SOLOPOS.COM - Mobil watercanon menyemprotkan air untuk membubarkan aksi unjuk rasa saat simulasi latihan kesiapsiagaan operasi di depan kantor Bupati Sukoharjo, Rabu (5/6/2024). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kodiklat TNI AD menggelar latihan penanggulangan konflik sosial yang merupakan bagian dari latihan kesiapsiagaan operasi atau LKO Kodam IV/Diponegoro di Jl Jenderal Sudirman depan Kantor Bupati Sukoharjo, Rabu (5/6/2024).

Kegiatan tersebut berupa simulasi penanganan kerusuhan aksi unjuk rasa atau konflik sosial yang melibatkan massa. Pantauan Solopos.com, Rabu, simulasi penanganan kericuhan peserta unjuk rasa dilakukan tepat di depan pintu gerbang Kantor Bupati Sukoharjo sekitar pukul 09.00 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Simulasi diawali dengan kedatangan massa pendemo ke Kantor Bupati Sukoharjo. Mereka menyampaikan aspirasi terkait kebijakan pemerintah yang dinilai memberatkan. Mereka diadang oleh petugas gabungan dari TNI-Polri.

Aksi saling dorong terjadi lantaran massa memaksa masuk ke kantor bupati. Gelombang massa aksi bertambah yang membikin suasana kian panas. Kericuhan pun terjadi setelah massa tak bisa dikendalikan.

Petugas gabungan juga menambah personel untuk meredam kericuhan di lokasi kejadian. Mereka membentuk barikade untuk melindungi diri dari benda keras yang dilempar massa.

Bahkan, satu unit mobil watercanon dikerahkan untuk membubarkan aksi demo di jalan raya. Aksi demonstrasi akhirnya bubar dan massa kembali ke rumah masing-masing.

“Latihan kesiapsiagaan operasi atau LKO Kodam IV/Diponegoro dilaksanakan di wilayah Kodim 0726/Sukoharjo yang melibatkan sekitar 1.000 personel. Mereka merupakan anggota TNI-Polri yang berupaya menangani aksi unjuk rasa,” kata Komandan Kodiklat TNI AD, Letjen TNI Widi Prasetijono, di sela-sela kegiatan.

“Ini menunjukkan sinergitas TNI-Polri dalam menjaga kondisi keamanan maupun realita di lapangan. Latihan dilakukan selama tiga hari,” tambahnya.

Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi, mengatakan latihan difokuskan pada prosedur penanganan aksi unjuk rasa yang berujung tindakan anarkistis. Personel gabungan dari TNI-Polri harus mampu menghadapi situasi tersebut demi menjaga kondusivitas keamanan daerah.

Personel TNI-Polri harus bahu-membahu membubarkan massa yang berunjuk rasa. “Di mana pun dan kapan pun harus siap mengawal stabilitas dan kehidupan sosial masyarakat yang kondusif,” ujar dia.

Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengapresiasi simulasi latihan kesiapsiagaan operasi guna menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Etik berharap sinergitas TNI-Polri semakin solid untuk memberi rasa nyaman dan aman masyarakat di setiap daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya