SOLOPOS.COM - Wamendes PDTT, Prof Paiman Raharjo (tiga dari kiri), menerima tamu di rumahnya di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Kamis (11/4/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Prof. Paiman Raharjo, memanfaatkan momen Lebaran tahun ini dengan pulang kampung ke Klaten. Selama dua hari, Paiman menggelar open house di rumahnya yakni di Rumah Kalimosodo, Gopaten, Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes.

Ratusan tamu berdatangan ke Rumah Kalimosodo sejak Rabu (10/4/2024). Pada Kamis (11/4/2024), warga sekitar berdatangan ke rumah Paiman dan keluarganya. Para tamu yang berdatangan mulai orang dewasa hingga rombongan remaja dan anak-anak. Aneka hidangan disajikan termasuk ratusan porsi bakso.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Lebaran ini sebenarnya dua hari. Kemarin tamu-tamu datang dari jauh ada yang dari Solo, Jogja, Semarang, bahkan Demak. Kemudian hari ini tradisi di kampung kami bahwa sehari setelah Salat Id, ada tradisi keliling silaturahmi. Dari pagi pukul 09.00 WIB, sudah lebih dari 400 orang,” kata Paiman saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis siang.

Paiman menjelaskan saban Lebaran dia mengusahakan untuk bisa pulang kampung. Hal itu dia lakukan untuk meneruskan tradisi orang tua.

“Walau orang tua kami sudah tidak ada, kami meneruskan tradisi orang tua kami mengumpulkan warga silaturahmi saling maaf memaafkan. Karena silaturahmi itu memperpanjang umur dan memperlancar rezeki,” jelas dia.

Paiman menilai tak banyak perubahan dalam tradisi Lebaran di kampung halamannya di Klaten. Sejak dulu, tradisi keliling satu per satu rumah di Gemblegan dilakukan pada hari kedua Lebaran.

Dia pun mengakui selalu bagi-bagi uang Lebaran untuk anak-anak. Setiap Lebaran, dia menukarkan uang dengan nilai total sekitar Rp20 juta. “Pasti habis. Dihabiskan untuk anak-anak itu,” kata Paiman.

Selain itu, Paiman membenarkan saat Lebaran rutin memberikan santunan terutama kepada warga di kampung halamannya. Seperti pada Lebaran kali ini, Paiman yang sudah pulang kampung sejak Jumat (5/4/2024) sebelumnya menggelar buka puasa bersama serta santunan kepada 400 janda dan emak-emak dari golongan duafa di kampungnya. Selain itu, ada kegiatan pemberian santunan untuk abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta.

“Saya mentradisikan, walau tidak pulang Lebaran, tetapi sebisa mungkin santunan di kampung ini setahun dua kali. Ada uang tunai dan sembako. Selama ada rezeki, akan terus kami lakukan. Karena memang kami senang melakukan hal-hal kegiatan sosial. Tidak hanya di sini, di Jakarta juga kami adakan. Dulu saya sakit. Pada 2019 operasi sampai lima kali. Kalau saya bisa selamat pokoknya saya abdikan diri untuk masyarakat. Karena memang harta kita kan dapatnya untuk dibagi, tidak hanya untuk kita saja,” jelas dia.

Di sisi lain, Paiman mengatakan saat rapat kabinet dengan presiden, antusias mudik Lebaran tahun ini luar biasa. Jumlah orang yang mudik diprediksi mencapai 160 juta orang dan terbanyak di Pulau Jawa.

“Antusias mudik luar biasa. Mau habis uang, mau capai di jalan, bahkan dicopet, tetapi tidak kapok agar tetap bisa pulang kampung. Bisa sungkem sama orang tua, bisa bertemu keluarga. Ini yang membuat magnet Lebaran. Lebaran ini juga mendongkrak perekonomian desa atau lokal,” kata Paiman.

Perjalanan Karier

Sebelum menjadi Wamendes PDTT, Paiman merupakan Rektor Universitas Prof. Dr Moestopo Beragama. Anak keempat dari delapan bersaudara itu menghabiskan masa kecilnya di tanah kelahiran yakni Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes. Dia bersekolah di SDN Gemblegan 1 Klaten dan SMP Santo Yusuf Klaten lulus pada 1985. Selepas lulus SMP, Paiman merantau ke Jakarta pada 1984. Niatan Paiman merantau lantaran ingin mandiri dan memilih mengalah agar adik-adiknya bisa sekolah.

Di Ibu Kota, Paiman awalnya bekerja sebagai tukang sapu. Dia pernah merasakan tidur di emperan hingga dikejar-kejar petugas keamanan. Paiman kemudian menjadi tukang kebun di Yayasan Gembala Baik Jakarta. Tekadnya yang kuat untuk melanjutkan pendidikan dan mendapatkan motivasi, Paiman kemudian melanjutkan pendidikan di STM Budhaya Jakarta. Dia kemudian nyambi menjadi satpam di Yayasan Gembala Baik.

Setelah lulus STM, dia melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) dan melanjutkan S2 program magister administrasi di kampus yang sama. Dia kemudian melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Padjajaran.

Saat menempuh pendidikan, Paiman bekerja di salah satu perusahaan. Dia juga merintis sejumlah usaha seperti usaha fotokopi, wedang jahe, hingga usaha nasi padang. Kariernya di kampus dimulai dari bawah dengan menjadi dosen, Kasubag, Kaprodi, wakil dekan, dekan, direktur pascasarjana, hingga menjadi rektor di Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya