SOLOPOS.COM - Pimpinan DPRD Kabupaten Karanganyar melakukan sidak ke RSUD setempat pada Rabu (10/1/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pelayanan rawat jalan RSUD Karanganyar masih dinilai buruk. Bayangkan, pasien harus menghabiskan waktu tujuh jam lamanya untuk sekali periksa, mulai pendaftaran, kunjungan dokter, hingga menebus obat.

Pembangunan Gedung A RSUD yang diresmikan Desember lalu ternyata masih mangkrak. Padahan, gedung itu diharapkan bisa menjadi solusi memangkas waktu pemeriksaan pasien.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Buruknya pelayanan rawat jalan  ini ditemukan saat Pimpinan DPRD Karanganyar menggelar inspeksi mendadak (sidak) di RSUD Karanganyar pada Rabu (10/1/2024).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, dua Wakil Ketua DPRD, Anung Marwoko dan Toni Hatmoko, sidak ke RSUD Karanganyar sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka langsung menuju Gedung A RSUD.

Saat tiba, gedung megah yang dibangun menelan anggaran Rp27,7 miliar ini tak ada aktivitas. Pintu gedung tertutup. Kedua pimpinan Dewan ini lantas masuk melalui pintu samping.

Memasuki area dalam gedung, kondisinya masih kosong melompong. Mereka lantas mengecek satu per satu ruangan di sana. Usai mengecek gedung A, keduanya menuju tempat pengambilan obat pasien rawat jalan. Di sana mereka berdialog dengan warga yang tengah menunggu pengambilan obat.

Sampun dangu bu antrenya?” tanya Anung kepada salah satu warga diketahui bernama Wiwik, 39, dari Jumantono.

“Sudah dari jam 7 saya di rumah sakit sampai sekarang masih nunggu obat,” jawab Wiwik.

Wiwik menemani ibunya untuk kontrol kali pertama pasca-operasi jari tangannya di RSUD Karanganyar. Wiwik dan ibunya berangkat  dari rumah pukul 06.00 WIB naik mobil ambulans relawan. Setibanya di RSUD Karanganyar pukul 07.00 WIB, dia harus antre mendaftar.

Dari pendaftaran sampai masuk ke ruang dokter atau pemeriksaan, dia menunggu dua jam lebih. Kemudian dari itu, dia menunggu untuk pengambilan obat.

“Sampai sekarang [pukul 13.30] masih nunggu obat. Saya yang tidak sakit saja capek, apalagi ibu yang sakit pasti capek sekali,” keluhnya.

Keluhan sama disampaikan pasien lain dari Matesih, Tri Surati, 62 yang sama-sama masih antre obat. Dia mengaku datang ke rumah sakit sejak pukul 08.00 WIB. Namun hingga pukul 13.30 WIB, belum juga bisa pulang ke rumah.

“Saya hanya konsultasi saja ke dokter spesialis syaraf. Tapi sekarang nunggu obatnya lama sekali,” katanya.

Dia berharap ada pemangkasan sistem pelayanan rawat jalan pasien. Waktu yang terlalu lama sangat membebani pasien terutama yang sakit dan harus segera kembali ke rumah.

Mendengar keluhan itu, Anung meminta manajemen RSUD segera membenahi sistem layanan rawat jalan. Dia bersama Toni Hatmoko menyayangkan Gedung A RSUD Karanganyar yang sudah diresmikan sejak Desember kemarin oleh Penjabat (Pj) Bupati Timotius Suryadi belum juga dioperasikan. Padahal gedung tersebut digadang-gadang bisa mengurai persoalan antrean panjang layanan rawat jalan.

“Kami meminta agar Gedung A segera dioperasikan. Ini cukup aneh, diresmikan tapi belum dioperasikan,” kata Anung.

Anung menilai perencanaan dalam membangun Gedung A RSUD Karanganyar kurang matang. Mestinya selain pembangunan fisik juga dipersiapkan sarana dan prasarana pendukung. Sehingga saat diresmikan dengan sarana prasarana pendukung yang telah terpenuhi, maka langsung dioperasikan.

Toni Hatmoko menambahkan, harus ada sistem baru yang mampu memangkas layanan rawat jalan. Jangan sampai pasien rawat jalan menunggu hingga berjam-jam lamanya. “Harus bisa dipangkas. Ciptakan sistem yang baik,” katanya.

Jawaban Direktur RSUD Karanganyar

Direktur RSUD Karanganyar, dr. Arif Setyoko, mengatakan Gedung A dibangun untuk mengurai antrean di pasien rawat jalan yang mengalami peningkatan cukup signifikan.

Gedung A juga dibangun sangat representatif sehingga memberikan kenyamanan bagi pasien yang akan berobat rawat jalan di RSUD Karanganyar. “Gedung A ini merupakan gedung rawat jalan, gedung penunjang dan business center,” kata dia.

Dia menargetkan Gedung A bisa dioperasikan paling lambat bulan depan. Masih ada kendala dari pemenuhan sarana prasarana pendukung, memindahkan instalasi atau sistem dan penyediaan lahan parkir.

Dia mengeklaim RSUD Karanganyar telah menyiapkan langkah antisipatif agar tidak terjadi penumpukan pasien. Caranya, dengan membuka pendaftaran dua pintu, yaitu online maupun offline.

RSUD Karanganyar juga membuka layanan Batari Tantri (Obat Datang Sendiri Tanpa Antri) yakni layanan pengantaran obat bagi pasien rawat jalan. Ini sebagai upaya memangkas waktu layanan rawat jalan. Namun sayangnya belum banyak warga yang memanfaatkan layanan tersebut.

“Gampang kok caranya. Nanti setelah periksa jika obat dikehendaki akan diantar bisa tanyakan langsung ke petugas. Tentu ada biaya antar yang sudah ditentukan,” katanya.



Dia mengatakan RSUD Karanganyar terus meningkatkan sarana prasarana layanan kesehatan ke masyarakat. Rumah sakit tipe C ini diharapkan bisa menjadi rumah sakit andalan rujukan bagi warga di Karanganyar. “Kami ingin mengemas rumah sakit yang modern dengan pelayanan yang optimal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya