKM terintegrasi berbasis masyarakat.

Komarudin mengatakan sebagian besar desa wisata menjual pemandangan alam yang telah diciptakan Tuhan.

Namun Desa Banyuanyar menawarkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sesuai dengan potensi yang ada.

“Masalah kejuaraan memang penting, karena itu prestige. Namun, yang paling penting kami bersyukur bisa mengimplementasikan green tourism, sustainable development goals, jadi wisata berkelanjutan. Semisal saya sudah tidak menjadi kades, program ini tetap berjalan,” kata dia.

Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan selain berfokus pada upaya percepatan pembangunan desa, ADWI 2024 juga fokus pada manajemen tata kelola desa wisata yang baik.

Dengan begitu, ke depan dapat meningkatkan kinerja desa wisata lebih profesional dan menaikkan ke level dunia.

”ADWI kali ini tidak hanya memberikan apresiasi, melainkan juga membantu menguatkan tata kelola desa wisata dan mendorong desa wisata untuk siap menuju desa wisata mendunia, berdaya saing, dan berkelanjutan,” kata Sandiaga saat mengumumkan 300 besar desa wisata terbaik ADWI 2024 di akun Instagram @anugerahdesawisataindonesia, Rabu (22/5/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya