SOLOPOS.COM - Area sekitar Tugu Susu Murni akan menjadi lokasi pemasangan baliho Pemilu 2024 oleh KPU Boyolali. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI — Kabupaten Boyolali yang pada 5 Juni 2024 genap berusia ke-177 tahun masih menjadi magnet kuat investasi. Dalam setahun, nilai investasi yang masuk ke Boyolali mencapai hampir Rp2 triliun.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali lewat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat realisasi investasi Boyolali selama 2023 melebihi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Boyolali.

Pada 2023, target investasi RPJMD ditetapkan senilai Rp1.771.109.260.000, akan tetapi hingga triwulan IV 2023 capaian investasi Boyolali menembus Rp1.937.439.740.864.

Tercatat pada triwulan I, investasi yang masuk ke Boyolali senilai Rp599,37 miliar. Lalu, triwulan II Rp436,35 miliar, triwulan III Rp381,28 miliar, dan triwulan IV Rp520,49 miliar.

Keberhasilan Boyolali menjadi maget investasi tidak terjadi dalam waktu singkat. Akan tetapi, perlu proses bertahun-tahun untuk memupuknya. Sementara itu, dari kacamata pengusaha, ada berbagai alasan memilih Boyolali sebagai tujuan investasi.

General Manager (GM) Human Resources Management (HRM) PT Pan Brothers Tbk, Nurdin Setiawan, menceritakan ada tujuh alasan Pan Brothers Group memilih Boyolali sebagai lokasi pembangunan pabrik pada 2007 lalu.

Pabrik yang pertama dibangun yaitu PT Panca Prima Eka Brothers Boyolali di Butuh, Mojosongo. Saat ini, gedungnya menjadi PT Prima Sejati Sejahtera. Kemudian, pada 2011 menjadi Pan Brothers Unit IX.

boyolali magnet investasi
Pabrik PT Pan Brothers Tbk di Butuh, Mojosongo, Boyolali, Selasa (4/6/2024) (Solopos/Ni’matul Faizah)

7 Alasan Berinvestasi di Boyolali

Nurdin mengatakan sejak 2007 sampai sekarang, operasional perusahaan berjalan baik berkat dukungan dari pemerintah, baik di tingkat desa hingga kabupaten dan lingkungan sekitar. Ada pun tujuh alasan Pan Brothers memilih Boyolali menjadi lokasi pabrik, pertama yaitu lokasi geografis yang strategis.

“Boyolali itu termasuk dalam ring emas Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang atau Joglosemar. Lalu, secara regional Boyolali masuk Soloraya. Secara transportasi terdapat jalan nasional dan regional. Connecting antara Surakarta, Semarang, dan Yogyakarta,” jelas dia kepada Solopos.com, Selasa (4/6/2024).

Alasan kedua, Boyolali dekat dengan tiga bandara yaitu Adi Soemarmo Solo, Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Adisutjipto yang sekarang pindah jadi Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo.

Alasan ketiga, Boyolali juga dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Ia mengatakan waktu perjalanan dari Boyolali ke Tanjung Mas hanya sekitar 1,5 jam.

“Alasan selanjutnya, secara pemerintahan di Boyolali cukup ramah investasi. Apalagi Boyolali memiliki motto Boyolali Pro Investasi. Secara perizinan mudah, ketersediaan lahan untuk tata ruang industri juga sudah ditentukan oleh pemerintah, sehingga diberi kemudahan investor untuk berinvestasi di Boyolali,” kata dia.

Ia mengatakan perizinan pembangunan pabrik dan perusahaan di Boyolali lebih mudah. Tercatat, setelah memiliki gedung di daerah Butuh, Mojosongo, pada 2013, PT Pan Brothers mulai membuka pabrik baru di Sambi dan Klego.

Selain menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali ramah investasi, ia juga mengatakan Boyolali memiliki ketersediaan sumber daya manusia yang baik. Alasan selanjutnya, tutur Nurdin, yakni iklim dan lingkungan perburuhan di Boyolali yang kondusif. Upah minimum di Boyolali cukup kompetitif untuk industri padat karya yang berorientasi ekspor seperti Pan Brothers.

Ekspansi Pabrik

Nurdin mengatakan secara keseluruhan tidak ada kesulitan signifikan saat menjalankan Pan Brothers di Boyolali. Kali pertama PT Pan Brothers Tbk mendirikan pabrik di Mojosongo karena dekat dengan pusat pemerintahan dan dekat jalan nasional serta regional.

Apalagi, lokasi kecamatan kota kemudian berpindah dari Boyolali ke Mojosongo. Kemudian Pan Brothers berekspansi ke Boyolali Utara. Itu pun, kata Nurdin, atas saran dan arahan dari Pemkab Boyolali karena ada zona industri di sana.

“Awalnya ada yang pesimistis, daerah Klego yang melintasi pegunungan jalur transportasinya lebih sulit, ketersediaan tenaga kerja, dan air [juga sulit]. Namun, kami optimistis mulai membangun di sana, dan ternyata untuk jalur transportasi kontainer bisa dari arah Salatiga,” kata dia.

kawasan boyolali utara magnet investasi
Lalu lintas di Bundaran Karanggede yang masuk wilayah Boyolali utara, Sabtu (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Walaupun begitu, ia mengingat pada saat ekspansi pabrik ke Klego pada 2013, sempat ada kesulitan air bersih. Baru setelah tiga tahun pabrik berdiri, Pan Brothers di Klego memiliki sumur sendiri dan memadai.

“Sebelumnya kami beli memakai tangki. Jadi rata-rata satu hari bisa tujuh tangki. Terus ada satu lokasi yang kami sewa dari warga. Dalam sebulan untuk membeli air bersih sekitar Rp75 juta,” kata dia.

Ekspansi juga dilakukan ke wilayah Sambi dan tidak ada masalah. Nurdin mengatakan berdasarkan data per April 2024, Pan Brothers Boyolali memiliki sekitar 20.000 karyawan. Sedangkan total karyawan Pan Brothers Tbk se-Indonesia mencapai 23.453 orang.

Mengenai pasokan energi listrik, Nurdin mengatakan saat ini kebutuhan 6,81 mega Watt sudah tercukupi. Pan Brothers menggunakan panel surya sehingga bisa menghemat 45%-50%.

Saat ini, kapasitas produksi PT Pan Brothers Tbk sebanyak 117 juta pieces per tahun dan 85 persennya berada di Jawa Tengah. Produk-produk PT Pan Brothers berupa pakaian olahraga, jaket, technical wear, functional wear, dan sebagainya.

47 Perusahaan Masuk Apindo

Produk-produk itu telah diekspor ke banyak negara di Benua Asia, Amerika, Eropa, dan sebagainya. Banyak produk-produk global yang telah bekerja sama dengan PT Pan Brothers. “Sales kami untuk 2023 sebanyak USD581 juta,” kata dia.

Boyolali sebagai magnet investasi juga diakui Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Boyolali, Imam Bakhri. Ia menilai iklim investasi di Boyolali kondusif. Selain itu, upah, perizinan mudah dan transparan juga menjadi daya tarik investasi.

Saat ini ada 47 perusahaan yang menjadi anggota Apindo Boyolali. Perusahaan tersebut bergerak di bidang padat karya seperti tekstil, garmen, plastik, makanan, rumah sakit, dan sebagainya. Sebanyak 47 perusahaan tersebut menyerap pekerja sekitar 59.000 pekerja dan mayoritas berasal dari Boyolali.

Apindo Boyolali tolak tapera magnet investasi
Ketua Apindo Boyolali, Imam Bakhri. (Solopos/Ni’matul Faizah)

“Pekerja mayoritas dari wilayah sekitar. Upah bukannya upah murah tapi yang berkeadilan. Lalu, pengurusan perizinan juga sangat mudah. Harga tanah masih terjangkau dengan infrastruktur yang memadai,” kata dia mengenai daya tarik investasi Boyolali.

Ia mengatakan Apindo memiliki hubungan yang bagus dan kooperatif dengan Pemkab Boyolali dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Apindo Boyolali juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan pemerintah.

Bertepatan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-177 Kabupaten Boyolali, Imam berharap Boyolali sukses dalam mengelola dunia industri yang pro investasi, sukses dalam pariwisata, dan dunia pendidikan.

Sebelumnya, Kepala DPMPTSP Boyolali, Purnawan Raharjo, menyampaikan selama 2023, kecamatan-kecamatan yang dibidik para investor biasanya daerah yang ramai seperti di sekitar jalur Solo-Semarang.

Penghargaan dari Kementerian Investasi

“Ada [investor yang membidik] di wilayah Ampel, Gladagsari, Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Ngemplak juga. Kecenderungan investasi baik kecil maupun besar mendominasi di kecamatan-kecamatan tersebut,” kata dia.

Walaupun begitu, Purnawan mengungkapkan investasi juga tumbuh di Boyolali utara. Hal tersebut karena Pemkab Boyolali serius untuk membangun infrastruktur di wilayah utara.

“Sudah ada investasi di Boyolali utara semisal pabrik tekstil di daerah Sambi dan Klego, ada juga ternak ayam dari perusahaan besar di daerah Wonosegoro,” kata dia.

Ia menjelaskan faktor penunjang investasi selain jalur transportasi yakni ketersediaan pasokan listrik dan air. Selain itu, ada pula suntikan dari Pemkab Boyolali berupa kemudahan fasilitas kemudahan pelayanan perizinan.

Purnawan menjelaskan jika ada investor hendak berinvestasi atau sekadar konsultasi, mereka akan diundang ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Boyolali untuk bertanya dan akan disiapkan stakeholder terkait agar investasi dan konsultasi bisa berlangsung di satu tempat tanpa harus mobile ke beberapa instansi.

Purnawan mengatakan atas pelayanan tersebut, Pemkab Boyolali diganjar penghargaan terbaik keempat dalam penilaian kinerja pelayanan terpadu satu pintu dan kinerja percepatan pelaksanaan berusaha pemerintah daerah 2023 dari Kementerian Investasi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan investasi Boyolali cenderung stabil dan terus di atas target selama tiga tahun ini. Pada 2021 berdasarkan RPJMD target investasi masuk Rp1,475 triliun dan terealisasi Rp1,988 triliun. Lalu, pada 2022 dari target Rp1,711 triliun terealisasi Rp3,125 triliun.

Ia menambahkan pada 2022, capaian investasi moncer karena ada proyek jalan tol yang nilainya lebih dari Rp1 triliun. Namun, ia menjelaskan di luar proyek jalan tol pun investasi Boyolali pada 2022 cukup tinggi yakni Rp1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya