SOLOPOS.COM - Kondisi keramba jaring apung yang digunakan petani untuk budi daya ikan di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Jumat (5/1/2024). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, WONOGIRI — Petani ikan karamba jaring apung (KJA) di Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri mendapat keuntungan besar saat periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Permintaan ikan air tawar dari para petani itu meningkat secara signifikan.

Peningkatan permintaan ikan air tawar itu terjadi sejak beberapa hari sebelum Natal. Kala itu, banyak pelanggan dari restoran dan rumah makan di luar Wonogiri yang memesan ikan air tawar dalam jumlah besar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mereka memesan ikan untuk menjaga stok libur Natal dan Tahun Baru. Biasanya, pengunjung rumah makan dan restoran meningkat saat peak season liburan.

Puncaknya pada malam pergantian tahun tepatnya pada Minggu (31/12/2023). Permintaan ikan air tawar ke petani karamba WGM Wonogiri kian tinggi, baik dari pengelola restoran dan rumah makan maupun perseorangan.

Masyarakat membeli ikan untuk disantap bareng-bareng dengan anggota keluarga saat merayakan detik-detik pergantian tahun. “Saat periode libur Natal dan Tahun Baru selalu meningkat [permintaan ikan]. Kira-kira dua kali lipat dibanding hari biasa,” kata seorang petani ikan KJA di WGM, Surya, kepada Solopos.com, Jumat (5/1/2023).

Surya mencontohkan jika hari biasa hanya mengirim 50 kilogram ikan, saat momen Tahun Baru ia bisa mengirim 100 kilogram ikan ke pelanggan. Alhasil, kalangan petani KJA di WGM mendapat cuan berlipat ganda selama periode libur Natal dan Tahun Baru.

Kondisi serupa terjadi saat libur Lebaran. Sebagian besar kaum boro atau perantau pulang ke kampung halaman mereka dan biasanya memborong ikan ke petani ikan keramba WGM Wonogiri dalam jumlah besar untuk dimasak di rumah.

Sebagian besar ikan yang dibudidayakan di KJA WGM dikirim keluar Wonogiri seperti Jogja dan Sleman, DIY. “Alhamdulillah, keuntungannya lumayan. Namun, kami juga mengurangi jumlah ikan yang dibudidayakan di karamba untuk menekan risiko kematian ikan saat pancaroba atau pergantian musim,” timpal petani ikan lainnya, Udin.

Selama beberapa tahun terakhir, tidak ada kasus kematian massal ikan budi daya akibat kekurangan oksigen di air. Saat musim hujan, air waduk cenderung lebih keruh sehingga berpengaruh terhadap kadar oksigen di air. Keruhnya air waduk disebabkan material lumpur yang mengalir dari sungai.

Para petani ikan KJA di WGM terbagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota mencapai ratusan orang. Kelompok petani ikan KJA tersebar di sekitar waduk, seperti Wonogiri dan Wuryantoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya